41. D-Day

1.2K 200 265
                                    

Ada yang nunggu Rajarvas update?

Absen yuk, kalian maunya happy ending atau sad ending?

41. D-Day

Rea dan teman-temannya malam ini sudah berada di rumah Teressa, mereka sengaja untuk bersiap ke acara pertunangan Jarvas dan Tandrea bersama-sama.

"Lo yakin gak pa-pa liat doi tunangan sama orang lain? Kok muka lo sumringah gitu sih bukannya suram?" mendengar perkataan Teressa, Rea berdecak sambil memutar bola matanya. Kemudian ia berbalik menatap Teressa dan ketiga temannya yang lain sedang menatap ke arah Rea penuh tanda tanya.

"Jadi, lo maunya gue nangis darah atau gimana, Sa? Masih untung ya gue happy gini. Kalo gue percaya jodoh gak akan kemana. Kalo emang dia jodoh gue, pasti balik ke gue kok. Tapi kalo emang bukan, ya udah, gue sama Na Jaemin aja."

"GUNDULMU! Tapi serius, Re? Lo gak ada perasaan apa-apa mau datengin tunangan Jarvas? Mantan lo yang lo gamonin loh ini, Re? Gue jadi lo kayaknya udah nangis meraung-raung deh." Berlin memang terlalu mendramatisir kejadian ini, padahal Rea enjoy-enjoy saja karena rencana yang ia susun dan Jarvas akan terlaksana malam ini juga.

Semoga gak ada halangan. Apa gue ceritain ke mereka aja ya?

Rea terdiam memikirkan apa ia harus menceritakan tentang kebenarannya atau tidak, sampai suara Natta menginterupsi mereka.

"Angga udah di bawah. Kalian berangkat jadinya sama siapa?"

"Gue sama Oji kok. Dia juga lagi otw. Kalo Berlin mah sama yang punya rumah. Abrisam. Lo sama Rea, Sa?" tanya Ansel pada Teressa yang sedang mengambil tas kecil di lemarinya.

"Iya, gue sama Rea kan jomblo. Mau duluan lo, Nat?"

"Boleh?" keempatnya mengangguk.

"Boleh. Gak pa-pa. Nanti juga kita ketemu disana kok. Hati-hati ya, beb." mereka bercipika cipiki ala-ala cewek yang akan berpamitan, kemudian Natta terlebih dahulu turun dan disusul oleh yang lain. Kecuali Teressa dan Rea.

Teressa mendekat ke arah Rea yang masih membenarkan makeup miliknya.

"Gue tau, lo ada sesuatu yang direncanain sama Jarvas kan, Re?" mendengar itu Rea menghentikan kegiatannya kemudian menatap Teressa dari arah pantulan kaca.

RAJARVASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang