11. My Bangtan Friends

109 12 0
                                    

*Music added for better experience

Semenjak menjadi karyawan tetap bobot pekerjaan Rei semakin bertambah. Dia, Pak Han dan Pak Ryung mulai bergantian mengambil tugas shift kedua. Walau tanpa tugas shift juga Rei banyak menghabiskan waktu di kantor karena harus belajar dengan Namjoon, dan kemudian lama kelamaan menjadi terlalu asik berkumpul dengan para member. Kantor sudah menjadi rumah baginya sejak Rei menghabiskan waktu selama 15-16 jam di kantor.

Seperti biasa, sejak pagi Rei sudah datang ke kantor untuk belajar dengan atau tanpa Namjoon. Sejak Rei menguasai berbahasa dengan sangat lancar, dia mulai jarang mengadakan pelajaran secara 'resmi' dengan Namjoon.

Kadang Rei hanya ikut berkumpul dan mengobrol dengan para member lainnya di studio, beberapa kali juga mereka tidak bertemu di pagi hari karena semuanya kelelahan dan masih beristirahat (tidur). Kadang Rei dan Namjoon membahas pelajaran sebentar, tak sampai setengah jam dan sisanya dihabiskan dengan Rei menonton tingkah ketujuh anak-anak itu.

Begitulah kira-kira, intensitas sesi kursus dengan Namjoon semakin jarang namun tetap berkualitas. Tapi intensitas bertemu dan bermain bersama mereka semakin bertambah sejak Rei mulai mendapat banyak tugas-tugas utama di FiPro.

Beberapa hari yang lalu para member pergi ke Moskow dan baru saja kembali tadi malam. Namjoon langsung mengabarinya pagi ini, menanyakan dimana Rei karena Namjoon tahu Rei selalu datang pagi-pagi sekali.

Pagi ini dia hanya bertemu dengan Namjoon karena teman-teman lainnya kelelahan dan masih tertidur. Namjoon juga tampak sangat mengantuk saat itu.

"Are you okay?"

"Kau sudah menanyakan itu sebanyak delapan kali sejak kita bertemu beberapa menit yang lalu Rei," Namjoon terkekeh.

"Kalau begitu kujadikan sembilan. Are you okay?" Rei tersenyum lebar.

Namjoon menjatuhkan kepalanya. "I'm okay I'm okay, okay? Dan jangan merasa bersalah apalagi meminta maaf,"

Rei hanya tekekeh kecil. "Oukayy," katanya dengan pelan namun suara melengking.

Namjoon hanya menghela nafas sambil tersenyum dan bersenandung dengan asal, "Aku baik-baik saja~" sambil terus memeriksa tulisan Rei.

"Lama tidak bertemu, kau menyelesaikan banyak sekali bacaan. Katakan padaku, apa kau masih kesulitan menulis belakangan ini?"

"Hmm untuk beberapa kosakata dan penggunaannya masih, misalnya..." Rei mulai berkonsultasi dan Namjoon mendengarkan dengan seksama sambil mengangguk-anggukkan kepala.

"Itu hal wajar, di sekolah-sekolah Korea sebenarnya hal-hal itu masuk ke pelajaran. Its like next level of hangeul, Rei. Jika sejauh ini kesulitanmu hanya sebatas itu, then i should congratulate you,"

"Benarkah?"

"Tentu saja. Kau pasti paham bahasa-bahasa yang digunakan dalam sastra..." Namjoon mulai menerangkan dan Rei mendengarkan dengan seksama.

Rei mengajukan banyak pertanyaan dan cenderung tertarik dengan pembicaraan mereka. Entah bagaimana pembicaraan itu berlanjut membahas dongeng dan urban legend Korea hingga diakhiri dengan Namjoon berjanji meminjamkan bukunya pada Rei.

Rei begitu bersemangat hingga akhirnya mereka pergi ke area dorm para member untuk mengambil buku tersebut.

Rei menunggu dengan sabar di depan pintu. Lima menit, sepuluh menit, hingga lima belas menit Rei menunggu dan mulai bosan. Rei akhirnya duduk di anak tangga. Lalu tiba-tiba Jimin muncul dari balik pintu.

"Namjoonie hyung menyuruhku menemanimu noona, katanya kau sedang menunggu,"

"Benar, aku sedang menunggunya mengambilkan buku. Apa yang membuatnya begitu lama,"

7 Dwarfs & The Moon SpiritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang