16. Leaving on Aeroplane

84 15 0
                                    

Hari ini semua orang berkumpul di gedung, semuanya bersiap-siap untuk berangkat ke bandara. Semua barang-barang sudah siap diangkut. Pak Ryung, PDnim dan Nona Cisel ada di sana untuk mengantar keberangkatan mereka. Rei langsung memberi salam hormat pada Nona Cisel karena mereka jarang sekali bertemu.

"Kudengar kau sudah resmi diterima Rei,"

Rei hanya tersenyum malu-malu, "Nona Cisel, terimakasih atas bantuannya waktu itu,"

"Kau juga sudah menguasai bahasa, wow Rei! Aku kagum padamu,"

"Tidak nona, aku masih harus banyak belajar,"

Kemudian Nona Cisel memperkenalkan pada Rei temannya, seorang writer yang juga akan ikut berangkat bersama mereka ke Amerika bernama Nona Minhan.

"Jagakan anak ini untukku ya," pesan nona Cisel pada nona Minhan.

Matahari baru terbit tapi wajah Rei sudah memerah sejak pagi karena menurutnya nona Cisel memujinya terlalu tinggi. Tapi Pak Ryung dan Pak Han malah menambah-nambahi hingga membuat Rei terlalu malu untuk berbicara.

" Dia anak yang sangat pintar,"

"Dia cepat belajar dan sangat rajin. Tim FiPro sangat terbantu sejak ada Rei," tambab Pak Han.

"Firasatku tak pernah salah kan," nona Cisel tersenhum bangga.

"Aku menantikan kerja bersamamu Rei," senyum nona Minhan.

Rei hanya membungkukkan badan berkali-kali karena malu. Keempat orang dewasa itu malah menertawakan wajah Rei yang merona karena malu.

Kemudian para member akhirnya turun dari dorm mereka. Semuanya masih tampak ngantuk kecuali Jimin, Jin dan Hobi. Mereka tak langsung menemui Rei tentu saja karena staff make up artist langsung mengerumuni mereka.

Rei duduk di depan gedung bersama staff lainnya. Sementara yang lannya mengobrol, Rei hanya diam duduk mendengarkan sambil mengawasi langit.

Sebenarnya Rei cukup gugup karena skenario show ini menurutnya 'agak' jahat. Tapi Pak Ryung dan Pak Han meyakinkan kalau di Korea itu adalah hal yang biasa. Padahal Rei tahu, mereka berkata begitu hanya untuk menenangkan Rei. Tentu saja Rei tidak menyalahkan mereka, karena yang membuat skenario bukanlah mereka. Namun ketika melihat wajah para member yang sangat bahagia membuat Rei semakin tak tega.

"Kau pernah ke Amerika noona?" Jimin yang sudah selesai langsung menghampiri Rei.

Rei mengerutkan wajah, "Apa? Tentu saja belum,"

"Tapi kau tampak tenang-tenang saja. Seperti orang yang sudah biasa ke sana,"

"Benar juga ahaha. Pergi ke Amerika sama saja seperti pergi ke apartemen bagi Rei," para member lainnya mulai menggodai Rei.

Kemudian Taehyung mulai bertingkah dengan mono-drama nya. Meledek Rei.

Dia menegakkan badan, mengangkat dagunya tinggi dan berlagak seperti PDnim. "Rei, besok kau berangkat ke Amerika," katanya dengan suara berat sambil menirukan orang yang sedang melihat jam.

Kemudian ekspresi dan suaranya berubah, menirukan Rei. "Oke," suaranya tinggi dan ekspresinya datar sambil menganggukkan kepala.

Para member lainnya tertawa terbahak-bahak, termasuk Rei.

"Rei, apa benar reaksimu seperti itu ketika tahu akan ke Amerika?" Hobi tertawa.

"Tentu saja tidak," Rei menggelengkan kepala, merasa ampun melihat tingkah anak-anak ini.

'Aku tidak bisa excited gara-gara mikirin kalian kampret!' batin Rei.

Hingga tiba waktu keberangkatan mereka Rei hanya bisa menyemangati sambil mengiringi perjalanan mereka. Mereka benar-benar bersemangat. Apalagi sebelum hari H semuanya sibuk berkhayal.

Sesampai di bandara beberapa fans dan mungkin juga media sudah siap menanti kedatangan mereka. Rei banyak bertugas untuk mengambil video, sementara Pak Han dan Pak Junwu mengambil foto. Sesampainya di Los Angles staff lainnya pergi ke penginapan lebih dulu, sementara Pak Han dan Manajer-nim menemani anak-anak itu bermain seharian.

Rei membantu Pak Junwu dan Pak Yangwo menata kamera di beberapa tempat tersembunyi di dalam penginapan. Setelah selesai memasang kamera dan meletakkan peralatan di salah satu ruangan khusus untuk FiPro, Rei disuruh berberes dan beristirahat sebentar di kamarnya.

"Sementara ini persiapannya sudah cukup. Rei, beristirahat lah dulu. Kau pasti lelah,"

"Bagaimana dengan anda?"

"Aku dan Yangwo juga akan beristirahat. Tenang saja,"

"Baiklah Pak Junwu, saya akan kembali lagi nanti,"

Pak Junwu tersenhum sambil menganggukkan kepala. Rei tinggal satu ruangan bersama Lily dan seorang temannya yang juga adalah make up artist, Nona Junji.

Mereka menghabiskan sepanjang sore dengan tiduran. Kemudian nona Junji dan Lily pergi untuk berjalan-jalan di sekitar sana. Sementara Rei tidak bisa ikut karena masih harus stand by di penginapan.

"Ayolah Rei, mereka tidak bilang kau tak boleh keluar. Kita hanya berjalan-jalan di sekitar sini,"

"Selama kita pulang sebelum mereka datang tidak masalah kok," tambah nona Junji.

"Tidak apa-apa eonnie, Lily. Aku masih ingin beristirahat," (kakak: cewek)

Lily menghela nafas, menyerah. "Baiklah apa boleh buat, divisimu memang pasti sangat sibuk belakangan ini,"

"Lily, boleh aku meminta tolong?"

"Apa itu?"

"Aku ingin tidur sebentar, bisa tolong bangunkan aku saat kau kembali nanti?"

"Tentu, tidurlah,"

"Kami pergi dulu ya,"

"Baiklah. Hati-hati Junji eonnie, Lily,"

Kedua perempuan muda itu melambaikan tangan ke arah Rei dan menutup pintu kemudian menguncinya. Rei memiliki kunci cadangan di dalam pouch nya. Dia berbaring di atas kasur sambil menatap ke langit-langit. Dia masih tak percaya kalau saat ini dia sedang berada di Amerika.

Sebenarnya ini waktu yang tepat untuk berjalan-jalan di sekitar sini, tapi Rei terlalu lelah untuk melakukan itu semua. Kerja, prioritas utama datang ke sini adalah untuk bekerja.

Kemudian Rei tiba-tiba teringat ucapan Namjoon dan Yoongi: santailah sedikit.

'Ah, nanti saja lah. Yang penting tidur dulu' pikir Rei.

Kemudian perlahan-lahan Rei mulai merasa ngantuk dan tertidur. Rasanya dia sudah tidur sangat lama, namun ketika bangun Rei belum melihat Lily ataupun Junji di kamar.

Rei segera mandi dan bersiap-siap lalu menghabiskan waktu di kamar dengan membaca buku. Saat Lily dan nona Junji kembali, mengabari kalau para member akan datang. Rei bersiap-siap dan pergi ke ruang FiPro. Pak Junwu dan Pak Yangwo pergi keluar untuk mengambil gambar. Rei tinggal di dalam ruangan untuk memantau.

Para member kembali ketika malam sudah tiba. Ketika melihat ekspresi mereka, Rei ingin tertawa tapi malah lebih merasa kasihan. Pak Han dan Manajer-nim masuk ke ruangan FiPro, mereka tampak lelah. Syuting selesai. Sementara semua orang bebas beristirahat atau beraktivitas lainnya, divisi FiPro sibuk memindahkan file dan menyeleksi data.

Tengah malam, ketika semuanya beres barulah mereka bisa kembali ke kamar masing-masing dan beristirahat.

7 Dwarfs & The Moon SpiritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang