Day 3 - Part 2
Kini semua peserta HC Looking for Talents berada di lapangan indoor Cindrawana, bersama dengan 200 penonton lainnya. Lapangan indoor sudah ditata sedemikian rupa untuk mendukung pertandingan hari ini.
"Oke, untuk tim 1, 2, dan 3 silakan ke posisi masing-masing, karena sebentar lagi pertandingan akan dimulai, yang akan dipandu dengan rekan saya. Sebelum itu, saya ingin memberitahu peraturan tambahan khusus untuk babak 1. Yaitu, kalian tidak boleh berpindah tempat untuk melancarkan tembakan. Jadi, kalian harus tetap di posisi selama sepuluh menit pertandingan berlangsung. Jika ada yang berpindah tempat secara sengaja atau tidak sengaja, akan mendapat potongan poin sebesar 35 poin."
Oke, peraturan tambahan itu tidak terdengar buruk bagiku. Aku, Aldric dan Zafar melangkah menuju tempat kami. Di lapangan ini terdapat 3 kubu yang membentuk segitiga sama sisi, yang masing-masing kubu untuk satu tim. Di sini juga terdapat benteng pertahanan yang tersebar di berbagai penjuru, untuk kami bertahan dari serangan. Benteng itu ada yang terbuat dari kayu, atau pun beberapa tong besar yang berjajar rapi. Lapangan ini pun dilapisi rumput sintesis, supaya terasa seperti bertanding di ruang terbuka. Lampu juga menyorot begitu terang ke berbagai arah.
Revolver sudah tergenggam erat di tanganku, begitu pun dengan tekad yang kuusahakan tak akan padam. Masing-masing tim telah berdiri di posisi masing-masing. Dengan The King yang berada di tengah. Dari sini, aku mengetahui bahwa The King tim 2 adalah Kak Daran, oke, aku tidak terkejut akan itu, karena kemampuan menembak Kak Daran sangat baik. Dan The King tim 3 ialah, emm, sepertinya Kak Erik. Aku ragu karena aku sampai sekarang belum hafal dengan wajah sekaligus anggota tim 3 selain Nala. Menurutku, wajah dua laki-laki di tim 3 terlihat mirip, aku jadi susah membedakannya.
"Baik, karena ketiga tim sudah berada di posisinya masing-masing, maka pertandingan hari ini akan kita mulai, dimulai dari 1, 2, 3!"
Tembakan entah dari siapa langsung melayang ke arah timku, namun kami masih sempat menghindar dan bersembunyi. Tanpa menunggu lagi, aku segera melayangkan peluru ke arah tim 3, aku mendesah kecewa karena tembakanku tidak akurat. Aku masih saja lemah soal ini. Mataku tak sengaja melirik Kak Valerie tengah mengincar Zafar yang sedang sibuk menembaki Kak Daran. Dengan cepat, aku segera meluncurkan peluru ke arah Kak Valerie, aku tidak bermaksud menembak tepat ke arahnya, tujuanku hanya untuk mengalihkan fokusnya. Dan itu berhasil. Tetapi itu menyebabkan Kak Valerie menatapku tidak bersahabat. Jujur saja, itu sedikit mengerikan.
Namun tanpa diduga oleh siapa pun, peluru meluncur begitu saja menuju lengan kiri Kak Valerie, yang ia pun tak sempat menyadarinya atau bahkan menghindar. Aku menoleh ke samping dan ternyata peluru itu berasal dari Aldric, ia terlihat gembira sekali. Aku tersenyum puas sambil menatapnya. Dan segera menunduk, takut terkena serangan balasan.
"Bagus sekali, tim 1 berhasil menembak tepat mengenai salah satu Bodyguard tim 2. Itu berarti 90 poin untuk tim 2 dan 110 poin untuk tim 1. Selamat!"
Aldric sudah mulai menembaki tim 2 lagi. Tetapi belum ada yang kena, begitu pun dengan Zafar, ia menyerang tim mana saja, sekaligus berusaha melindungi Aldric. Baik, giliranku yang harus menyerang tim 3, tetapi aku harus jauh lebih fokus. Zafar yang tahu aku hendak menyerang, ia meluncurkan peluru terus menerus kepada tim 3. Pada akhirnya kami bertanding dengan saling melindungi satu sama lain. Jika ada yang melihat kawan menjadi sasaran tembak, segera lindungi.
Aku meluncurkan peluru dan meleset lagi. Aku segera merunduk, begitu juga Zafar yang kehabisan peluru dan segera mengisinya. Peluruku masih sangat banyak, karena baru aku pakai dua dan dua-duanya meleset. Aku kembali memunculkan kepala secara sembunyi-sembunyi, bersiap menyerang Nala yang sedang sibuk menembaki tim 2. Begitu aku melepaskan peluru, tanpa kusangka, peluru lain meluncur tepat ke arahku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma Tersembunyi
Teen FictionSejak keikutsertaan Ralin dalam pertandingan HC Looking for Talents yang terkenal dan berlokasi di sekolahnya, ia menjadi terjebak dalam sebuah Kelompok Pejuang Keadilan yang disingkat KPK. KPK memiliki tujuan untuk mengungkap enigma yang telah dima...