Suasana di ruangan mendadak dingin, padahal ini adalah pagi dan sudah mulai siang. Maxi hanya diam menatap ke arah Cloudy, membuat gadis itu beberapa kali bergerak gelisah dan membenarkan letak kacamatanya yang tidak bermasalah.
Cloudy semakin gelisah, tidak tahan merasa dengan pasti bahwa dirinya sedang ditatap oleh Maxi terus.
"Bisakah kau berhenti menatapku?!" kesal Cloudy pada akhirnya mengangkat wajahnya dan membalas tatapan Maxi.
"Kau sedang apa? Bukankah kita akan menonton serial drama bersama? Mengapa kau masih duduk disana?" Tanya Maxi.
"Astaga! Meski hilang ingatan terhadapku, tapi sikapnya masih tetap sama! Suka memaksa!"
Batin Cloudy kesal."Aku sudah selesai menontonnya, dan aku tidak suka karena akhirnya terlalu menyedihkan, jadi tidak perlu menontonnya lagi." Sahut Cloudy.
"Kita masih bisa mencari film yang lainnya dan menonton bersama." Ucap Maxi.
"Sparkle, disini ada layar datar sebesar 55 inc yang bisa kau tonton dan pilih sendiri channelnya sesuai yang kau mau, kenapa kau justru ingin menonton dari laptopku?!" Kesal Cloudy dan membuat Maxi memegang kepalanya yang mendadak berdenyut.
Ssssshhhh....
Keluh Maxi merasa nyeri, Cloudy pun segera meletakkan laptopnya dan mendekati Maxi.
"Ada apa? Kenapa dengan kepalamu?" Tanya Cloudy cemas.
"SPARKLEEEE!!!!"
Sebuah bayangan kenangan suara yang memanggilnya dengan keras dan kesal itu mendadak teringat di pikiran Maxi, saat tadi dia mendengar Cloudy memanggilnya dengan panggilan itu."Jangan berusaha mengingat apapun. Hal itu bisa membahayakan ingatanmu yang lainnya." Ucap Cloudy.
Maxi terus berusaha bernapas panjang dan teratur supaya meredakan rasa sakitnya.
Sebuah bayangan muncul dalam kegelapan mata Maxi yang terpejam, dirinya berjalan di lorong apartmentnya dengan tersenyum lebar saat seorang wanita berseru keras dan kesal memanggilnya dengan sebutan Sparkle.
Maxi telah kembali tenang, dan kini mulai membuka matanya perlahan, lalu meraih gelas berisi air minum yang Cloudy berikan padanya. Maxi minum dan menatap ke arah Cloudy.
"Kenapa kau memanggilku Sparkle?" Tanya Maxi.
"Karena aku memang memanggilmu seperti itu sejak awal." Sahut Cloudy.
"Apa hanya kau yang memanggilku dengan panggilan itu?" Tanya Maxi lagi dan Cloudy mengangguk pelan.
"Jadi suara dalam bayangan itu adalah suaranya. Kenapa wajahku tersenyum lebar saat dia berteriak keras seperti itu?"
Tanya batin Maxi."Siapa kau sebenarnya? Mengapa kau memanggilku dengan nama yang berbeda dengan yang lainnya?" Tanya Maxi lagi.
"Jangan memaksa untuk mengingat siapa aku, dokter berkata semakin kau memaksa untuk mengingat semua nya, hal itu justru bisa membuatmu kehilangan semakin banyak ingatan masa lalumu." Sahut Cloudy.
"Apa kita memiliki hubungan dekat atau hubungan khusus?" Tanya Maxi sangat penasaran.
"Apa kau kekasihku atau selingkuhanku di belakang Claire?" Tanya Maxi lagi karena Cloudy hanya diam.
"Aku bukan selingkuhanmu! aku tidak akan pernah merendahkan diriku untuk menjadi seorang selingkuhan! apalagi dari pria sepertimu!" Sahut Cloudy kesal.
"Pria sepertiku? memangnya aku pria seperti apa?! Lalu siapa kau?" Tanya Maxi.
"Player, playboy, seperti itulah dirimu. Bukankah ayahmu dan Claire sudah menjelaskannya padamu? Itulah aku, seperti yang mereka semua katakan padamu." Sahut Cloudy.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAXI
RomantikCloudy memiliki trauma pahit dengan pria bernama Maxi di masa lalu. Mungkinkah perjodohan yang diatur oleh orangtuanya akan berhasil? Apakah Cloudy akan menerima Maxi di masa sekarang?