70. Story of Us

16 8 0
                                    

Para member berkumpul untuk nonton bareng dokumentasi konser WINGS kemarin. Beberapa menit sebelum dimulai, mereka semua sudah berada di ruangan yang berbeda sambil beristirahat sedangkan para staf sibuk menyiapkan set lokasi.

Kali ini suasana sedikit berbeda, tergolong 'sangat hening' karena para member sedang kelelahan. Ada yang memejamkan mata dan ada yang memainkan ponsel.

"Hyung, katakan aku egois," kata Taehyung.

"Kenapa? Ada apa kau berkata seperti itu tiba-tiba?" Hobi yang sedang memainkan ponsel langsung melirik ke arahnya dengan malas, tanpa bergerak.

"Aku sangat senang ketika noona mengatakan itu semua. Aku senang dia menyayangi kita semua, tapi untuk beberapa hal aku tidak merasa puas," rupanya Taehyung membicarakan peristiwa beberapa hari lalu, ketika mereka membuat Rei mengutarakan perasaannya.

"Apa? Apa kau ingin Rei mengatakan suka padamu saja?" Namjoon menebak sambil menyunggingkan senyum, tergelitik untuk menggoda Taehyung.

"Benar, berhentilah memonopoli Rei," Hobi langsung menimpali.

"Katakan hyung, bukankah saat ini kita sedang suka pada satu gadis yang sama?" Taehyung mengedarkan pandangan.

Tidak ada yang menjawab, semuanya diam. Tak ada yang bisa menebak apakah jawabannya 'iya', apakah semuanya terlalu malas meladeni Taehyung, atau para member lainnya sudah kehilangan kesadaran alias tidur.

"Tidak, aku tidak. Seperti yang kukatakan dulu, Rei adalah tipe yang cocok dijadikan teman daripada kekasih atau pasangan. Itu menurutku, jadi aku tidak terlibat dengan persaingan ini," Namjoon langsung mengundurkan diri. "Aku lebih suka dengan hubungan kami yang sekarang," jawabnya santai namun terdengar serius.

"Apa tidak sebaiknya kau menyerah saja? Bukankah Namjoon sudah bilang kalau Rei suka pria yang lebih tua?" Yoongi menggoda Taehyung.

Taehyung menatap Yoongi dengan sebal. Dalam diamnya yang cuma beberapa detik itu, Taehyung pun terpikirkan sebuah ide. "Hyung, bukankah Rei itu suka menulis?" tanyanya.

"Benar, dia suka menulis," jawab Namjoon.

Jimin yang bersandar di sofa dengan mata tertutup akhirnya bangun dan menatap Taehyung untuk menebak isi pikirannya. Namun sayang, dia gagal menebak hingga akhirnya bertanya langsung. "Apa lagi idemu kali ini?"

"Benar, aku punya ide," Taehyung tersenyum percaya diri.

"Apa itu?" Jimin tak sabar.

"Aku akan beritahu nanti, ketika Rei noona ke sini," wajah songong Taehyung muncul.

Semua orang mengeluh, "Jangan mulai yang aneh-aneh deh," keluh Jin tanpa bergerak ataupun melirik sedikitpun.

"Hehe tidak akan hyung. Tenang,"

Tak lama kemudian Rei datang bersama Pak Ryung untuk mengarahkan para member. Mereka tak butuh waktu lama untuk menyampaikan bahan brief. Setelah itu, Rei ditinggalkan di sana untuk memberikan penjelasan rinci soal syuting hari ini.

"Baiklah, karena konsep broadcast kali ini adalah bare make up, kalian boleh mengenakan make up masing-masing secukupnya. Apa semua sudah siap?" suara Rei memenuhi ruangan, menjelaskan.

"Sudah noona," jawab Jimin dan Taehyung hampir berbarengan, sementara Jungkook hanya mengangguk-anggukkan kepala.

"Aku sih sudah merasa semuanya jelas Rei," sahut Hobi.

"Aku tidak akan memakai make up," timpal Yoongi.

"Aku juga"

"Aku juga,"

"Jimin kau pakai?"

"Sedikit,"

"Seperti biasa, Jimin yang perfeksionis," ledek Namjoon.

"JIn hyung juga," Jimin berdalih dengan wajah malu-malu.

"Apa? Kenapa kau melibatkan aku?" Jin protes karena dilibatkan.

Rei hanya tertawa melihat mereka berdebat, hal yang sudah sangat lumrah terjadi. Rei hanya mendengar sambil menyiapkan kamera.

"Noonaa,"

"Hm?"

"Sebentar lagi kita akan merayakan anniversary grup ini. Apa kau tidak ingin memberi kami hadiah?" Taehyung menatapnya dengan mata berbinar, berharap Rei akan langsung luluh.

"Begitu ya? Benar juga. Hadiah seperti apa yang kalian inginkan?" Rei tak terlalu memperhatikan Taehyung, hanya fokus mendengar sambil menyelesaikan pekerjaannya.

"Benarkah?" Taeyung senang karena bujukannya didengar.

"Tentu, tapi jangan mahal-mahal," Rei terkekeh kecil. "Aku sedang menabung untuk membeli equipment baru."

"Ini tidak mahal, tidak sama sekali," ujarnya yakin.

"Apa itu," Rei akhirnya mengalihkan pandangannya dari kamera.

"Noona, aku sangat ingin membaca tulisanmu. Bagaimana kalau kau membuat tulisan tentang kami?"

Kata-kata Taehyung membuat semua orang mengerenyit dahi, termasuk Rei.

"Aku yakin kau sudah sangat mengenal kami. Kau mengenal personal kami sampai kebiasaan setiap-tiap orang. Bagaimana kalau mengarang cerita tentang... uummm jalan dengan satu persatu dari kami,"

"Apa? Maksudnya jalan...?" Rei masih belum mengerti

"Date?" Taehyung menyebutkan kata itu dengan sangat mudah.

"Hah??" Rei menjadi sangat bingung.

Taehyung menganggukkan kepala dengan pede, kemudian melanjutkan, "Tentu saja ini fiksi. Anggap saja kau ada di posisi Army dan punya kesempatan menjalin hubungan dengan kami. Ah, aku pernah menemukan tulisan seperti ini di website, bukankah ini seru? Satu chapter untuk Namjoon-hyung, untuk Jin-hyung, Yoongi-hyung, dengan ku, Jimin lalu Jungkook," penjelasan dan permintaan Taehyung benar-benar... absurd.

Rei masih terdiam dan syok memandang Taehyung, "Kau serius?"

Taehyung menganggukkan kepala, "Tentu saja, tidak mahal kan?"

"Yaah memang tidak mahal tapi..."

"Kau bersedia? Oh astaga, terimakasih noona! Aku sayang noona," Taehyung langsung memotong kalimat Rei.

"Padahal aku belum mengiyakan," Rei menatap datar anak licik yang sedang tertawa itu.

"Dia memaksa lagi, ah tentu saja," Namjoon menggelengkan kepala.

"Aku setuju," Yoongi tiba-tiba berseru.

"Tidak buruk juga. Ini bisa jadi kenang-kenangan untuk kita semua," Jimin malah ikut mendukung.

"Apa?" Rei menoleh ke para member dengan tatapan tak percaya.

"Nanti kita bisa cetak. Oh aku tahu! Bagaimana kalau digabungkan dengan foto-foto yang diambil oleh Taehyung dan Jungkook,"

"Di ponselku juga ada, foto-foto kita" Hobi mengangkat ponselnya.

"Betul sekali, dari ponselku juga ada. Nanti kita kumpulkan semua lalu disusun menjadi satu buku album," Taehyung langsung menimpali.

"Ide bagus!"

"Ya... tidak buruk juga sih," Namjoon akhirnya setuju.

"Kalian... aku belum mengatakan apapun loh," Rei menghela napas.

"Noona, aku sangat menantikannya!" kata Jimin bersemangat.

"Kalau kau butuh referensi katakan saja, kami selalu siap," Taehyung bercanda.

"Baiklah kalau begitu, semangat Rei. Ayo kita mulai," Namjoon tersenyum.

Sementara itu, Rei hanya terbengong-bengong. "Kalian serius?"

"Tentu saja," Yoongi santai sekali menjawab.

"Noona fighting!"

"Reinaah fighting,"

Rei menjatuhkan kepala, menyetujui permintaan teman-temannya. DIa memang tak keberatan dan merasa ide ini sangatlah bagus. Tapi... 'Kenapa ide temanya seperti itu sih!?' rutuk Rei dalam hati.

7 Dwarfs & The Moon SpiritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang