Day 5 - Part 5
Aku pun membuka fail terakhir di MacBook kami yang berjudul Aksi Mr. Carver.
Polisi setempat tidak berhasil memecahkan kasus penculikan tersebut. Pengakuan satpam komplek yang diyakini tidak konkrit menjadi penyebab utama. Lantaran, si satpam memberikan dua pengakuan yang berbeda dalam satu waktu. Awalnya, si satpam mengaku kalau saat itu ia sedang membantu seorang pendatang yang hendak mengunjungi saudara yang tinggal di komplek itu. Namun, beberapa jam kemudian sang satpam kembali dengan membawa pengakuan kalau ada seseorang yang menyuap ia untuk membuat pernyataan palsu dan setelah mengaku seperti itu, sang satpam pingsan. Ia meninggal ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit. Menurut dokter, ia meninggal karena terkena serangan jantung mendadak.
Satu minggu kemudian, Stacey masih belum ditemukan. Hal inilah yang membuat Mrs. Molly, ibu dari Stacey meminta bantuan detektif ternama, yakni Mr. Carver dalam pencarian anaknya yang hilang. Mr. Carver pun memulai kasus dengan menyelidiki kematian satpam komplek yang menurutnya mencurigakan. Ia mendatangi rumah sakit dan dibawa ke kamar jenazah untuk memerhatikan jasad sang satpam. Dari situ, ia bisa menyimpulkan kalau sang satpam meninggal bukan karena serangan jantung mendadak, sebab tidak ada tanda perdarahan serpihan di ujung kuku korban.
"Amazing," kataku takjub.
"Why?" balas Aldric.
"Perdarahan serpihan. Aku pernah mempelajarinya dan itu merupakan suatu tanda bagi orang yang menderita penyakit jantung. Itu adalah kondisi ketika ujung kuku kita berwarna ungu atau merah yang disebabkan pembuluh darah kecil yang rusak dan pecah."
Aldric dan Zafar mengangguk mendengar penjelasanku.
"Tetapi, mengapa dokter memvonis sang satpam meninggal karena serangan jantung mendadak?" tanyaku setelahnya.
Mereka berdua menggeleng tidak tahu. Baiklah, kami bertiga pun melanjutkan membaca.
Mr. Carver pun segera menemui dokter yang bertugas pada hari itu dan mendapat informasi kalau pada saat hari kematian satpam, dokter yang bertugas menanganinya adalah dokter gadungan yang berhasil meretas seluruh sistem keamanan rumah sakit. Yang anehnya, si dokter hanya menangani satu pasien saja, yaitu satpam komplek perumahan elit yang terlibat kasus penculikan. Kasus ini dianggap semakin seru nan menantang bagi Mr. Carver.
Setelah diteliti lagi, ternyata satpam komplek merupakan pecandu obat terlarang yang berbahaya. Dan, menurut polisi yang tetap ikut menyelidiki kasus itu, hal tersebutlah yang membuat pengakuan satpam berubah. Tetapi tidak bagi Mr. Carver, ia merasa ada yang janggal. Bagaimana mungkin seorang satpam yang bertugas di komplek elit merupakan pecandu? Pasti ada yang keliru.
"Aku kagum banget dengan sosok Mr. Carver," komentar Zafar.
Aku mengangguk setuju. "Sama."
Aldric melipat tangan di depan dada. Wajahnya serius sekali. "Hmm, tapi aku lebih kagum sama yang membuat cerita ini, sih."
Aku dan Zafar terkekeh pelan. Benar juga. Karena dibalik tokoh Mr. Carver yang jenius, terdapat seseorang di belakang layar yang dengan susah payah menciptakannya.
"Kalau itu mah, tidak perlu dibahas lagi," ujar Zafar.
Aku mengangguk setuju.
Mr. Carver pun memilih untuk menyelami latar belakang sang satpam komplek yang bernama Mr. Grain. Di atas meja kerja milik Mr. Grain, ia menemukan sebuah tube berisi sebuah bubuk berbau menyengat yang tinggal setengah. Setelah dua hari penuh berselancar di dunia Mr. Grain, Mr. Carver mendapatkan fakta bahwa ternyata Mr. Grain memiliki saudara kembar yang tinggal di negeri lain. Dan baru berkunjung ketika hari penculikan Stacey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma Tersembunyi
Teen FictionSejak keikutsertaan Ralin dalam pertandingan HC Looking for Talents yang terkenal dan berlokasi di sekolahnya, ia menjadi terjebak dalam sebuah Kelompok Pejuang Keadilan yang disingkat KPK. KPK memiliki tujuan untuk mengungkap enigma yang telah dima...