91. We Are Sorry!

22 6 0
                                    

Manajer-nim sedang mengumpulkan para member dan asistennya untuk mengumumkan jadwal mingguan. Hari ini mereka semua berkumpul di dorm untuk melakukan syuting sebelum berangkat ke kantor. Semuanya berjalan lancar dan tenang.

"Baiklah, kalau sudah tidak ada yang ingin ditanyakan, silakan mulai. Selamat bekerja!" Manajer-nim memulai aba-aba, para asistennya pun langsung bergerak menuju pos yang sudah ditugaskan.

Ada yang mengatur dekorasi, ada yang mengatur konsumsi, hingga menyiapkan beberapa properti syuting sebelum tim FiPro datang. Sementara itu, para member masih berkumpul mengitari Manajer-nim untuk membahas rundown dan jadwal hari ini.

"Untuk syuting sebentar lagi, pengantarnya begitu saja. Nanti tim kreatif akan mengarahkan secara langsung untuk detailnya. Setelah syuting selesai, kalian boleh beristirahat sebentar sebelum berangkat ke kantor. Kita akan berlatih untuk show yang akan datang. Itu saja," jelas Manajer-nim.

"Manajer-nim, Manajer-nim, aku ingin bertanya," Jimin mengangkat tangan.

"Apa ada alasan khusus kenapa Rei-noona dibiarkan dekat dengan kami?"

Manajer-nim menjatuhkan kepala hingga tertunduk, lagi-lagi pertanyaan ini.

"Manajer-nim, apa boleh seorang staf berteman dekat dengan idol grupnya?" sambung Taehyung.

Namjoon dan Hobi tertawa mendengar pertanyaan dua anak ini. Memang, entah kenapa mereka sangat gigih belakangan ini.

"Kenapa? Memangnya kalian tidak suka berada di dekat Rei?" Manajer-nim balik bertanya.

"Tentu saja tidak, aku senang kok,"

"Haish Manajer-nim ini, siapa yang bilang kami tidak suka,"

"Lalu kenapa terus-terusan menanyakan itu?" tanya Manajer-nim lagi.

"Yaah... Aku cuma khawatir kalau ternyata kedekatan kami hanya akan merugikan noona," jawab Jimin.

"Betul betul!" Taehyung hanya menyahuti.

"Hei kalian, apa kalian rasa agensi kita adalah tempat yang merugikan satu pihak?" kekeh Namjoon.

"Eh? Tidak sih..."

"Hyung ah! Jangan malah ikut-ikutan mengalihkan. Ayolah Manajer-nim," rengek Jimin. "Aku tak mau mendengar alasan 'karena dia staf di sini' lagi ya!"

"Tapi aku bersungguh-sungguh, dia bisa dekat dengan kalian karena Rei adalah staf di sini. Dia bekerja dengan bagus dan menguasai bahasa dengan cepat," Manajer-nim masih mengulangi alasannya.

"Pasti bukan cuma itu, iya kan, Manajer-nim?" Hobi malah ikut-ikutan mensupport kerusuhan ini.

"Tapi itu kan sungguhan. Harusnya kalian yang bertanya pada Rei, kenapa dia memasukkan lamaran ke sini.

"Semua orang tau kalau Rei tidak sengaja," jawab Yoongi dengan suara datar.

Para member sontak tertawa. "Benar, semuanya sudah tahu itu, Manajer-nim. Anda tidak bisa berdalih lagi," kata Hobi idi tengah tawanya.

"Aku yakin banyak pelamar yang mengirim surat, kenapa hanya noona yang dipilih?"

"Karena dia mahir berbahasa Inggris, supaya kalian bisa sembari belajar. Target kalian kan internasional, jadi harus terbiasa." Manajer-nim menjawab dengan sangat ringan.

"Ah jinjja! Anak-anak ini susah sekali belajar bahasa Inggris," keluh Jin.

"Benar," Namjoon menganggukkan kepala sambil tersenyum pahit.

"Itu sebabnya kami berpikir, apakah menempatkan anak seumuran mereka akan membantu proses belajar mereka? Maka kami mencobanya,"

"Astaga, selama ini kita tak pernah menyadari itu." Yoongi memperkeruh suasana dengan akting kagetnya.

"Benar, malah bahasa Rei yang semakin mahir. Kita malah tidak pernah belajar, aaarrrghhh!!!" JImin berteriak frustasi.

"Kenapa alasan sepenting ini tak pernah diberitahu sih, Manajer-nim!" Taehyung merengek, protes.

"Sebenarnya kami melakukan taruhan ketika merekrut Rei dan mengundangnya bekerja di sini. Kami juga bertaruh ketika membiarkan Rei menjadi sangat dekat dengan kalian. Dengan harapan dia bisa memberi pengaruh baik dan ikut membuat kalian berkembang." Jawaban yang dilontarkan Manager-nim membuat para maknae terlihat semakin tertekan.

"Kalau tahu begitu, aku pasti akan belajar lebih keras,"

"Bagaimana ini? Bagaimana kalau Rei-noona gagal melakukan tugasnya karena kita?"

"Aku akan belajar bahasa Inggris lebih giat, aku janji, Manajer-nim!"

Manajer-nim berusaha keras menahan tawanya. Dia tak tahu bahwa ternyata alasan yang dibuatnya ini justru memotivasi anak-anak yang sulit diatur ini. Pas sekali, suara bel rumah berbunyi. Tak lama setelah itu suara kunci pintu dibuka juga terdengar menandakan bahwa Rei dan timnya sudah datang.

"Selamat pagi, apakah semuanya sudah bersiap-siap?" sapa Rei saat mendatangi para member.

"Noona, maafkan aku. Selama ini aku tidak tahu," Taehyung langsung mendekat dan bergelayut.

"Aku juga noona, aku janji akan belajar lebih giat," Jimin juga ikut merengek dan menempel padanya.

"Aku janji noona, akan memperbaiki sikap. Selama ini aku cuma fokus berlatih menari dan bernyanyi." Jungkook juga ikut bersuara.

"AKu jadi merasa bersalah padamu," diluar dugaan, Hobi juga mengangkat tangan.

"Maafkan kami yang tidak peka ya," sambung Yoongi.

Namjoon dan Jin bertukar pandang, heran. Manajer-nim sampai membalikkan badan, diam-diam melampiaskan tawa. Sementara itu Rei hanya berdiri dan mengatasi mereka sambil kebingungan.

"Sudah sudah, sana bersiap-siaplah. Noona kalian akan kesulitan dan tidak bisa bekerja jika kalian terus bergelayutan," ujar Manajer-nim, mati-matian mengendalikan ekspresinya agar tetap datar.

"Baik!"

Serentak para maknae menjauhkan diri dari Rei dan menyusul Manajer lainnya ke ruang tengah. Rei menatap ke arah Manajer-nim, Namjoon, dan Jin yang tertawa pelan.

"Apa mereka baru saja dimarahi?" tanya Rei sambil menunjuk ke arah bocah-bocah yang kini membuat keributan di ruang tengah.

"Tidak kok, abaikan saja mereka," jawab Namjoon sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Ayo, kita juga harus ke sana," ajak Jin. Hobi, Yoongi, dan Namjoon bangkit berdiri dan menyusul para maknae.

"Selamat pagi Rei," senyum Manajer-nim.

"Selamat pagi Manajer-nim," balas Rei juga dengan tersenyum.

"Hari ini juga, mohon bantuannya ya," kata Manajer-nim.

"Baik! Aku akan bekerja sebaik mungkin," Rei menjawab penuh semangat.

Demikianlah, rutinitas mereka kembali berlanjut hari ini. 

7 Dwarfs & The Moon SpiritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang