sofiastetic, 2021
• ☆ •
Rea dan teman-temannya saat ini sedang berjalan di koridor menuju ke parkiran. Sengaja mereka memilih untuk pulang ketika keadaan sekolah sudah mulai sepi karena pasti pandangan orang-orang terhadap Rea akan berbeda. Sebenarnya, Rea bukan tipe orang yang mementingkan opini orang lain, tapi siapa sih yang tidak risih ketika kalian diam tetapi orang-orang menatap kalian?
"Lo yakin pulang sendiri Re? Gue takut deh lo kenapa-kenapa nantinya," ucap Teressa ketika mereka sudah dekat dengan parkiran sekolah.
"Serius. Gue udah gak kenapa-kenapa Sa. Santai aja ya? Kalo gue balik ngikut lo juga kan sama aja nanti yang bawa mobil gue siapa coba?" kata Rea membuat mereka terdiam.
"Lo balik sama gue." tiba-tiba suara berat terdengar dari arah belakang mereka membuat mereka kompak menghadap ke belakang. Terlihat Jarvas yang berdiri dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana.
Rea menggeleng dengan semangat. "Enggak mau gue! Apa-apaan sih Vas?"
"Re, lo balik aja sama Jarvas aja deh gue lebih tenang," kalimat yang terlontar dari Berlin membuat gadis itu melotot tidak terima.
"Enggak mau gue Ber... Serius. Enggak, duarius deh!" tolak Rea mentah-mentah.
"Gue tadi gendong lo dari kantin ke UKS. Berat kalo lo mau tau. Bayarannya cuma lo balik sama gue," ujar Jarvas membuat kelima gadis itu melototkan matanya bingung. Ini orang aneh ya? Bayaran mah biasanya duit. Lah ini? Pulang bareng??
"Ck! Suruh siapa lo gendong gue?! Ada gue minta lo buat gendong gue? Enggak kan? Dahlah gue balik." baru saja gadis itu melangkah, lengannya sudah ditarik oleh Jarvas membuat kening Rea berbenturan dengan dada bidang milik cowok itu.
"Dia balik sama gue. Kalian balik aja udah sore gini," katanya.
"Serius lo anterin ke rumah kan, Vas? Awas aja lo kalo Rea lecet sedikit pun!" kemudian teman-teman Rea memilih untuk pergi dari situ meninggalkan Rea dan Jarvas.
Rea menatap mata Jarvas dengan tajam. Seolah mengibarkan bendera perang.
"Apa?" tanya cowok itu membalas tatapan tajam Rea.
"Gue balik sendiri."
"Enggak usah ngaco. Enggak sadar lo tadi kenapa hah? Untung gak gue videoin lo." Jarvas menarik tangan gadis itu menuju ke mobil milik Rea. "Mana kunci mobil lo?"
Rea mengangkat kedua alisnya bingung. "Buat apaan?"
"Buat nganterin lo pulanglah. Buat apalagi Andrea Primadona?" Jarvas dengan sengaja menyentil dahi Rea membuat gadis itu meringis sambil mengusap dahinya.
"Ck, bilang aja lo mau nebeng gue kan?"
"Enggak. Mana kunci mobil lo Re?" dengan terpaksa gadis itu mengambil kunci mobilnya di saku dan memberikannya kepada Jarvas.
Akhirnya mereka berdua naik ke dalam mobil dengan Jarvas yang menyetir. Sedangkan Rea duduk di samping Jarvas sambil mendengus kesal.
"Terus motor lo gimana?" tanya Rea untuk menghilangkan keheningan yang mencekam ini.
"Gampang. Dibawain sama Sagara," ucap Jarvas sambil fokus menyetir. Rea memperhatikan tangan besar cowok itu yang memegang stir mobil dengan tangan satu. Ada gelang hitam di lengannya dan juga sebuah tato kecil di bagian jempolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJARVAS
Teen FictionRAJARVAS story of Andrea and Rajarvas. Ketika Rajarvas Bamantara si ketua geng besar bernama Adarioz harus berurusan 'lagi' dengan gadis cantik bernama Andrea Primadona, karena suatu kejadian yang tidak disengaja. Seperti namanya, Rea yang merupakan...