Part #49

527 35 0
                                    

"Hati itu seperti kaca, sekalinya hancur tidak bisa utuh kembali, karena ada serpihan-serpihan kecil yang hilang."
.
.
.
.
.

Karena anak-anak libur semester jadi Aya sedikit ada waktu senggang. Tak terasa sudah 4 hari ia di panti menemani anak-anak, mengajar anak-anak, membantu pekerjaan mereka, berkebun bersama mereka, dan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya. Telfon aya yang biasa ia gunakan memang sengaja di nonaktifkan. Ada telfon dari ponsel Aya satunya. Dan itu dari Faiz.

"Assalamu'alaikum mbak"

"Wa'alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh. Gawat"

"Gawat apa iz?"

"Tadii mas Davin kesini mbak, katanya mbak Aya nggak pulang udah 3 hari. Eh ralat nggak cuma tadi, setiap hari kesini"

"Setiap hari????"

"Iya udah 3 hari setiap sore kalau enggak pagi mas Davin kesini, katanya mbak Aya gaa bisa di hubungi. Dan untungnya bapak ibu pas nggak ada di rumah"

"Jangan kasih tau keberadaanku"

"Aduhh rumit banget sih, ga janji ya, kalau misal ibu yang kasih tau gimana?"

"Ya jangan sampai ibu kasih tau lah"

"Inget jangan sampai tau!"

"Iyaelah iye iye"

"Sebagai bonusnya nanti bagi dua keuntungan warung cendol bulan ini"

"Seriusan???, Siap banget kalau gitu"

"Yaudah, udah dulu ya, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh"

Aya kemudian melanjutkan aktivitas bersama anak-anak panti.

*****
Hari terus berlanjut, sudah hampir satu Minggu Aya nggak pulang. Ini merupakan hari ke enam baginya berada di panti. Ia juga masih menonaktifkan ponselnya. Sudah ada berapa ratus telfon masuk dari Davin, belum lagi chat nya. Setelah sholat isya berjamaah Sekar meminta Aya untuk menemaninya pergi belanja kebutuhan panti.

"Pasta gigi udah, sabun udah, kayaknya udah lengkap kak" Ucap Sekar

"Okedeh" Ucap Aya

Mereka hanya membeli peralatan-peralatan mandi saja, karena untuk bahan makanan sudah banyak di dapatkan dari donatur. Sesampainya di panti, Aya dan Sekar menaruh belanjaan mereka di meja dapur agar nanti di tata. Setelahnya Aya kemudian masuk ke kamarnya, kamarnya gelap, mungkin tadi ia lupa menghidupkan lampu.

Cklek (Aya menghidupkan lampu)

Deggg

Jantung Aya kaget ketika mendapati Davin sudah tidur di ranjang kamar Aya.

"Kenapa? Kaget? Kamu lari ke ujung dunia pun saya bisa menemukan kamu" Tanya Davin yang masih memunggungi Aya

"Nggak" Ucap Aya sembari menelan ludahnya susah payah

"Pulang!" Perintah Davin pada Aya

"Saya mau nginep di sini" Jawab Aya

"Pulang atau jangan pernah pulang sama sekali!" Ucap Davin dengan nada sedikit meninggi

"Nggak usah pulang sama sekali" Ucap Aya santai

"Istri harus mematuhi perkataan suaminya, ridho Allah ridho suami" Ucap Davin enteng

"Pulang sekarang juga!" Ucap Davin penuh penekanan

"Hmm"

Aya tidak membantah karena ia tau Davin tidak menerima penolakan. Setelah berpamitan dengan Bu Imah dan pengurus lain, Aya dan Davin masuk ke dalam mobil. Sama sekali tidak ada percakapan di dalam mobil. Dengan cepat Davin melajukan mobilnya. Aya cukup panik, seperti ada kemarahan besar dalam wajah Davin. Davin memacu mobilnya namun bukan jalan menuju rumah dinas. Setibanya davin masuk ke pekarangan rumah yang tak asing bagi Aya. Aya hanya mampu mengekori davin. Kemudian Aya dan Davin masuk ke dalam kamar yang terlihat sangat rapi, harum, dan sejuk.

Assalamu'alaikum LetnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang