aneh

864 108 28
                                    

Retha semakin merasa tidak tenang dan gelisah karena Alfonso dan Cloudy saat ini sudah berada di perjalanan dari bandara menuju ke rumah sakit. Pagi tadi Retha akhirnya menghubungi keluarga Hasan dan menceritakan tentang amnesia yang dialami oleh Maxi sejak putranya itu sadar setelah koma setahun lebih.

Keluarga Hasan juga berencana untuk berangkat ke China menyusul Cloudy dan memberi dukungan pada putrinya.

Retha sungguh tak tahu harus berbuat apa, karena kini Maxi seakan merasa mendapat restu bagi hubungannya dengan Claire sehingga dia tidak sungkan lagi menunjukkan kemesraan nya dengan Claire di hadapan Retha. Retha melihat Claire pun memilih untuk menikmati hubungan palsu ini.

Ceklek.

Pintu dibuka oleh seseorang, dan semua mata memandang ke arah pintu. Retha dan Claire seketika menjadi sangat tegang dalam hati mereka, karena melihat Alfonso mulai melangkah masuk diikuti oleh Cloudy di belakangnya.

Retha segera memeluk Alfonso, lalu berganti memeluk Cloudy dan menangkup wajah gadis itu dengan tatapan yang penuh rasa bersalah, terlebih mata gadis itu sangat bengkak dan wajahnya sangat sembab, meski dia memakai kacamatanya namun masih tetap terlihat bahwa gadis itu tidak berhenti menangis entah sejak kapan.

"Dad... Bagaimana penerbanganmu?" Sapa Maxi sambil memeluk Alfonso yang mendekat ke tempat tidurnya.

"Tidak terlalu menyenangkan." Sahut Alfonso lalu menatap ke arah Claire.

"Dad, perkenalkan ini kekasihku Claire. Maaf, aku belum sempat membawanya ke rumah untuk berkenalan denganmu. Claire, ini daddy aku." Ucap Maxi sambil meraih tangan Claire dan mengecup punggung tangannya. Alfonso hanya mengangguk tanpa senyuman pada Claire, membuat wanita muda itu menunduk tak berani menatap Alfonso.

"Kau datang bersama siapa dad?" Tanya Maxi saat melihat ada gadis yang sedang dipeluk oleh Retha.

Retha membawa Cloudy mendekat ke tempat tidur Maxi. Cloudy hanya bisa menunduk, hatinya sakit melihat kekasihnya itu menggenggam tangan wanita lain.

Maxi memandang Cloudy dengan tatapan berkerut, aneh dan bingung, seolah mengenal namun tak mampu mengingat apapun tentang gadis yang berdiri di samping Retha.

Beberapa kali Maxi mencoba mengenali gadis itu dengan tatapan menyelidik, namun Cloudy yang menunduk membuat Maxi tidak mampu jelas melihat wajahnya.

"Maxi, ini Cloudy. Putri dari keluarga Mr. Hasan, sahabat daddy di Indonesia." Ucap Alfonso berharap Maxi mampu mengingat tentang perjodohan mereka.

"Ouh, Hai.... Senang bisa berkenalan denganmu." Sapa Maxi pada Cloudy.

"Cloudy, coba angkat wajahmu." Bisik Retha dan Cloudy mengangkat wajahnya menatap Maxi.

Tatapan mereka bertemu, Maxi merasa aneh dengan tatapan Cloudy, hatinya merasa gejolak aneh juga, tapi dia tak mengerti apapun tentang semua itu.

"Siapa gadis ini? Mengapa aku merasa gelisah dengan tatapan dan matanya yang sembab? Ada apa denganku? Mengapa aku seolah cemas dengan gadis ini? Siapa dia? Mengapa dia juga tak berhenti menatapku? Tatapannya sungguh menyedihkan, hatiku seakan mampu merasakan kesedihan terdalamnya. Siapa dia? Siapa gadis ini?"
Batin Maxi sangat bingung dengan kehadiran Cloudy.

Tatapan keduanya itu masih terus berlangsung hingga beberapa menit berlalu, dan terhenti saat suara Retha hendak menjelaskan siapa Cloudy pada Maxi.

"Maxi, Cloudy ini.... " ucapan Retha terhenti karena suara Maxi.

Ssshhhh.... aaahhh!!!

"Kepalaku sakit sekali." Keluh Maxi memegang kepalanya dan terlihat sangat kesakitan

MAXITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang