Selama satu bulan sejak pernikahan Arka, puluhan kali ciuman Maxi dan Cloudy semakin tak bisa ditahan untuk hanya sekedar sebatas di bibir atau sampai di leher saja. Mereka selalu ingin lebih, bahkan tangan Maxi juga tak mampu hanya berdiam di tengkuk Cloudy saja. Keduanya terus bertarung dengan gairah dalam jiwa dan janji yang pernah terucap.
Keluarga Hasan juga tidak bisa memajukan pernikahan mereka secara mendadak, karena semua orang akan berpikir bahwa Cloudy telah hamil diluar nikah. Maxi dan Cloudy tidak mampu menjelaskan alasan mengapa mereka ingin sekali memajukan tanggal pernikahan mereka.
Mereka diminta untuk bersabar menunggu empat bulan lagi menuju pernikahan mereka. Namun di saat semua persiapan mulai dilakukan, Maxi justru memilih untuk kembali ke Barcelona mengikuti kedua orangtuanya.
"Kenapa kau harus kembali ke Barcelona sekarang?" tanya Cloudy berkeluh pada Maxi saat di bandara.
Maxi tersenyum lebar sambil memeluk tunangannya itu.
"Aku harus menjauh darimu sebelum pernikahan kita. Kita berdua tahu bahwa kita tidak bisa tetap saling berdekatan sebelum kita resmi menikah. Aku tak akan bisa menepati janjiku padamu Cloudy." sahut Maxi.
"Tenang saja, kita hanya berpisah sementara, hanya empat bulan. Cloudy, kita sudah pernah berpisah lebih lama dari ini, dan kita bisa melewatinya. Empat bulan ini memang pasti akan lebih berat dari sebelumnya, karena sekarang kita berdua sudah benar-benar saling terikat, tapi aku percaya kita bisa melewatinya lagi. Aku percaya padamu." ucap Maxi.
"Aku takut... aku sungguh takut melepaskanmu pergi lagi.... terakhir kali aku melepaskanmu di bandara, kau justru melupakan aku." sahut Cloudy dan airmata mulai mengalir, membasahi kemeja Maxi.
Sebuah ingatan kembali terlintas di kepala Maxi, bayangan Cloudy yang juga menangis dan berkata seperti itu juga, dan bayangan akan janji utama Maxi kepada Cloudy juga ikut terlintas.
"Aku berjanji padamu, kemanapun aku pergi, aku pastikan aku selalu kembali padamu. Tak peduli dimanapun kau berada dan kemanapun aku pergi, aku pasti selalu kembali padamu."
Maxi tersenyum dan bersyukur dia mampu mengingat janjinya itu. Selama ini dia hanya ingat bahwa dia berjanji tidak akan menyentuh Cloudy sebelum pernikahan mereka, itulah mengapa Maxi secepatnya ingin menikahi Cloudy, karena dia memang tak sanggup untuk tidak menyentuh Cloudy lebih dari sekedar ciuman bibir.
Maxi sedikit melepaskan pelukan mereka dan mengangkat dagu Cloudy, mengusap airmatanya.
"Cloudy, percayalah padaku, karena kemanapun aku pergi, aku pastikan aku akan selalu kembali padamu. Tak peduli dimanapun kau berada dan kemanapun aku pergi, aku pasti selalu kembali padamu." ucap Maxi dan Cloudy sangat terkejut mendengarnya, airmata kembali mengalir, tapi kali ini adalah airmata kebahagiaan.
"Kau berhasil mengingatnya? sungguh? kau berhasil mengingat janji itu?" tanya Cloudy ingin lebih diyakinkan.
"Ya, saat kau berkata tentang ketakutanmu, ingatan itu muncul begitu saja. Aku pasti akan menepati semua janjiku padamu Cloudy. Percayalah padaku." pinta Maxi.
"Aku selalu percaya padamu, Maxi. Apa kau juga akan selalu percaya padaku?" tanya Cloudy.
"Tidak ada lagi yang bisa membuatku meragukan kesetiaanmu padaku. Aku sudah melihat sendiri bagaimana setiamu padaku, bagaimana kau memang sudah tergila-gila padaku." sahut Maxi tertawa di akhir kalimatnya.
Bugh!
AUCH!
Maxi langsung berseru kesakitan saat Cloudy menginjak kakinya.
"Enak saja! aku tidak tergila-gila padamu! Kau pikir aku ini sama dengan wanita-wanitamu yang dulu itu?! enak saja!" seru Cloudy protes. Maxi pun kembali tertawa, lalu meraih kepala Cloudy dan mengecupnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAXI
RomansaCloudy memiliki trauma pahit dengan pria bernama Maxi di masa lalu. Mungkinkah perjodohan yang diatur oleh orangtuanya akan berhasil? Apakah Cloudy akan menerima Maxi di masa sekarang?