"Kau??? Merindukan aku??? Tanpa kabar selama seminggu??? Lalu wanita itu??? Siapa dia??? Dasar player!!! Aku benci padamu Sparkle! Aku.sangat.membencimu!" Sahut Cloudy semakin deras menangis dan beringsut dari bawah lengan Maxi, berlari menjauhi Maxi.
Cloudy terus berlari, hatinya terasa sangat sakit, menangis tak terima dengan sikap player Maxi.
"Dasar bodoh!!!! Untuk apa aku menangis?! Dia pasti hanya mengerjai aku! Ya! Dia pasti hanya mengerjai aku! Kenapa aku harus jadi baper seperti ini?! Ach memalukan! Dia pikir pasti aku cemburu dengan wanita itu! Ach sial!" Ucap Cloudy saat sudah berada di dalam subway menuju pulang. Cloudy menghapus air matanya dengan kasar.
Cloudy tak sadar ada seorang yang mengikutinya sedari tadi dan kini duduk tidak jauh darinya, terus memperhatikan dirinya dengan perasaan sama kacaunya dengan dirinya.
Maxi berkali-kali mengusap wajah dan rambutnya dengan kasar, kacau hatinya saat ini. Pernyataan hatinya malah justru membuat Cloudy menangis, sebegitu buruknya citra Maxi dimata Cloudy???.
Maxi tetap mengikuti Cloudy hingga ke apartment, dia mengkhawatirkan Cloudy yang pergi dengan menangis, dia sudah berjanji untuk selalu menjaga Cloudy seperti yang dilakukan oleh si Maxi yang di masa lalu Cloudy.
Cloudy langsung masuk ke lift dan menuju apartmentnya, Maxi sengaja menunggu naik lift yang satunya, karena Cloudy pasti akan semakin marah padanya, Maxi memberi ruang bagi Cloudy untuk menyendiri.
Maxi memandang pintu apartment Cloudy yang tertutup itu dan menghela napas lelah.
"Cloudy, kenapa kau menangis?" Tanya si Oma, yang melihat Cloudy pulang.
Cloudy langsung memeluk kedua neneknya yang sedang duduk di sofa itu, menatapnya sejenak, lalu segera masuk ke dalam kamarnya dan melanjutkan tangisannya.
Dari pulang sore tadi hingga tiba waktunya makan malam, Cloudy masih saja menangis dan tidak keluar kamar.
Si Oma dan Eyang Putri bingung juga panik melihat Cloudy yang menangis seperti saat 8 tahun lalu.
"Mariam, apa yang terjadi di kampus? Kenapa dia pulang dengan kondisi yang sama seperti 8 tahun yang lalu?" Tanya si Oma pada Eyang Putri.
"July, lebih baik kau tanya pada calon suaminya, bukankah mereka satu kampus? Pasti Maxi tahu apa yang terjadi pada Cloudy." Sahut Eyang Putri
"Kau benar! Aku akan segera ke tempat Maxi, semoga dia sudah berada di apartmentnya. Kau tunggu disini ya, jaga cucu kita! Jangan makan sebelum cucu kita berhenti menangis!" Ucap si Oma lalu berdiri dan keluar dari apartment.
Eyang Putri memang sudah sedikit pikun, jadi wajar si Oma selalu lebih cerewet.
Teeetttt....
Si Oma menekan bel di pintu apartment Maxi, dan tak lama Maxi membuka pintu dengan bingung."Grandma?" Sapa Maxi bingung.
"Maxi, apa kau tahu apa yang terjadi pada Cloudy saat di kampus? Karena dia terus menangis dari pulang tadi hingga sekarang belum berhenti." Ucap Oma dan Maxi terkejut sangat gugup, karena ini berarti Cloudy sudah menangis selama 3jam dan belum berhenti.
"m..mm...itu grandma...m...saya.." sahut Maxi gugup menjawab pertanyaan Oma.
"Ach sudahlah! Apapun masalahnya di kampus, sekarang tolong bantu kami menghibur Cloudy!" Ucap Oma tidak sabar menunggu penjelasan Maxi.
Maxi semakin bingung, bagaimana mungkin dia menghibur Cloudy? Sedangkan dia yang membuat Cloudy menangis seperti itu.
Maxi tersenyum canggung, karena Oma kini sudah menarik tangan Maxi untuk ikut ke apartment Cloudy.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAXI
RomanceCloudy memiliki trauma pahit dengan pria bernama Maxi di masa lalu. Mungkinkah perjodohan yang diatur oleh orangtuanya akan berhasil? Apakah Cloudy akan menerima Maxi di masa sekarang?