Hari keberangkatan Cloudy ke Spanyol pun tiba, dua minggu setelah makan malam pertemuan itu.
Pagi ini Goldie sudah menangis sebelum berangkat ke sekolah.
"Sudahlah jangan menangis terus, kakak janji akan selalu video call denganmu setiap hari." Ucap Cloudy menghibur adiknya yang dari pagi tidak mau lepas memeluk kakaknya dan menangis, bahkan dari semalam Goldie meminta tidur bersama kakaknya.
"Video call kan gak bisa peluk kakak." Sahut Goldie.
Papa dan kak Arka hanya menggelengkan kepala karena mama juga jadi ikutan menangis dan memeluk Cloudy sama seperti Goldie.
"Sudahlah kalian ini jangan berlebihan deh! Cloudy hanya kuliah di Spanyol, kita juga bisa mengunjunginya kesana saat liburan tiba. Sudahlah Goldie, kau harus segera berangkat ke sekolah, Cloudy kita harus segera mengantarkan mu ke bandara, ijin pesawat pribadi Mr.Alfonso harus sudah berangkat 1 jam lagi." Ucap Pak Hasan melepaskan pelukan tiga wanita yang disayanginya.
Arka segera menarik Goldie dan menyuruhnya masuk ke dalam mobilnya untuk diantar ke sekolah, sekalian Arka berangkat ke kantor.
Pak Hasan segera menarik istrinya juga Cloudy untuk masuk ke dalam mobilnya yang lain. Dan sopir segera melajukan mobil itu menuju ke bandara Halim Perdana Kusuma.
Di bandara, mereka segera bertemu dengan Mr. Alfonso dan istrinya. Pengawal Mr. Alfonso segera mengambil koper dan barang bawaan Cloudy yang lain untuk dimasukkan ke bagasi pesawat.
Cloudy menghela napas lega karena anak Mr. Alfonso tidaklah ikut bersama mereka, entahlah dimana dia berada saat ini, Cloudy tidak ingin bertanya dan tidak ingin mencari tahu.
Bu Hasan memeluk erat lagi putrinya yang akan segera masuk ke dalam, air mata kembali mengalir di pipi ibu dan anaknya itu. Pak Hasan dengan berat menahan air matanya, lalu memeluk putrinya.
"Baik-baiklah disana Cloudy, selalu berikan kabar pada kami ya nak, papa menyayangimu." Ucap pak Hasan dan Cloudy mengangguk mencium tangan papa mama nya, dan menerima kecupan di kening dan pipi dari mama papanya.
Cloudy berjalan masuk ke dalam bandara, mengikuti langkah Mr. Alfonso dan istrinya, tidak lupa menoleh sesaat dan melambaikan tangannya sebelum menghilang dari pandangan orang tuanya.
***
Selama di pesawat, Mrs. Alfonso terus bercerita tentang Maxi, menunjukkan banyak foto Maxi dari kecil bahkan sampai yang terbaru.
Cloudy meskipun tidak tertarik namun sangat baik sebagai pendengar dan terkadang ikut tertawa mendengar tingkah lucu Maxi saat kecil, kebiasaan aneh Maxi.
Cloudy juga ikut sedih saat mendengar bagaimana Maxi sempat terpuruk saat kehilangan adiknya.
Kini banyak hal tentang Maxi yang sudah diketahui oleh Cloudy meski dia tidak menginginkannya, namun tetap saja dalam hatinya tidak timbul perasaan apapun terhadap Maxi, datar dan tetap kosong.
Empat belas jam waktu tempuh penerbangan ini, lebih cepat dari waktu tempuh pesawat komersil, karena mereka tidak harus transit lama apalagi untuk ganti pesawat, ini pesawat pribadi.
Mereka akhirnya tiba di bandara El Prat - Barcelona, Spanyol. Mereka sudah dijemput oleh sopir pribadi mereka dan beberapa pengawal lainnya.
Berlebihan. Itulah kata yang terungkap dalam hati Cloudy, namun Cloudy berusaha maklum dan menikmati saja ikut dalam perjalanan seorang triliuner.
Mr. Alfonso dan istrinya segera mengajak Cloudy ke tempat tinggal mereka. Cloudy bertanya-tanya dalam hati sambil melihat sekeliling rumah yang sangat mewah itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAXI
Любовные романыCloudy memiliki trauma pahit dengan pria bernama Maxi di masa lalu. Mungkinkah perjodohan yang diatur oleh orangtuanya akan berhasil? Apakah Cloudy akan menerima Maxi di masa sekarang?