—————
Sharren memandang dirinya di depan cermin dengan seragam sekolahnya. Kemeja putih dengan dibalut rompi vest warna hitam dan jas almamater warna biru dongker dan rok warna hitam. Seragam ini saja baru datang tadi malam karena di sekolah tidak ada seragam cewek mengingat sekolah khusus untuk cowok sehingga Matteo memesannya terlebih dahulu.
Sharren menyisir rambutnya agar terlihat lebih rapi. Aktivitasnya terhenti ketika melihat sebuah bekas luka pada keningnya sebelah kanan, luka akibat ulah dari Zio. Lalu ia menutupi bekas lukanya dengan poninya agar orang lain tidak mengetahuinya.
"Sharren," panggil Geona membuat Sharren membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Geona.
"Wih lo cocok jadi anak sekolahan lagi." Geona memandangi Sharren yang memakai seragam sekolah.
"Iyalah gue kan jadi bocah lagi," balas Sharren.
"Lo beneran mau sekolah lagi?" Tanya Geona untuk memastikannya.
Sharren menganggukkan kepalanya dengan mantap "Yup gue mau sekolah lagi. Pengen cari pengalaman baru dengan tubuh gue yang muda lagi ini."
"Belajar yang rajin di sekolah ya, jangan bolos," pesan Geona kepada Sharren seolah-olah memberikan nasihat kepada anaknya.
"Siap bos," jawab Sharren sambil memberikan hormat kepada Geona. Sedetik kemudian ia tertawa disusul oleh Geona juga.
Kemudian kedua wanita tersebut turun ke bawah untuk sarapan. Di ruang makan sudah terdapat Matteo yang berpakaian formal dengan jas dan Kai dengan seragam sekolahnya
"Ada bocah sekolahan nyasar nih, sekolah mana dek?" Tanya Matteo kepada Sharren mendapatkan tatapan sinis dari cewek itu.
"Tante kelihatan lebih cantik pakai seragam sekolah," sahut Kai.
"Jelaslah tanteku dulu itu seorang primadona di sekolah dan banyak cowok-cowok yang ngejar tante," sombong Sharren seraya menyibakkan rambutnya ke samping.
"Primidini," ejek Matteo membuat Sharren melemparkan sendok ke arah sepupunya.
"Aww hobi banget lo ngelempar sendok ke gue," ringis Matteo dibalas juluran lidah oleh Sharren alias mengejek.
"Gak sopan lo sama orang tua."
"Bodo."
"Hey sudah-sudah jangan berantem. Kita sarapan dulu nanti telat ke kantor sama sekolah," lerai Geona. Kemudian semuanya mulai untuk memakan sarapannya.
~•~•~•
Sharren memandang takjub gedung sekolah di hadapannya yang terlihat sangat besar. Sekolahnya memiliki tiga gedung dengan bertingkat empat, memiliki lapangan yang luas, tempat parkiran pun juga luas yang diisi dengan banyak mobil dan motor milik guru dan siswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager? [END]
Teen FictionSebelumnya follow wattpadku dulu ya!! Ini cerita tentang Hannele Sharren atau yang biasa dipanggil Sharren. Seorang wanita berusia 38 tahun yang sudah berkeluarga. Dirinya berubah menjadi seorang remaja berusia 17 tahun. Saat ia kembali menjadi rema...