Maxi tiba di mansion orang tuanya sehari sebelum akhir pekan tiba. Maxi langsung mengosongkan jadwal latihannya akhir pekan ini saat tahu bahwa Cloudy selalu menghabiskan akhir pekan di mansion keluarganya.
"Maxi!!! Mom sangat merindukanmu." Seru Mrs. Alfonso langsung memeluk Maxi begitu melihatnya masuk ke mansion.
"Aku juga sangat merindukanmu mom." Sahut Maxi sedikit membungkuk untuk memeluk ibunya.
"Kau terlihat sedikit lebih kurus, apa kau terlalu lelah berlatih hingga lupa makan?" Tanya sang ibu menatap Maxi.
"Aku merindukan masakanmu mom.. makanan di kampus tidak ada yang seenak buatanmu." Jawab Maxi membuat binar bahagia di mata ibunya.
"Baiklah, sekarang kau istirahat dulu, mom akan memasak khusus untuk makan malam kita." Ucap sang ibu dan Maxi tersenyum mengangguk, lalu naik ke atas menuju ke kamarnya.
Baru saja Maxi merebahkan tubuhnya ke tempat tidur, dan pintu kamar diketuk dari luar.
"Masuk" seru Maxi.
Pintu terbuka dan masuklah sosok Mr. Alfonso melangkah ke dalam.
"Hai dad.." sapa Maxi sambil merubah posisinya menjadi duduk."Hai son.." sahut daddy balas menyapa dengan tersenyum.
"Terjadi sesuatu di kampus?" Tanya sang Daddy dan Maxi mengernyitkan keningnya bingung.
"Apakah aku harus mendapat masalah dulu dari kampus, baru diijinkan pulang ke rumah?" Maxi balas bertanya.
Mr. Alfonso hanya tersenyum lalu duduk di tepi tempat tidur.
"Kau tidak pernah berubah Maxi, meski bertambah usia, namun kau selalu pulang saat bingung dengan hidupmu." Ucap Daddy."Ouh Tuhan, mengapa Kau membuat Daddy selalu bisa membaca pikiranku?" Omel Maxi merutuk keadaan sambil menutup wajahnya dengan bantal. Sang Daddy masih saja tersenyum.
"Jadi?" Tanya Daddy lagi.
"Entahlah, aku hanya merasa pesona ku mulai berkurang di kampus." Sahut Maxi dengan nada frustasi.
"Jadi ini karena wanita...huh?!" Ucap Daddy.
Maxi menghela napas berat.
"Lebih tepatnya seorang gadis, karena bisa kupastikan kalau dia masih perawan meski sudah kuliah lanjutan." Sahut Maxi"Lalu?" Tanya Daddy.
Maxi kembali membuka bantal yang menutup wajahnya dan menatap ayahnya.
"Begini, di kampus hanya ada dua tipe wanita, penyuka diriku atau pembenci diriku. Namun gadis ini bukanlah kelompok keduanya, karena dia tidak membenci diriku, namun dia suka mengacuhkan aku dan menolak berinteraksi dengan aku, ya meski kadang dia mau berbicara dan pernah pergi denganku." Ucap Maxi menghela napas di akhir ucapannya.
"Setidaknya dia tidak membencimu, jadi lebih mudah bukan?" Sahut Daddy.
"Tidak semudah ucapanmu Dad...entahlah, sepertinya pesonaku memang sudah mulai berkurang." Ucap Maxi.
"Bukan pesonamu yang berkurang Maxi, namun ada baiknya kau mengurangi bermain dengan para wanita one night stand mu itu. Ingat dia masih perawan brarti dia gadis baik-baik. Cukup kurangi bad boy mu, maka dia akan menyukaimu." Sahut Daddy menepuk-nepuk kaki Maxi lalu berdiri dan keluar dari kamar Maxi.
Mr. Alfonso tersenyum, dan yakin bahwa gadis yang membuat putranya galau adalah Cloudy. Cloudy sering bercerita bagaimana dia selalu kesal pada Maxi yang suka mengganggunya akhir-akhir ini.
Mr. Alfonso percaya dan sangat yakin bahwa Cloudy sanggup merubah Maxi menjadi pria yang lebih baik lagi, dan kini mulai sedikit terbukti.
Malam ini, keluarga Alfonso lengkap berkumpul di meja makan.
"Hmmm...masakan Mom tidak pernah ada gantinya, sangat enak." Puji Maxi pada mommy nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAXI
RomanceCloudy memiliki trauma pahit dengan pria bernama Maxi di masa lalu. Mungkinkah perjodohan yang diatur oleh orangtuanya akan berhasil? Apakah Cloudy akan menerima Maxi di masa sekarang?