Day 4 - Part 2
Saat bel istirahat berbunyi, aku dan Feby segera melangkah menuju kantin dengan cepat. Kami harus berkumpul dulu sebelum menjalankan misi. Di perjalanan menuju kantin, banyak siswi perempuan yang memerhatikanku dengan berbagai tatapan. Sepertinya yang Feby bilang benar. Aku mencoba menghiraukan sekitar.
Sesampainya di kantin, aku langsung melihat Nala dan yang lain. Aku dan Feby segera bergegas menghampiri mereka.
"Sudah lengkap?" tanyaku.
"Tinggal Cheryl... nah, itu dia!" ujar Mita.
"Hai, maaf telat," sapa Cheryl.
"Santai aja. Karena udah lengkap, kita langsung menjalankan tugas masing-masing, ya!" kataku.
"Kak Daran tidak ikut berkumpul juga?" tanya Keyla.
Aku menggeleng. "Dia langsung menjalankan tugasnya. Katanya sulit untuk mendapat perhatian Kak Valerie, mak dari itu dia butuh waktu lebih lama."
Mereka berlima mengangguk mengerti. Setelah itu, kami berpisah menjadi dua tim. Mulai menjalankan tugas. Aku bersama Feby dan Nala berjalan menuju taman belakang. Sedangkan yang lain, bergerak mencari keberadaan Kak Valerie.
"Feb, kamu udah bawa tisu basahnya, kan?" tanya Nala.
Feby mengangguk. "Bawa."
Setelah sampai di taman belakang, Feby segera duduk di kursi yang ada di sana. Sedangkan aku dan Nala langsung bersembunyi dibalik semak-semak. Tak lama kemudian, terdengar langkah kaki bersama gerutuan seorang perempuan. "Ih, mereka apaan sih, bajuku jadi kotor gini."
"Ya udahlah Val, kamu bawa seragam ganti juga, kan? Nanti tinggal ganti."
"Memangnya siapa sih, yang mau kita temui? Penting banget apa?"
"Ada dan ini penting sekali untuk kesejahteraan tim 2."
Feby yang sudah melihat mereka berdua langsung berdiri menghampiri. "Hai, Kak Valerie, Kak Daran!"
"Jangan bilang dia orang yang mau kita temui?"
"Iya. Di sini juga sudah tidak ada siapa-siapa lagi, kan?"
"Kenapa? Mau ngajak berdamai secara tulus lagi? Sepertinya itu tidak mungkin terjadi, deh."
"Aku mau minta maaf setulus-tulusnya ke Kak Valerie. Dan, aku akan melakukan apa pun, asalkan kita bisa berkerjasama dengan baik di tim 2."
Kak Valerie terdiam lama. "Sepertinya kamu tidak mampu deh, melakukan syarat dariku."
"Memangnya apa?"
"Jauhi Ralin. Itu saja. Mudah, kan?" katanya sambil melipat tangan di depan dada.
Aku dan Nala saling tatap. Sebenarnya Kak Valerie ada masalah apa sih, sama aku?
"Kenapa harus Ralin?"
"Karena aku sangat membenci dia. Dan, aku yakin sekali, ketika aku memberitahu alasannya kepadamu, pasti kamu seketika akan perlahan menjauh dari Ralin. Sayangnya, aku tidak akan melakukan itu. Aku ingin melihat Ralin tersiksa dengan rasa penasarannya."
Feby langsung menampar pipi kanan Kak Valerie. Aku membekap mulut tidak percaya dengan sikap Feby, sepertinya sebentar lagi pertengkaran sengit akan terjadi.
Namun, yang terjadi diluar dugaanku. Kak Valerie justru tertawa. "Tepat seperti dugaan. Jadi, jangan pernah meminta damai denganku, dan jangan berharap aku akan bersikap baik kepadamu. Karena, sampai kapanpun, aku tidak akan berdamai dengan Ralin, dan dengan seluruh teman terdekatnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/225821802-288-k164389.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma Tersembunyi
Teen FictionSejak keikutsertaan Ralin dalam pertandingan HC Looking for Talents yang terkenal dan berlokasi di sekolahnya, ia menjadi terjebak dalam sebuah Kelompok Pejuang Keadilan yang disingkat KPK. KPK memiliki tujuan untuk mengungkap enigma yang telah dima...