Part #46

557 39 0
                                    

Asshalaatu khairum minan naum

Terdengar suaranya dari kejauhan

"Emmmm. Masih jam 04:00" Ucap Davin sembari menggeliat, ia tak sadar jika ia kini sedang tidur berhadapan dengan Aya.

"Masya Allah" Batin Davin sembari tersenyum. Aya menggeliat bergerak, Davin berpura-pura kembali tidur. Aya mrngucek-ucek matanya, kemudian melihat jam.

"Setengah lima" Ucap Aya

Ketika ia sadar tangan Davin melingkar di tubuhnya ia membelalakkan matanya. Kemudian ia memindahkan tangan Davin pelan-pelan. Ia memandangi wajah suaminya, terlihat sangat teduh dan manis.

"Jangan ngelihatin saya kayak gitu, nanti naksir" Ucap Davin sembari matanya tertutup

"U udah bangun?" Tanya Aya gugup kemudian mengalihkan pandangannya

"Dari tadi " Kata Davin tetap dengan mata tertutup

"Hah?" Kaget Aya

"Ngelihatin suami sendiri itu nggak dosa" Ucap Davin

"Ayo sholat'" Ucap Davin kemudian berdiri mengambil air wudhu.

Aya masih tidak percaya, bahwa ketika Aya menatap Davin lama ternyata dia mengetahuinya.

"Mau sholat ga?" Tanya Davin

"Iya, tunggu. Aku ambil air wudhu dulu" Ucap Aya

"Key, 2 menit dari sekarang" ucap Davin

Aya pun segera mengambil air wudhu dan kemudian mereka berdua shalat berjamaah. Setelah shalat subuh Davin kemudian membaca Al-Qur'an, hal itu sudah menjadi kebiasaannya. Dan Aya pun membantu ibu di dapur, menu hari ini ada sambel tomat, tempe goreng, perkedel, dan sayur bening bayam.

"Mas Davin, ayok sarapan dulu" ucap Aya

"Iya" Ucap Davin

Kemudian mereka menuju tempat makan

"Apa adanya ya le" ucap Ibu

"Iya Bu, nggak masalah kok" Ucap Davin sambil tersenyum

Setelah makan, mereka pun kembali ke kamar

"Kamu ambil cuti berapa hari?" Tanya Davin pada Aya

"Empat hari. Dari Jumat sampai senin" Ucap Aya

"Senin langsung ke rumah dinas kan?" Tanya Davin

"Emm, nggak bisa besok-besok aja?" Tanya Aya

"Besok kapan? Kenapa?" Tanya Davin sembari mengernyitkan dahi

"Gapapa" Ucap Aya

"Kenapa?" Tanya Davin pelan sembari menatap Aya

"Aku belum siap, dan aku kurang suka tinggal di rumah dinas yang serba berwarna hijau. Bisa nggak sih kalau tinggal di rumah biasa?" Tanya Aya sembari menunduk

Davin hanya menghela nafas kemudian tersenyum, kemudian memeluk Aya dari samping. Sontak saja Aya kaget, tubuhnya mematung, jantungnya berdegup kencang, dan darahnya mengalir deras.

"Siap tidak siap kamu harus siap. Suka tidak suka kamu harus suka. Karena itu bagian dari pekerjaan suami kamu" Ucap Davin sembari mengelus-elus pundak Aya

Hanya ada anggukan dari Aya. Davin meminta Aya untuk menyiapkan keperluannya nanti di rumah dinas. Tak lama dari itu Davin ijin keluar karena ada keperluan, handphone nya ia tinggal di rumah.

Tak terasa hingga Isya Davin belum pulang, padahal ia bilang hanya sebentar, dan sudah 6 jam tidak pulang. Aya berinisiatif untuk menelfon Davin, takutnya terjadi apa-apa di jalan. Dan ketika Aya menelpon Davin.......

Assalamu'alaikum LetnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang