Part #25

569 40 0
                                    

Karena hari ini hari Sabtu, maka program mengajar dan berbagi hanya sampai pukul 12:00. Itu tandanya Aya dan teman-teman pulang lebih awal. Rencananya Aya dan teman-teman ingin jalan-jalan di sekitar markas koarmada 3, sambil jalan-jalan di dekat pantai. Sembari mencari inspirasi dan mencharge semangat hihihi....

"Kota ini indah banget ga si?" Kata Aryo

"Yoi setuju, adem gitu" Kata Anis

"Nggak ah gua takut OPM hahaha" Fandio

"Do'a aja biar selalu dalam lindungan Tuhan" kata Juis

"Eh btw, Gaby mana?" Tanya Ayes

"Gaby baru PMS, jadi tak nak ikut" Kata Cut

"Ooohhh, ribet ya kalau cewek lagi PMS hahaha" Kata Juis

"Rasain lu besok kalau ada istri, mampus di jambakin" Kata Anis

"Aya, kok kamu kayak deket banget si sama tentara itu?" Tanya Ardimas

"Iya, sering ngajakin ngobrol kamu" Sambung Juis

Deg

"Tentara yang mana?, Disini banyak tentara, perasaanmu aja kali" Jawab Aya

"Enggak deh, yang itu lho, dia nganterin kita juga kok salah satu anggota mungkin, lupa namanya hahaha" Terang Juis

"Oh" Jawab Aya

"Kenal?" Tanya Ardimas

"Iya. Mending bahas proker deh hehehe" Jawab Aya

"Hahahaha" Tawa Ayes sambil senyum jahil

"Nggak usah ketawa, aku timbuk nih" Omel Aya sambil nimbuk Ayes

"Paham kok Ya. Bukan tidak menghargai apa yang Tuhan hadirkan. Akan tetapi, mempelajari situasi dan kondisi agar tidak ada banyak hati yang di patahkan" Kata Ayes

"Dan setiap kisah itu mendewasakan" Kata Ayes

Aya memang sudah sempat cerita dengan beberapa timnya salah satunya Ayes, walaupun belum bisa cerita detail.

"Iya Yes, makasih banyak yakk" Jawab Aya sambil senyum

Aya pun menjelaskan singkat apa yang sebenarnya terjadi pada timnya

"Percakapan macam apa ini? Hahahha" Kata Aya sambil tertawa

Kurang lebih tiga puluh menit mereka berdiskusi, setelah itu di lanjut dengan mengabadikan momen dengan berfoto ria. Ayes, Anis, dan Aya masih tinggal disana karena mereka masih ingin menikmati deburan angin tepi laut sembari meringankan beban pikiran, serta hati yang selalu ingin pulang karena tabungan kerinduan.

Ayes suka menulis, jadi tempat sejuk di pinggir pantai seperti ini cocok untuknya menulis.

"Ngelihatin letnan Davin berlatih ya?" Kata Vino yang membuyarkan lamunan Aya, serta mengagetkan Ayes dan Anis. Sejujurnya Aya nggak tau kalau yang sedang berlatih di tengah laut adalah letnan Davin

"Saya tidak tau itu siapa, dan tidak penting untuk aku ketahui" Kata Aya

"Oh ya?, Itu tidak mungkin, kharisma tentara bertambah 100% ketika sedang berlatih" Kata Vino

"Mungkin seperti itu bagi perempuan lain, tapi tidak bagi saya" Jawab Aya

Apa yang dilakukan Ayes dan Anis?, Tentu menjadi pendengar setia percakapan keduanya

"Suka dengan letnan Davin?" Tanya Vino

"Tidak!" Jawab Aya tegas

"Dia sedang dekat dengan seorang perempuan, perempuan itu juga sering kesini" Kata Vino

"Apa pentingnya untuk saya mengetahui itu?" Tanya Aya

"Mulut itu bisa berdusta, tapi mata bisa bicara tanpa kata" Kata Vino

Hening seketika melimuti, Aya malas berdebat untuk hal-hal yang tidak menguntungkan.

"Aya, inspirasiku nulis udah hilang. Aku mau masuk?, Kamu disini apa ikut?" Tanya Ayes

"Aku juga mau masuk Ay" Kata Anis

"Yaudah, ikut kalian lah" Jawab Aya pada kedua temannya

"Saya duluan" Kata Aya pada Vino. Vino pun hanya membalas dengan senyuman

Setelah sampai pada markas, mereka bersih-bersih mengerjakan laporan dan tugas masing-masing, kemudian istirahat.

*******
"Disini ada orang jual bubur kacang ijo ga sih?, Pingin sarapan burjo?" Tanya Gaby

"Lu pikir sini kota besar, semua serba ada hahaha" Kata Anis

"Rese deh, kalau ga ada masa sendiri aja yuk" Kata Gaby

"Cut tak suka masakan sini, bolehlah masak bubur kacang ijo hehe" Kata Cut

"Coba jalan-jalan ke warung sekitar" Jawab Aya

"Temenin!" Kata Gaby sambil mengedip-edipkan mata

"Yaudah" Jawab Aya

Aya dan Gaby pun berjalan menyusuri lorong, Gaby memasukkan kartu-kartu yang semalam ia keluarkan untuk mencari struk belanja. Sembari berjalan.

Brruukkkk

Tanpa sengaja Gaby menyengol seorang perempuan

"Astaga.. ya ampun maaf kak maaf" Kata Gaby sembari tangannya memohon, rantang makanan yang di bawa perempuan itu goyah, namun tidak sampai terjatuh.

"Iiih, kalau jalan lihat-lihat kak, untung makanan saya nggak jatuh. Ahhh ngeselin, pasti tumpah nih" Omel perempuan itu

"Iya kak, sekali lagi maaf sekali kak. Saya harus ganti rugi ya?, Ganti rugi berapa? Saya akan ganti" Kata Gaby

"Ahhh saya ga perlu uang kamu. Kalau jalan matanya ngelihat" Omel perempuan itu

"Maaf sekali kak" kata Gaby sambil menakupkan tangannya di depan dada

"Kak, maaf kan teman saya ya. Karena kami buru-buru jadi menyengol kakak. Sekarang kakak butuh ganti rugi? Atau mau kami Carikan makanan sebagai gantinya?" Tanya Aya

"Tidak perlu!, Makanan ini itu untuk calon suami saya. Dasar!, Makanya kalau jalan pakai mata" Perempuan itu masih mengomel

"Erlyta, ada apa kamu kesini?" Tanya seorang laki-laki

"Ini nih, perempuan ini jalan sama temennya nggak pakai mata, jadi makanan buat kamu tumpah dikit deh yank" Kata Perempuan itu pada sosok laki-laki yang ternyata adalah Letnan Davin

"What? Yank?. Pacar apa petasan banting sih?" Batin Gaby

"Oh ini pacarnya" Batin Aya

"Oh, gapapa" Kata Letnan Davin pada perempuan itu

"Kok gapapa gimana sih yank?, Aku udah capek-capek masak lho buat kamu, terus mereka main sengol dan tumpah, kamu bilang gapapa?" Kata perempuan itu yang bernama Erlyta

"Mereka nggak sengaja" Kata Letnan Davin

"Iihhh kok kamu gitu sih, nggak menghargai aku banget" Kata Erlyta

"Udah sekarang ikut saya" Kata Letnan Davin mengajak Erlyta pergi

"Heeeh, aneh" Kata Gaby sambil memutar bola matanya

"Ada ada aja ya" Kata Aya sambil tertawa

Mereka pun hanya menemukan warung yang menjual bahan mentah, tidak ada yang menjual bubur kacang ijo seperti burjo-burjo di Jogja. Alhasil mereka harus bersusah payah memasak. Dalam hal masak-memasak Cut yang paling jago diantara lainnya.

Hihihi Semangat ibu-ibu

Assalamu'alaikum LetnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang