8. Rainbow

147 16 1
                                    

*music added

Beberapa minggu berlalu sejak Rei memulai sesi latihan setiap pagi dan malam bersama Namjoon. Mereka selalu melakukannya di saat-saat senggang, juga disela-sela kesibukan pun tetap saling menyempatkan diri. Bahkan pernah memakan waktu hingga tiga jam lebih. Para member berkali-kali berdecak kagum melihat keseriusan dan minat belajar Namjoon dan Rei. Reputasi Namjoon sebagai salah satu siswa terpintar di Korea tercitra saat ini. Menurut para member Bangtan, mereka tidak akan betah belajar selama itu nonstop. Tentu saja Rei selalu menyanggah, bahwa itu hal yang wajar karena sudah tidak ada pilihan.

'If I'm not, I'll dead,' begitulah candaan Rei.

Sesuai dugaan, Rei berhasil melampaui semua ekspektasi orang-orang dan semakin mahir berbicara. Kadang para member ikut menonton sesi kursus mereka di malam hari. Jika para member sedang berkegiatan di luar, Rei sering menunggu. Kadang Namjoon mengantarkannya pulang karena mereka sering kali tak sadar belajar hingga terlalu larut. Kadang satu atau dua member ikut mengantar Rei sembari berjalan ke minimarket atau sekedar 'cari angin'.

Biar bagaimana pun, mereka bukanlah idol nganggur. Setiap hari banyak jadwal dan acara-acara yang mereka kejar. Karena Namjoon sudah berusaha mengajari Rei disela-sela kesibukannya, maka Rei merasa harus berusaha lebih keras lagi.

Sejak mereka berkenalan dengan resmi, Rei semakin sering berinteraksi dengan para member. Tak hanya dalam ranah pekerjaan, tapi juga di luar jam kantor apalagi sejak rutinitas kursus dengan Namjoon dimulai. Jujur, semakin lama dia merasa semakin tak enak hati karena berbeda sendiri.

Apalagi beberapa hari belakangan mereka tidak terlalu sering bertemu di jam kantor. Mereka justru sering bertemu di luar jam kantor. Katanya mereka sedang mempersiapkan album baru, sementara divisi Rei sibuk menyiapkan editing video. Walau tak bertemu dengan seluruh member, tapi Rei tetap menemui Namjoon. Wajib.

Belakangan perusahaan juga sudah mulai mengadakan rapat dengan CEO untuk menentukan konsep Music Video dan beberapa acara yang akan mereka ikuti. Walau tak berperan banyak, kadang Rei hadir untuk menyimak dan mendengarkan. Ketika jam makan siang pun mereka jarang bertemu karena para member cenderung lebih sering beristirahat di studio daripada di ruang istirahat para staff. Rei lebih sering makan bersama Brian, Lily atau para staff lainnya.

Pagi ini Rei sampai di kantor lebih pagi dari semuanya, seperti biasa. Dia langsung mengambil kopi untuk menemani paginya. Ketika dia sedang menyeduh kopi, Jungkook turun dan menghampiri Rei.

"Kopi?"

Jungkook mengangguk, "Iya, kau... selalu datang sepagi ini noona?"

"Benar,"

"Kenapa?"

"Karena matahari akan sangat panas kalau aku berangkat lebih siang lagi,"

"Kau tidak suka matahari?"

"Hm... tidak terlalu. Aku suka cuaca mendung yang sejuk," Rei tersenyum. "Biar kubantu," katanya sambil mengisi gelas-gelas yang lainnya.

"Tujuh, seperti biasa?"

"Uh? Iya... noona,"

Jungkook berdiri di samping sembari menyusun gelas-gelas kertas itu di atas nampan. Sementara Rei mengisikan semuanya dan meletakkannya di atas meja untuk dioper ke atas nampan. Ketika mengingat kejadian seperti ini juga pernah terjadi, Rei merasa sepertinya ini akan menjadi kebiasaan.

"Terimakasih noona," ujar Jungkook ketika Rei meletakkan gelas terakhir di atas nampan.

"Mau kubantu bawa ke atas?"

"Tidak apa-apa noona, nanti kau keberatan. Aku bisa membawanya."

"Baguslah,"

"Rapmon hyung ada di atas, ikutlah noona," kata Jungkook tanpa ragu.

7 Dwarfs & The Moon SpiritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang