sofiastetic, 2021
• ☆ •
Setelah Rea kembali ke sekolah, banyak orang-orang yang ternyata mencarinya. Mungkin karena beberapa dari mereka mengira jika Rea menghilanh begitu saja.
"Lain kali lo jangan pergi seenaknya sendiri dong, Re! Lo enggak tahu ya sbeerapa takutnya gue kalo lo beneran ilang? Atau lo kenapa-kenapa?" ungkap Teressa kesal dengan perbuatan temannya yang hanya tersenyum saja.
"Iya, enggak lagi anjir. Gue tadi mendesak banget makannya keluar tanpa bilang mau kemana. Tapi udah selesai kok urusannya. Jangan marah-marah gitu lah Sa, nyeremin banget mukanya. Lo juga Ber, itu matanya jangan melotot gitu aduh gue takut."
Kemudian mereka berempat menghela napas antara lega dan juga kesal dengan sikap Rea. Tetapi sebisa mungkin mereka menerima jika Rea sudah kembali dengan keadaan baik-baik saja.
Ketika mereka berlima akan kembali ke kursi masing-masing, lengan Rea ditarik oleh Jarvas dengan kuat, kemudian membawanya pergi dari keramaian tersebut sehingga mereka menjadi tontonan.
"Eh, eh, eh! Tolongin gue!" teriak Rea, tetapi temannya diam saja ketika melihat tatapan tajam Jarvas yang berarti jangan diganggu itu.
"Vas! Lo mau bawa gue kemana sih?! Woy?! Jangan macam-macam ya lo sama gue!"
Sial, gue baru aja lolos dari Marvel sekarang tinggal Jarvas? Kenapa sih nih anak? Mana mukanya nyeremin banget lagi.
Jarvas menarik dan membawa Rea ke tangga menuju ke lantai dua. Cowok itu sedikit mendorong Rea agar terduduk di salah satu anak tangga, sedangkan Jarvas duduk di sebelah Rea sambil menatap tajam gadis itu.
"Denger. Gue yang bawa lo kesini, Re. Gue juga yang harus tanggung jawab kalo ada apa-apa sama lo. Bisa-bisanya lo pergi tanpa pamit ke gue?! Lo kira gue enggak panik?! Lo kira gue enggak khawatir?! Lo salah besar Re, gue sekhawatir itu sama lo. Ponsel lo enggak bisa dihubungin. Dan lo pergi sendirian pake baju kayak gini. Lo mikir dong Re, lo itu cewek. Ngerti batasan lo harus gimana." cowok itu menarik napas kemudian melanjutkan, "Dunia itu keras, apalagi buat seorang wanita. Jadi, jaga diri baik-baik. Karena kalo bukan diri sendiri, terus siapa lagi?"
Rea yang biasanya selalu membalas ucapan Jarvas pun terdiam seribu bahasa. Ia tidak tahu harus mengatakan apa. Karena apa yang diucapkan Jarvas memang semuanya benar. Ia terlalu percaya dengan kekuatan diri sendiri tanpa menyadari bahwa dirinya juga wanita.
Mungkin sebagian merasa jika wanita yang pandai bela diri sudah pasti bisa menjaga diri sendiri. Tetapi nyatanya hal tersebut tidak terlalu berlaku jika wanita lengah sedikit.
"Gue minta maaf kalo bikin lo khawatir," kalimat tersebutlah yang keluar dari mulut Rea.
Jarvas menyandarkan tubuhnya di tembok sekolahan dengan mengurut pangkal hidungnya pelan. Rea yang melihat gerak gerik cowok itu pun merasa tambah bersalah dengan kelakuannya yang tanpa pikir panjang tadi.
"Gue kan udah minta maaf Vas, lagian kenapa sih lo segitunya khawatir sama gue?"
Jarvas menatap mata Rea dengan intens membuat gadis itu terdiam bingung.
"Lo enggak akan tahu rasanya, Re. Gue enggak mau kalo lo sampai kenapa-kenapa. Bukan cuma karena tanggung jawab gue bawa lo sebagai pasangan. Tapi karena dalam diri gue, gue mau jaga lo. Gue enggak mau ada sesuatu yang buruk terjadi sama lo. Apalagi di luar kendali gue. Gue bahkan enggak bisa ngebayangin itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJARVAS
Novela JuvenilRAJARVAS story of Andrea and Rajarvas. Ketika Rajarvas Bamantara si ketua geng besar bernama Adarioz harus berurusan 'lagi' dengan gadis cantik bernama Andrea Primadona, karena suatu kejadian yang tidak disengaja. Seperti namanya, Rea yang merupakan...