21. They Must Be Kidding Me

105 18 4
                                    


Setelah syuting dan photo shoot selesai, maka pekerjaan di diisi FiPro semakin gila-gilaan. Untungnya semua sudah dibagi, dijadwal dan dipetakan dengan seksama sehingga Rei, Pak Han dan Pak Ryung mengerjakan semuanya dengan sangat efektif.

Fokus fokus dan fokus. 

Pak Han dan Pak Ryung menangani editing MV sementara Rei dipercayakan sepenuhnya untuk mengurus video behind the scene untuk Bangtan Episode dan Bangtan Bomb. Ketika hendak mengerjakan video selfcam, kepala Rei langsung diserang rasa pusing. Bukan main, tak henti-hentinya Rei menggelengkan kepala melihat video yang mereka hasilkan.

"Pak Han, Pak Ryung, saya izin sebentar," Rei tiba-tiba bangkit berdiri sambil meletakkan headphone nya.

Pak Ryung dan Pak Han cukup kaget karena Rei tiba-tiba bangkit berdiri. "Oke, silahkan," kata Pak Ryung.

"Rei apa ada masalah," tanya Pak Han.

"Hmm sedikit, saya akan segera kembali,"

Rei segera berjalan keluar, tampak tergesa-gesa.

Pak Han nampak bingung dan menoleh sejenak ke arah Pak Ryung.

"Kenapa dengan anak itu?"

"Oh, Rei? Entahlah, mungkin dia sedang butuh refreshing. Sejak tadi kulihat dia begitu uring-uringan," jelas Pak Ryung, menebak.

Pak Han hanya menganggukkan kepala kemudian melanjutkan pekerjaannya. Sementara Rei berjalan dengan langkah lebar-lebar menuju studio dimana teman-temannya berlatih. Wajahnya terlihat sangat kesal, rasanya ingin meledak. Kemudian sebelum masuk ke studio, Rei berhenti dan menghela nafas sejenak. menenangkan diri dan mengurungkan niatnya untuk mengamuk.

Ketika masuk, Rei melihat mereka sedang berlatih untuk persiapan show. Rei bersandar di ambang pintu sambil mengamati mereka. Di dalam ruangan itu juga ada Manajer-nim yang berada di pinggir ruangan. Semua member sedang berkumpul di tengah ruangan, membentuk lingkaran bersama dengan koreografer membahas script dengan tekun.

"Oh Rei? Sedang apa disitu? Masuklah," Rei mendengar Manajer-nim berbicara padanya.

Walau ragu, akhirnya Rei menghampiri Manajer dengan langkah malas.

"Ada apa?" tanya Manajer-nim heran.

"Manajer-nim..." ujar Rei seakan memelas. Kemudian Rei lagi-lagi mengusap wajahnya. "Ini tentang self cam. Apa sewaktu syuting kita tidak memberi brief pada mereka?"

"Tidak juga, kenapa memangnya?"

Wajah Rei terlihat begitu frustasi. "Tidak... tidak apa-apa Manajer-nim," kata Rei, menyerah.

"Kau terlihat buruk sekali. Tinggallah sebentar, sebentar lagi mereka break kok. Atau kau sedang sibuk?"

"Tidak juga Manajer-nim,"

"Baiklah, kalau begitu akan kuambilkan teh untuk semua orang,"

"Biar kubantu," Rei ikut berdiri dan berjalan bersama Manajer-nim keluar dari studio.

Sementara itu Taehyung tak sengaja menoleh tepat ketika Rei berjalan keluar bersama Manajer-nim.

"Rei noona?"

"Mana?" bisik Jimin sambil ikut menoleh ke kiri dan ke kanan.

"Tumben sekali dia ke sini. Biasanya juga dipanggil tidak mau,"

Manajer-nim menyeduhkan teh, Rei menyiapkan cup dan membersihkan buah-buahan serta cemilan diet. Akhirnya Rei berkata jujur tentang apa yang mengganggunya sedaritadi.

7 Dwarfs & The Moon SpiritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang