Maxi masih terus mencuri pandang ke Cloudy, sambil menghabiskan makanannya, rupanya hal itu diketahui oleh Goldie, karena Goldie sedari tadi memang terpesona pada Maxi. Goldie segera menyenggol lengan kakaknya.
Cloudy menoleh ke arah Goldie, Goldie memberi tanda melalui matanya, Cloudy menoleh ke arah Maxi dan tatapan mereka bertemu. Maxi memberikan senyum manisnya pada Cloudy, namun sekali lagi senyuman Maxi tak mendapat respon dari Cloudy.
Maxi benar-benar merasa sudah dipermalukan oleh Cloudy, apalagi saat menoleh ke arah Goldie, ternyata Goldie sedang menahan tawa nya, semakin membuat Maxi geram.
Akhirnya makan malam pun selesai, kini mereka berada di ruang keluarga, Cloudy meminta ijin untuk ke kamar mandi, dan kesempatan inilah yang Maxi gunakan untuk bisa berbicara pada gadis itu.
Maxi mengejar langkah gadis itu, lalu menunggunya di depan pintu kamar mandi. Semua orang yang ada disana hanya tersenyum melihat Maxi yang mengejar Cloudy, karena memang itulah tujuan dari makan malam ini, mempertemukan dua orang itu untuk dijodohkan.
Cloudy sangat terkejut saat membuka pintu kamar mandi dan melihat sosok Maxi berdiri dihadapannya.
"Maaf, permisi..." Ucap Cloudy namun Maxi berdiri tak bergeming.
Cloudy menatap ke atas ke wajah maxi yang kini menunduk menatapnya, karena memang tinggi Cloudy hanya sebatas dada Maxi saja.
"Excuse me sir.." ucap Cloudy lagi menggunakan bahasa Inggris, karena baru teringat bahwa Maxi bukan orang Indonesia.
"Saya sangat paham dengan bahasamu, saya hanya tidak paham dengan sikapmu, berhubung kita sedang dalam masa perjodohan, tidak seharusnya sikapmu acuh seperti itu padaku." Sahut Maxi dan Cloudy kembali terkejut mendengarnya, Maxi sangat lancar dalam bahasa Indonesia.
"A..apa?! Ah ma..maaf sir, sepertinya anda dijodohkan bukan dengan saya." Sahut Cloudy dengan tidak peduli.
Maxi semakin geram mendengar seolah cloudy menolak dirinya, tidak bangga atau senang sedikitpun dijodohkan dengan seorang Maxi idola banyak gadis.
Maxi mengurung tubuh Cloudy di tembok menggunakan kedua tangan dan tubuhnya , menatap dan mendekatkan wajahnya. Cloudy merasa ketakutan.
"Sir, apa yang akan anda lakukan? Anda membuatku takut sir..." Ucap Cloudy bergetar dan hampir menangis.
Maxi akhirnya melepaskan Cloudy, tak ingin dipikir negatif oleh keluarga Hasan jika Cloudy menangis karenanya.
"Jangan memanggilku sir! Aku masih 25tahun, panggil saja aku Maxi." Ucap Maxi.
"Maaf sir Alfonso. Saya tidak bisa." Sahut Cloudy.
"What?! Apa susah mengucapkan Maxi?!" Tanya Maxi sedikit berseru kesal.
Cloudy meringis tersenyum.
" Ehm..bagaimana jika Sparkle?" Tanya Cloudy."Maxi! cukup Maxi! bukan yang lain!" Sahut Maxi kesal.
"Sparkle. Oke, just Sparkle." Ucap Cloudy lalu segera menyelusup kabur dari bawah lengan Maxi, dan berjalan cepat meninggalkan Maxi sebelum Maxi mengurungnya lagi.
Cloudy sedikit menghela napas lega saat berhasil kembali ke ruang keluarga, setidaknya Maxi tak akan berani melakukan apapun pada dirinya dihadapan keluarga mereka.
Cloudy kembali duduk disamping Goldie. Goldie penasaran dengan sikap kakaknya yang terlihat seperti habis melihat hantu.
"Kau kenapa kak?" Tanya Goldie berbisik penasaran.
Belum juga Cloudy menjawab Goldie, sosok Maxi kembali muncul di ruangan itu. Cloudy langsung melingkarkan tangannya pada lengan Goldie. Benar-benar ketakutan melihat Maxi. Goldie tahu bahwa telah terjadi sesuatu antara kakaknya dengan laki-laki itu. Goldie semakin penasaran apa yang telah terjadi hingga kakaknya menjadi sangat ketakutan seperti itu?.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAXI
RomanceCloudy memiliki trauma pahit dengan pria bernama Maxi di masa lalu. Mungkinkah perjodohan yang diatur oleh orangtuanya akan berhasil? Apakah Cloudy akan menerima Maxi di masa sekarang?