24. Another Peaceful Day

108 16 6
                                    

Setelah selesai bekerja, Rei mencari dimana teman-temannya berada. Sebenarnya tidak sulit mencari mereka. Seperti saat ini, hanya dengan berjalan ke studio latihan Rei bisa menemukan mereka dengan mudah.

Saat tiba, mereka sedang berdebat. Manajer-nim juga tampak pusing, menopak lengannya sembari tangan kanannya memijat pelan keningnya.

Mereka bahkan tak sadar ketika Rei sudah berdiri di dekat mereka.

"Bukan, kalo yang itu bukan aku," terdengar suara Namjoon.

"Aku tidak akan marah, lagi pula itu sudah berlalu lama sekali," Yoongi tampak tertawa.

Sementara Namjoon, frustasi karena tak ada yang percaya dengan pembelaan dirinya.

"Ada apa sih?" tanya Rei tiba-tiba.

Hobi melompat karena kaget melihat Rei yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya. Karena Hobi kaget, Jin juga ikut-ikutan melompat.

"Rei kau ini mengagetkan saja,"

"Aku sudah dari tadi berdiri di sini,"

"Hyung kau belum mengembalikan earphoneku," ujar Jungkook.

Namjoon membelalakkan mata. "Benarkah?"

"Kalau tidak hilang, ya rusak. Begitulah Namjoonie hyung," Jimin tertawa sambil bersembunyi di belakang Taehyung.

Rei menoleh ke kiri dan ke kanan, masih berusaha untuk menyambungkan koneksi dengan pembicaraan.

Akhirnya Rei tau, kalau semua ini berawal dari pintu kulkas dan remote TV yang rusak, hingga berujung pada pengadilan dosa-dosa Namjoon the God of destruction.

Masing-masing member mengakui barang-barang yang pernah dipinjam oleh Namjoon tapi tak pernah kembali. Tentu saja karena rusak.

"Seseorang merusak pintu kulkas dua hari yang lalu. Kemudian hari ini juga, remote TV juga rusak," jelas Manajer-nim pada Rei.

"Wow, kesialan beruntun," komentar Rei tanpa merasa bersalah.

Namjoon menjatuhkan kepala sementara semua orang tertawa.

"Sudah kubilang, aku tidak merusak remote nya," Namjoon merengek.

Rei menoleh kepada Namjoon dan menatapnya dengan serius. "Benarkah?"

Mata Namjoon bertemu dengan Rei, kemudian dia menjadi salah tingkah. "Aku akui memang pintu kulkas aku yang merusaknya. Tapi hari ini aku bahkan tidak memegang remote, sudah kubilang itu bukan aku," Namjoon menjelaskan dengan gemas sambil merengek.

Rei terus memandangnya dengan tatapan tajam hingga membuat teman-temannya tertawa. Namjoon malah salah tingkah dipandangi seperti itu.

"Ap.. Apa? Sudah kubilang, bukan aku... yang merusak remote itu,"

"Baiklah baiklah aku percaya," Rei akhirnya melepaskan tatapan tajam menginterogasinya. "Kemudian apa kulkasnya sudah dibetulkan?"

"Sudah, untungnya sudah,"

"Hebat sekali. Bagaimana caranya kau bisa merusak pintu kulkas?" Rei kembali menoleh pada Namjoon.

Tawa Hobi dan Jin meledak mendengar pertanyaan Rei. Yang lainnya juga ikut tertawa karena nyatanya Rei bersungguh-sunggh menanyakannya.

"Aku takjub, sungguh," ujar Rei sungguh-sungguh.

"Aku juga tidak tahu, aku hanya menggunakannya seperti biasa lalu tiba-tiba rusak, tidak bisa ditutup,"

Mendengar itu membuat Rei semakin takjub hingga tertawa terbahak-bahak. Rei berdecak sambil menggelengkan kepala. "Kau sungguh hebat, Mr Clumsy,"

Namjoon hanya tersenyum polos sambil menggaruk belakang telinganya.

"Rei, kau ini sebenarnya sedang memuji atau sebaliknya sih?" tanya Jin disela tawanya.

Tak lama kemudian seorang staff datang mengantarkan remote yang ternyata sudah diperbaiki. Manajer-nim mengambilkan sambil mengobrol sebentar dengan staff itu. Entah apa yang mereka bicarakan, kemudian Manajer-nim pergi keluar.

"Ternyata, walau Namjoonie hyung ini pintar tapi dia sangat ceroboh," ujar Jimin.

Yoongi menghela nafas, "Aih Rei, kau tak tahu bagaimana kacaunya dorm kami,"

"Aku tidak merusak semuanya," Namjoon membela diri. "Baiklah, sebagian,"

"Apa yang dia sentuh, seakan-akan bisa rusak," Yoongi melanjutkan sambil berdecak dan menggelengkan kepala.

"Yaaa... maaf..." ujar Namjoon dengan kasihannya.

"Tapi Tuhan itu adil. Namjoon memang jenius, tapi dia juga ceroboh,"

"Noona juga pintar sekali, tapi sulit mengingat jalan dan wajah orang," tiba-tiba Jimin men-skakmat.

"Eh? Kenapa aku ikut-ikutan dibawa?"

"Karena kalian serupa, kan itu sudah jelas," Jimin tertawa tanpa dosa.

"Tapi aku bersyukur Rei tak seberbahaya Namjoon," Yoongi malah menyambung.

"Setidaknya aku merasa lebih aman berada di samping noona, rasanya umurku jadi lebih panjang," semua member tertawa pada candaan Jimin.

"Kenapa ini," Namjoon memprotes dengan suara memelas namun tentu saja tak dihiraukan.

"Sulit mengingat jalan juga sebenarnya bahaya," Taehyung dengan wajah seriusnya.

"Yaah, itu sebabnya aku jarang kemana-mana," Rei membela diri.

"Hahaha tenang saja tenang, selama ada kami kau tak perlu khawatir,"

"Betul noona, aku akan jadi penunjuk jalanmu," Taehyung menyengir dengan pedenya.

"Bukannya Taehyung juga tukang tersesat ya?" Rei mengingat-ingat.

Mereka semua tertawa. "Tidaak," Taehyung membela diri.

"Yang tukang tersesat di sini cuma kau Rei," Jin malah men-skakmat Rei.

"... Baiklah kuakui itu," Rei menutup wajahnya sambil mengeluarkan suara tangis.

"Kenapa jadi aku yang dibully?" Rei meraung.

Teman-temannya hanya tertawa. Hobi mengacak-acak rambut Rei dengan gemas. Kemudian aksi itu ditiru oleh Jimin, dan Jungkook.

"Kalian memang tidak menganggapku ini noona ya," protes Rei.

"Siapa yang bilang begitu? Tentu saja noona adalah noona-ku," ujar Jimin sambil melingkarkan tangan di bahu Rei dengan santainya.

'Sudah kuduga, mereka tak menganggapku wanita. Resiko temenan sama cowok-cowok,' Rei menangis dalam hati.

"Jimin merasa bangga kalau berdiri di sebelahmu Rei,"

Jimin langsung melemparkan tatapan permusuhan pada Namjoon. Namjoon hanya tertawa seperti setan.

"Jimin itu tinggi kok," Rei meninggikan harga diri Jimin.

"Kau yang terlalu pendek bukan?"

"Tidak dong, kalau perempuan terlalu tinggi nanti susah dapat pasangannya. Kalau kecil begini kan enak dipeluknya," ujar Rei dengan bangga.

Untuk pertama kalinya teman-temannya yang usil itu tak bisa menjawab dan hanya bisa tercengang.

"Noona! Aku mencintaimu!" sangking bahagianya Jimin karena ini pertama kalinya teman-temannya tak bisa meledeknya. Jimin melemparkan pelukan pada Rei.

Rei menyambut dan memeluk Jimin sambil mengelus kepalanya. Mereka tertawa penuh kemenangan.

Walau umur Jimin dan adik Rei berbeda jauh, namun rasa rindu Rei pada adiknya sedikit terobati. Yaah dibandingkan dengan Taehyung dan Jungkook yang selalu bertingkah sok dewasa belakangan ini, Jimin lebih bersikap seperti layaknya adik kecil yang manis.

7 Dwarfs & The Moon SpiritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang