Mini Story 10: This Point

21 7 2
                                    

Memasuki akhir tahun, jadwal untuk syuting MV semakin sedikit. Sebaliknya, show para member semakin padat. Walau sangat sibuk, satu sisi para staff bersyukur karena boy grup dan girl grup lainnya semakin menunjukkan sikap 'welcome' pada para member secara terang-terangan.

Apalagi di akhir tahun ini, satu per satu para member diundang untuk mengisi acara. Rei tak pernah meragukan kemampuan teman-temannya untuk berteman ataupun memperlakukan orang lain. Hanya saja, mereka masih sering merasa minder. Beruntung, keadaan semakin membaik dan hingga saat ini mereka bekerja sama dengan orang-orang ramah.

Misalnya saat ini, Rei dan Manager-nim sedang menemani Jimin untuk melakukan show kolaborasi dengan idol lainnya. Semuanya berjalan dengan sangat lancar, bahkan banyak yang terang-terangan menunjukkan rasa suka pada bocah satu itu.

Manajer-nim dan Rei sedang asik mendengar cerita Jimin soal latihannya dan show yang berlangsung sukses hari ini. Dia tampak sangat senang dengan circle barunya.

"Hah... aku jadi tak sadar terus berbicara sampai kita mau sampai kantor," Jimin tertawa kikuk.

Manajer-nim dan Rei ikut tertawa. "Tidak apa-apa, kami senang mendengarnya kok," kata Manajer-nim.

"Heheh... aku yakin para member lainnya juga menyukseskan acara mereka masing-masing," Jimin menengok ke luar jendela.

"Tentu," kata Rei.

"Haah, aku tak sabar memulai project baru dengan mereka lagi," katanya sambil tersenyum.

"Aku senang kau ada di antara orang-orang yang baik," balas Rei.

"Oh iya noona, mereka sebenarnya sempat berpikir bahwa kau adalah manajerku,"

"Hahah kenapa seperti itu?" tanya Rei heran.

"Entahlah, mungkin karena mereka melihat kita sangat dekat. Tapi tenang, tidak ada yang sampai berpikir aneh-aneh kok," ujar Jimin cepat.

"Agak aneh sih, 'kan jarang sekali idol lain peduli dengan hubungan antara idol dengan perusahaan yang menaunginya, entah itu manajer atau staff lainnya," papar Rei, merasa sedikit heran. Apalagi, kedekatan idol dan staffnya memang bukan hal yang baru dan sudah sangat lumrah.

"Apa mungkin ada yang tertarik padamu Rei?" celetuk Manajer-nim.

"Ah, tidak mungkin, Manajer-nim. Ada-ada saja," sanggah Rei cepat.

Manajer-nim dan Jimin tertawa. Rei hanya mendengus mendengar omong kosong paling kosong yang didengarnya hari ini.

"Kita sudah sampai! Kuharap para member ada di kantor," Jimin ceria.

"Semuanya ada di di kantor kok, kecuali Jin. Dia sedang meeting untuk acara award nanti," jawab Manajer-nim.

"Ah, begitu ya. Yasudah kalau begitu tidak apa-apa,"

Jimin sudah tak sabar ingin membagikan kue cookies pemberian salah satu teman-idolnya hari ini. Rei melihat keluar jendela, melihat salju yang mulai menumpuk. Tahun ini akan segera berakhir, tahun yang berat bagi mereka akan segera habis.

Jika sebelumnya para member masih sempat pulang ke rumah, kali ini tidak aka nada waktu untuk itu. Sebab kesibukan mereka sudah terjadwal hingga pertengahan tahun depan.

--------------------

Teman-teman yang setia membaca dan menunggu cerita ini, terima kasih sudah bersabar. Maafkan daku telat update :')

Sehat selalu ya, kalian!

7 Dwarfs & The Moon SpiritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang