Day 5 - Part 2
Begitu tubuh Aldric menghilang dari pandangan, aku menggigit sandwich dengan masih memikirkan cerita tentang Kak Valerie. "Zaf, menurut kamu perubahan sikap Kak Valerie berhubungan dengan sosok sahabat yang sering ia ceritakan kepada Aldric?"
"Kemungkinan besar, iya."
"Apa kita harus mencari tahu siapa sosok sahabatnya itu?"
"Kita tidak punya waktu untuk itu, Lin."
Benar juga. Bersekolah di Cindrawana, itu berarti kebebasan kita untuk keluar dari asrama dan sekolah, menjadi terbatas. Pun ditambah dengan kesibukan menjadi peserta HC Looking for Talents. "Lalu, apa rencanamu, Zaf?"
Zafar menggigit sandwichnya yang tinggal sepotong sebelum berbicara.
***
Saat pulang dari sekolah, aku, Feby dan Nala memutuskan untuk mampir ke kantin sekolah yang sekarang tengah sepi. Semua murid Cindrawana yang tidak menjadi peserta HC Looking for Talents sedang sibuk belajar di kelas.
Aku meminum jus alpukatku. Segar sekali. Setelahnya, aku berkata, "Kira-kira, pertandingan apa ya, yang akan dilaksanakan hari ini?"
"Apa pun itu, aku sangat berharap timku bisa menang," sahut Nala.
Aku tersenyum simpul. Kalau dipikir-pikir, sejauh ini tim Nala memang belum pernah memenangkan pertandingan.
"Sayangnya, timku tidak akan membiarkan hal itu terjadi," balas Feby serius.
"Timku juga," tambahku.
Nala terkekeh. "Kita kan bertiga nih, ya, kenapa kita harus beda tim sih? Coba kita bisa satu tim, pasti seru. Jadi, tidak perlu berdebat tidak penting seperti ini."
Aku mengangguk setuju. "Benar banget!"
"Yoi, coba bisa begitu, ya," timpah Feby.
"Oh iya, Lin, kata Feby kamu pas istirahat sibuk berbincang dengan Kak Aldric dan Zafar, bahas apa?"
Aku baru ingat hal itu. "Astaga, aku sampai lupa mau cerita. Jadi begini, aku dan mereka bahas tentang Kak Valerie. Ternyata, Aldric bersekolah di SMP yang sama dengan Kak Valerie dan mereka teman satu meja."
"Wah, serius? Tapi kok, kalau dilihat, mereka berdua seperti orang yang tidak saling mengenal?" bingung Feby.
"Itu karena Kak Valerie yang menjauh dari sekitar, termasuk menjauh dari Aldric."
"Kenapa?" Nala bertanya.
Aku mulai menceritakan semuanya kepada mereka, kecuali tentang Aldric yang sempat menyukai Kak Valerie.
"Ini menarik sekali, Lin," komentar Nala.
"Bagimu menarik, tapi bagiku ini sangat membingungkan. Kenapa semua masalah yang dialami Kak Valerie terlihat bersumber dariku? Sampai ia ingin sekali mencelakaiku bak psikopat yang kehausan darah."
Feby menatapku takut. "Sepertinya pikiran kamu sedang kacau sekali, Lin."
Nala mengangguk ragu.
"Maksudnya?"
"Perkataanmu tadi, walaupun benar, tapi seperti bukan kamu," ujar Feby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma Tersembunyi
Teen FictionSejak keikutsertaan Ralin dalam pertandingan HC Looking for Talents yang terkenal dan berlokasi di sekolahnya, ia menjadi terjebak dalam sebuah Kelompok Pejuang Keadilan yang disingkat KPK. KPK memiliki tujuan untuk mengungkap enigma yang telah dima...