26. Liar

1.8K 175 74
                                    

sofiastetic, 2021
Playlist : Juicy Luicy - Tak terbaca

Jarvas sedang bersiap di depan cermin kamarnya. Setelan jas berwarna hitam lengkap dengan jam tangan di pergelangan tangannya. Walau pun wajahnya terlihat memar dan ada bekas luka, tidak menutup ketampanannya.

Malam ini, Papanya meminta untuknya hadir di pertemuan bersama dengan keluarga Tandrea. Alasannya untuk meresmikan acara perjodohan yang membuat Jarvas pusing bukan main.

"Gue harus dateng ke Om Geri besok. Dan gue pastiin perjodohan gila ini gak akan pernah berlanjut. Tenang aja, Pa," gumam Jarvas untuk meyakinkan diri sendiri.

Jarvas kali ini tidak mengendarai motor hitam kesayangannya, tetapi dengan mobil hitam yang jarang ia pakai karena dengan terpaksanya ia harus menjemput Tandrea di sebuah toko buku.

Setelah menempuh waktu yang cukup lama karena jalanan Jakarta macet, Jarvas sampai di depan toko buku yang Tandrea maksud. Ia pun melihat gadis itu yang tersenyum dengan lebar dan berjalan mendekat untuk memasuki mobil.

"Lama gak?" tanya gadis itu yang tidak dijawab sama sekali oleh Jarvas. Cowok itu fokus menjalankan mobil untuk menuju ke sebuah restaurant bintang lima yang sudah direncanakan sebelumnya.

Hening. Hanya terdengar lirih musik yang terputar di mobil membuat Tandrea mengalihkan pandangannya ke arah jendela.

"Kamu suka sama Andrea ya, Vas?" pertanyaan tiba-tiba yang diberikan oleh Tandrea membuat Jarvas mengalihkan perhatiannya sebentar.

"Gak," jawab Jarvas singkat. Tandrea sedikit cemberut mendengar respon Jarvas. Kemudian ia menatap Jarvas yang sedang fokus menyetir itu.

"Kamu tau, Vas? Kenapa aku minta kamu buat jemput aku di toko buku tadi padahal aku sama sekali gak beli buku?"

Jarvas hanya diam, tetapi diam-diam ia juga mendengar perkataan Tandrea karena ia masih memiliki telinga yang tidak tuli.

Melihat tidak ada respon dari Jarvas, Tandrea pun melanjutkan, "Aku sebenernya belum pulang sama sekali. Dan kenapa aku udah gak pake seragam sekolah? Karena aku tadi buru-buru beli baju dan langsung pake ini. Aku habis diculik, Vas." ucapan Tandrea membuat Jarvas terkekeh sinis.

"Lo kira gue bakalan dengerin drama lo?"

"Kamu gak percaya sama aku? Ini buktinya. Tangan aku merah dan ada bekas ikatan tali. Aku beneran diculik, Vas. Aku takut." Tandrea menutup wajahnya dengan kedua tangannya seperti ingin menangis.

Jarvas yang mengetahui hal itu pun menepikan mobilnya di tepi jalan. Ia hanya tidak suka jika ada wanita yang menangis, atau hal itu akan membuatnya teringat dengan almarhumah Mamanya.

"Ceritain ke gue," ucap Jarvas. Tandrea mendongakkan wajahnya dan tatapan mereka bertemu.

"J-jadi tadi aku baru aja selesai bimbingan OSN. Makannya aku pulangnya telat dan aku denger juga Leogar nyerang ke sekolah kita. Aku panik dan pulang lewat pintu belakang. Aku nolak buat gak dianter sama anak Adarioz. Terus tiba-tiba aja aku ngerasa gelap dan kesadaran aku hilang." Tandrea menangis dihadapan Jarvas membuat cowok itu mengambilkan tisu yang ada di belakang mobil kemudian melemparnya ke arah cewek itu.

"Dan lo nganggep lo diculik?"

Tandrea mengangguk. "Iya. Dan pasti kamu gak akan percaya sama siapa yang culik aku, Vas."

RAJARVASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang