MINI STORY 2

94 14 0
                                    

Akhirnya, setelah sekian lama sejak terakhir Rei melarikan diri di balkon rahasia ini. Belakangan ini mereka menjadi sangat sibuk, terutama pekerjaan Rei yang hampir selalu jadwal di luar company.

Sebenarnya bukan melulu pekerjaan yang membuat Rei sibuk di kala istirahat siang, Tapi setiap kali jadwalnya berbarengan dengan anak-anak itu maka Rei selalu menghabiskan waktu bersama mereka.

Rei menyandarkan punggungnya di tembok balkon dan bersembunyi di bawah teduhnya bayangan. Angin yang bertiup membelai, seakan meninabobokkan matanya yang mulai sayup-sayup. Hingga kemudian Rei mendengar suara langkah kaki yang terhenti.

Itu Jungkook.

Dia tampak kaget melihat Rei yang sudah hampir setengah tertidur di sana. Matanya membesar dan langkah kakinya tertahan.

"Halo," sapa Rei tanpa berpikir panjang.

"Noo... noona tunggu di sini sebentar ya," kata Jungkook tiba-tiba. Kemudian dia buru-buru berbalik dan kembali menghilang dari balik tembok.

"Jangan kemana-mana ya, tunggu sebentar," dia kembali lagi, setelah selesai berbicara pergi lagi lagi. Dia nampak tergesa-gesa seperti baru saja melihat hantu.

Rei sangat penasaran, tapi dia terlalu malas untuk bergerak. Hingga tak lama kemudian Rei mendengar suara langkah kaki terburu-buru yang berhenti tepat di dekatnya.

Jungkook sudah kembali dan menjatuhkan diri terduduk di sebelah Rei.

"Aku tak menyangka noona akan di sini hari ini,"

"Aku juga hahaha,"

"Kau tampaknya sangat kelelahan belakangan ini noona,"

"Benarkah?"

Jungkook menganggukkan kepala dengan cepat sambil menoleh ke arah Rei.

"Kau baik-baik saja noona?"

Rei mengangguk pelan, "Iya, aku hanya mengantuk saja," ujar Rei sambil menguap.

Jungkook menyodorkan sebuah kotak kepada Rei.

"Apa ini?"

"Coklat,"

"Coklat?"

"Dari Moskow,"

Rei terkekeh pelan, "Kau membawakanku oleh-oleh?"

Jungkook menganggukkan kepala, "Selama ini aku membawanya ke sini, tapi noona tidak pernah datang. Kemarin juga aku membawanya saat fanmeeting, tapi lupa menyerahkannya. Untung kadaluarsanya masih lama," Jungkook menggaruk kepala belakangnya.

Rei tiba-tiba teringat, dulu dia juga pernah mendapat oleh-oleh seperti ini. Coklat dan gantungan berbentuk kucing dengan bell yang sangat lucu. Itu oleh-oleh dari Jepang yang diberikan oleh orang yang dulunya sangat penting bagi Rei. Tapi itu dulu sekali, sebelum dia patah hati.

Rei tersenyum, matanya berbinar saat dia membuka kotak dan melihat coklat-coklat yang kelihatannya lezat itu. "Ini beneran untukku? Semua?"

Jungkook menganggukkan kepala dengan mata membulat lucu. Wajahnya sangat polos.

"Coklatnya... coklatnya rasanya sangat enak sekali. Aku memakan itu kemudian besoknya kubeli banyak untuk dibawa pulang," kata-kata Jungkook mulai berantakan saat menjelaskan dengan penuh semangat.

"Aku menyisakan kotak yang paling besar untukmu noona,"

Rei tertawa. "Wuooh! Terimakasih Jungkook! Kurasa dengan ini aku tidak akan mengantuk lagi,"

"Kau harus makan noona, rasanya sangat enak," Jungkook masih menjelaskan dengan semangat. Dia tersenyum lega ketika melihat wajah Rei yang senang.

"Ah, rasanya sayang untuk dimakan,"

"Ah noonaa, cobalah dulu," pinta Jungkook.

"Hahaha baiklah baiklah, aku akan makan satu sekarang,"

Rei membuka lagi kotak itu dan mengambil satu coklat praline demi menyenangkan hati si maknae. Begitu coklat itu masuk ke mulut Rei, rasa manis pahit beraroma rum memenuhi mulutnya. Tak hanya itu, ketika coklatnya hancur lelehan coklat ditengahnya yang luar biasa langsung memanjakan lidah. Jungkook terus memperhatikan wajah Rei dengan seksama.

"Astaga ini enak sekali..." Rei terkesima.

"Benarkan kubilang," Jungkook tersenyum senang.

"Kau mau? Cobalah!"

"Tidak tidak noona, aku sudah makan banyak,"

"Tapi kau kan suka makan?" tawa Rei. "Masa' nolak?"

"Itu dia masalahnya, kalau aku makan satu aku tidak bisa berhenti," Jungkook tertawa.

"Tuh, kau sendiri tahu. Tanggung jawab! Padahal coklat ini ingin kunikmati nanti malam di apartemen. Eh sekarang aku malah ingin lagi kan," ujar Rei dengan wajah cemberut.

Jungkook malah tertawa terbahak-bahak. "Makan lagi noona, makan lagi,"

Rei mengambil sekeping lalu memasukkannya ke mulutnya. Rei menyipitkan matanya, sambil tersenyum dan bergumam. "Ummmm enak!"

Jungkook tersenyum lebar hingga menampakkan gigi-giginya.

"Lain kali aku akan membelikanmu coklat kalau kami keluar negeri lagi,"

Rei tersenyum geli, "Kau sendiri loh yang menjanjikan,"

"Tentu," ujarnya bangga.

Sembari menikmati coklat dan menghabiskan waktu istirahat, Rei menanyai mengenai perjalanan Jungkook di Rusia. Jungkook bercerita dengan penuh semangat, sangking semangatnya sampai kosa katanya berantakan.

Dia bercerita tentang penginapan mereka, makanan, acara yang mereka isi, hingga fans-fans yang mereka temui. Jungkook selalu tersenyum lebar setiap kali menyebut kata 'ARMY'. Dan sebenarnya, ini berlaku ke mereka semua.

Kali ini Rei lega, mereka tak mesti mengobrol lewat google translate lagi.

Biasanya Rei kembali lebih dulu. Namun kali ini tiba-tiba Jungkook juga berdiri ketika Rei hendak meninggalkan tempat itu.

"Aku juga harus kembali," katanya.

"Apa tidak mencurigakan kalau kita berdua keluar dari gudang penyimpanan alat kebersihan," Rei tertawa.

"Hahah kalau gitu kita harus berhati-hati. Aku sebenarnya tidak ingin ada yang menemukan tempat ini,"

"Kalau gitu kita sama hahaha. Ayo, kita keluar diam-diam,"

Jungkook menyembulkan kepalanya keluar dari pintu dan menengok ke sekitar.

"Ayo noona!" bisiknya.

Jungkook dan Rei melompat dari pintu dan berjalan cepat ke dekat tangga. Mereka saling tertawa setelah memastikan tidak ada yang lewat.

"Kau mau langsung ke studio?"

"Sepertinya begitu. Kau noona?"

"Tentu saja aku harus kembali ke ruanganku,"

"Sampai nanti noona," Jungkook membuat lambaian kecil.

Rei membalas sambil sebelah tangannya memeluk kotak coklat berharga miliknya. Setelah itu Rei berjalan ke ruangannya dengan riang sambil melompat kecil.

7 Dwarfs & The Moon SpiritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang