Kegilaan

1.3K 128 36
                                    

"Kak Arka, please..." Bujuk Cloudy tak hentinya sejak pagi tadi hingga siang ini.

"Ti.dak!" Sahut Arka tegas.

"Ayolah kak... Satu kali saja." Pinta Cloudy memohon lagi.

"CK! Apa sebenarnya yang Maxi lakukan padamu setiap kali video call malam?! Mengapa kau jadi gila seperti ini?!" Tanya Arka kesal pada ulah adiknya itu yang mendadak memaksa untuk ikut ke kantor dan ternyata hanya untuk memohon sebuah hal gila padanya.

"Aku akan terus disini jika kak Arka tak mau menolongku!" Ancam Cloudy dan Arka menghela napas berat.

"Kadang aku ingin memilih saat kau menjadi gadis pendiam dan kutubuku di rumah, daripada gila seperti ini! Papa harus tahu bahwa Maxi sudah memberi pengaruh buruk padamu! Supaya papa menjauhkan kalian atau bahkan memisahkan kalian!" Sahut Arka kesal.

"Aku juga akan melaporkan ke papa dan mama tentang apa yang kak Arka lakukan dengan kak Ocha! Biar dibatalin nikahnya!" Ancam Cloudy lagi, dan merasa pasti menang dengan ancamannya kali ini.

Arka mengusap wajahnya dengan gusar dan menghembuskan nafas besar dan panjang dari mulutnya, merasa kalah dengan ancaman Cloudy kali ini.

"Baiklah, sekarang kau pulang! Nanti malam kakak akan memberikannya padamu, karena Ocha yang menyimpannya, tapi kita harus mengajak Goldie dan Ocha juga! Aku tidak mau hanya berdua denganmu saja!" Sahut Arka akhirnya memenuhi permintaan gila Cloudy.

Cloudy pun tersenyum lebar, lalu memeluk kakaknya itu dan berterima kasih sambil mencium pipinya. Wajah Arka semakin kesal, kesal pada dirinya sendiri yang ceroboh sehingga Cloudy bisa memegang kunci utama untuk mengancamnya. Cloudy pun pulang ke rumah dengan tersenyum lebar.

❤❤❤❤❤

Malam hari.

"Kau yakin akan memenuhi permintaan Cloudy malam ini? Apa kau tak takut kedua orang tuamu akan marah besar pada kita semua?" Tanya Ocha meyakinkan calon suaminya itu supaya tidak salah bertindak menghadapi Cloudy.

"Cloudy memegang kartu As kita, jadi aku tak bisa menolak permintaannya ini. Lagipula malam ini papa dan mama sedang ada di Singapore untuk menemani oma dan eyang putri melakukan check up kesehatan dan therapy. Aku juga sudah memilihkan yang ringan untuk mereka." Sahut Arka dengan frustasi.

"Ya sudahlah, ayo kita temani mereka dan jadikan kedua adikmu itu wanita dewasa!" Ucap Ocha lalu mereka berdua melaju menuju ke rumah keluarga Hasan.

Arka dan Ocha akhirnya tiba di rumah megah itu dan di depan pintu sudah berdiri Cloudy dan Goldie.

"Kak, kau yakin meminta hal gila itu pada kak Arka?" Tanya Goldie pada Cloudy.

"Goldie, kalau kau takut dan belum siap, lebih baik kau mencari kesibukan lain di kamarmu." Sahut Cloudy yang langsung tersenyum saat melihat Arka dan Ocha turun keluar dari mobilnya dan melangkah ke arahnya.

"Kak Arka bawa kan?" Tanya Cloudy sangat berharap.

"Iya kakak bawa." Sahut Arka sungguh penuh perasaan bersalah.

"Cloudy, kau yakin ingin hal ini?" Tanya Ocha berusaha merubah pikiran gila Cloudy.

"Iya, dan aku juga butuh banyak masukan dan saran dari pengalaman kak Ocha sama kak Arka selama ini.

"Eh. Hmmm.... Cloudy.... Apa yang.... Apa yang kami lakukan itu sebaiknya jangan kau ikuti." Ucap Ocha juga dengan perasaan bersalah.

"Tenang saja kak, Cloudy hanya ingin tahu saja." Sahut Cloudy tersenyum lebar.

"Ya sudah, hanya malam ini saja! Jangan berani melakukannya tanpa ada aku dan Ocha! Kalian mengerti!" Ucap Arka memperingatkan kedua adiknya itu.

"Siap!" Ucap Cloudy dengan penuh percaya diri. Arka dan Ocha akhirnya hanya bisa menghela napas berat bersama, sedangkan Goldie wajahnya sudah sangat pucat karena takut bercampur bingung.

MAXITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang