56. How Fast Time Goes

55 11 5
                                    


Akhir tahun ini jauh berbeda dengan sebelumnya. Sibuk dengan acara, syuting, dan latihan, belum lagi skandal yang masih sering mencuat. Meski para member terlihat selalu tersenyum, semua staff tahu betul selelah apa hati, pikiran, dan tubuh mereka.

Yoongi belum tampil di depan umum belakangan ini, para member lainnya menenangkan lewat postingan-postingan medsos yang mereka unggah. Di sisi lain, Rei beserta kru lainnya merasa bangga setiap kali para member naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan. Walau setelahnya, hati mereka langsung hancur karena serangan para haters.

Rei pernah memergoki Hobi menangis di belakang panggung. Sebenarnya itu terjadi secara kebetulan, saat mereka akan tampil di sebuah acara. Bangtan adalah talent yang paling cepat tiba saat itu sehingga mereka sempat mengitari venue. Karena penutup lensa kameranya jatuh dan menggelinding jauh, Rei mengejarnya sampai ke belakang panggung.

Setelah mencari-cari sampai ke sela-sela sudut panggung, Rei melihat Hobi yang biasanya tampil ceria itu sangat depresi. Matanya memerah, sangat kelihatan bahwa dia baru saja menangis dan menghapusnya cepat saat mendengar suara tapak kaki melangkah.

"Hobi?" Rei langsung terkejut melihat penampilan Hobi yang berbeda jauh saat sebelum mereka tiba.

"Oh, ternyata kau Rei," suaranya berusaha untuk stabil seperti biasa, tapi sayangnya gagal.

Rei terdiam sebentar kemudian menatapnya sedih. Melihat raut wajah Rei yang langsung sendu, Hobi merasa bersalah. Perempuan itu tak peduli, dia berjalan cepat kea rah Hobi dan memeluknya lalu menepuk-nepuk punggungnya.

"It's okay," ujar Rei pelan. Dia tahun kenapa Hobi seperti ini. Pasalnya, staff dari grup yang tiba setelah mereka jelas-jelas mengejek dan menertawakan penampilannya. Norak, kampungan, member terjelek, bahkan hal yang paling buruk mereka ucapkan tanpa memikirkan perasaan yang bersangkutan.

Hobi kaget dengan perlakuan tiba-tiba Rei. Tapi pelukan perempuan itu terasa menenangkan. Hobi membalas pelukan Rei sebentar dan menarik nafas beberapa kali.

Saat menjauhkan tubuhnya, Rei kembali menyaksikan senyum ceria Hobi.

"Kau tidak apa-apa?" Rei tahu pertanyaannya tak berguna.

"Tentu saja, terima kasih ya," jawab Hobi dengan senyumnya kemudian mengacak rambut Rei pelan.

Rei tersenyum, menerima energi positif yang berusaha dikumpulkan Hobi, lalu memberikannya kembali. "Semangat! Nanti sampai di rumah baru deh puas-puasin, hehehe!" kata Rei.

"Hahaha kau ini!" Hobi langsung terkekeh.

Mereka kembali melanjutkan hari itu seperti biasa dan memutuskan agar kejadian tersebut tak pernah ada. Dan tanpa terasa, tahun 2015 berlalu begitu saja. Karena tinggal sendirian, Rei merasa tak masalah harus bersibuk ria di akhir tahun. Hanya saja dia merasa sedikit kasihan dengan teman-temannya yang ada di sini karena tak bisa menikmati momen bersama keluarga.

Insiden dan skandal yang terjadi belakangan memang menjatuhkan mental dan semangat para member. Tapi di samping itu, nama mereka semakin dikenal. Tak hanya haters yang bertambah, untungnya masih ada bergabung ke sisi penggemar.

Di rapat umum awal 2016, perusahaan berjanji akan melakukan sesuatu untuk melindungi artisnya. Di luar dugaan, ternyata PDnim juga sedih melihat nasib aban-anaknya belakangan ini.

Setelah bubar, Rei kembali ke meja kerjanya. Dia kembali menyusun timeline untuk menyesuaikan flow pekerjaan timnya karena tahun ini juga banyak agenda yang akan dilakukan. Bedanya, kali ini lebih banyak brand yang ingin bekerja sama dengan perusahaannya.

Alih-alih menambah tenaga magang, perusahaan akhirnya mempertimbangkan untuk menambah staff tetap di divisinya. Mungkin inilah satu-satunya yang membuat Rei lebih bersemangat walau pekerjaannya tak lantas berkurang dengan tambahan amunisi.

7 Dwarfs & The Moon SpiritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang