janji

1.6K 166 12
                                    

"apa Claire itu kekasihmu?" Tanya Cloudy lagi karena tidak kunjung mendapat jawaban dari Maxi, hanya tatapan saja ke mata Cloudy.

Teetttt
Bel pintu apartment berbunyi.

"Makanan sudah datang.." ucap Maxi tersenyum lebar dan berdiri melangkah ke pintu.

Maxi mengambil makanan pesanannya dan membayarnya lalu kembali ke dekat Cloudy. Maxi menyantap pizza di hadapannya, menatap Cloudy yang kini sedang mulai mengetik tugasnya, menyalinnya dari kertas tadi ke laptop.

Pertanyaan Cloudy hanya tertiup angin begitu saja, tidak ada jawaban dan pembahasan apapun lagi, keduanya kembali pada apa yang dihadapan mereka masing-masing.

Maxi menemani Cloudy dengan menonton TV dan makan pizza.
Cloudy tidak menyentuh Snack yang tadi juga dipesan oleh Maxi. Cloudy terlalu serius mengerjakan tugasnya.

Maxi menoleh ke arah Cloudy, dan terkejut karena Cloudy kini sudah tertidur dengan kepala bersandar di pinggiran sofa sedangkan tangannya ada di keyboard laptopnya.

"Kupikir sedang serius mengerjakan tugas, ternyata tidur!" Ucap Maxi lalu menatap wajah Cloudy.

Perlahan Maxi mendekati wajah tertidur itu, melepaskan kacamata nerd dari wajah itu. Maxi tersenyum lebar menikmati karya Tuhan yang sangat luar biasa, pahatan yang begitu sempurna, cantik. Maxi bahkan dengan upaya keras menelan salivanya karena entahlah gairahnya mendadak berkedut dibawah sana.

"What happened to me?! Hanya menatap wajahnya saja sudah berkedut! Tahan dirimu Maxi! Bagaimana jika melihatnya dalam pakaian sexy?!" Batin Maxi merutuk dirinya sendiri.

Maxi lalu perlahan mengangkat tubuh Cloudy dan merebahkannya di tempat tidur. Maxi duduk di pinggiran tempat tidur di samping Cloudy, menarik selimut untuk menutupi setengah tubuh Cloudy.

Cloudy nampak menggeliat nyaman lalu terlelap lagi. Maxi tersenyum dan muncul keberanian untuk mengecup kening Cloudy. Maxi sungguh tidak tahan hanya menatap saja, namun dia ingat pesan Daddynya, gadis baik harus diperlakukan dengan sangat baik jika ingin mendapatkannya.

Cup!
Maxi mengecupnya di kening, namun ternyata bukan kecupan sesaat, bibir Maxi serasa ingin menempel sedikit lebih lama dari sekedar kecupan, mencoba melekatkan hatinya pada Cloudy lebih dekat.

Cloudy menggeliat tersenyum tetap terpejam matanya.
"Good night Mama.." bisik Cloudy dalam tidurnya.

Maxi mengernyitkan keningnya lalu tersenyum.
"Baguslah! Setidaknya hanya Mama nya yang pernah menciumnya." Batin Maxi senang.

Maxi lalu keluar dari apartment Cloudy dan kembali ke apartmentnya, tentu saja setelah membantu menyelesaikan ketikan tugas Cloudy dan merapikannya.

****

Siang ini mendadak berisik di kantin kampus.
"Cloudy! Cloudy!" Teriak Mina yang berlari bersama Antonio, mendekati tempat duduk Cloudy di kantin.

Cloudy sedang duduk bersama Giorgina dan juga Benny, menoleh ke arah Mina dengan bingung.

"Ada apa? Jangan berteriak di kantin! Kau mengundang banyak perhatian disini!" Ucap Cloudy kesal.

"Kau memang sudah menjadi perhatian bagi seluruh wanita di kampus ini! Kau sedang dicari oleh banyak wanita yang penasaran dan mungkin juga ingin menghancurkan wajahmu!" Sahut Mina, dan Antonio mengangguk berkali-kali setuju.

"What?!! Apa yang sudah aku lakukan?!" Tanya Cloudy bingung.

"Iya benar, apa salah Cloudy?!" Tanya Giorgina juga bingung.

"Apa kau tahu? Maxi memutuskan sepihak hubungannya dengan Claire pagi ini, dan Claire tidak terima akan keputusan Maxi itu, saat Claire sedang mengejar penjelasan dari Maxi, dia menyebut namamu Cloudy! Lalu Maxi justru menjawab iya kalau dia memang menyukai Cloudy !!
Bisakah kalian temukan dikampus ini ada wanita lain yang bernama Cloudy selain dia?!!" Ucap Mina menceritakan keributan di ruang loker tadi, dan juga bertanya pada semua temannya disana sambil menunjuk ke Cloudy di akhir kalimatnya.

MAXITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang