-041

4.9K 926 148
                                    

—————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—————

Ochi memasuki kelasnya yang sudah ramai oleh teman-temannya. Ia datang dengan menggendong tas ranselnya sambil membawa setumpuk kertas hasil ulangan matematika karena sebelum ke kelasnya, tadi ia dipanggil oleh Bu Vela ke kantor terlebih dahulu untuk mengambil hasil ulangan untuk dibagikan kepada teman-temannya.

Tatapan semua siswa di kelas tertuju pada Ochi yang baru saja masuk ke kelas. Gadis itu berpenampilan berbeda seperti hari biasanya yang selalu menggeraikan rambutnya. Kali ini Ochi mencepol rambutnya tinggi dengan poni yang penutupi dahinya dan memperlihatkan leher putih mulus sehingga membuat para cowok tergoda.

"Cantik banget," celetuk Geva sambil menganga lebar melihat Ochi. Begitu juga dengan Deron dan Levi, mereka berdua juga melihat Ochi dengan tatapan kagum.

"Kedip lo," ucap Max sambil menjentikkan jarinya di depan mata Oscar yang sedari tadi tak berkedip saat memandangi Ochi.

"Apa sih," kesal Oscar kemudian menatap ke layar ponselnya lagi. Sementara Max hanya terkekeh.

Ochi menatap ke semua teman sekelasnya. "Temen-temen ini hasil ulangan matematika kemarin. Gue bagiin ya," ucap Ochi dan mulai berjalan untuk membagikan kertas hasil ulangan kepada teman-temannya.

"INI NILAI APA APAAN NIH?!" kaget Ariel saat melihat hasil ulangannya.

"Gilak padahal kayaknya kemarin gue ngerjainnya bener deh. Kok nilainya jelek ya?" sahut Tama.

"Lo ngerjainnya aja ngasal yang penting jawab," timpal Ariel sebagai teman sebangkunya sambil menonyorkan kepala Tama sehingga membuat cowok itu meringis.

"Wih Ochi dapet nilai seratus," seru Geva yang merebut kertas hasil ulangan milik Ochi.

"Anjay itu otak apa kalkulator? Nilai ulangannya seratus," sahut Ariel.

"Kalian kalo belajar yang bener dan suka sama pelajarannya bisa dapet nilai seratus kok," ucap Ochi.

"Gimana mau suka sama pelajarannya, lihat rumusnya aja udah bikin pusing," keluh Ben diangguki setuju oleh teman-temannya.

Suara derap langkah sepatu high heels semakin jelas, semua siswa beralih menatap ke arah luar pintu dan di sana terdapat Bu Ave yang hendak memasuki ruangan kelas. Para siswa di kelas yang semula berkumpul dengan temannya pun segera bergegas menuju ke bangkunya masing-masing.

Bu Ave menampilkan senyumannya kepada semua anak didiknya sambil berjalan menuju ke meja guru. Kemudian Bu Ave mengucapkan salam kepada semua siswa dan mengawali pelajaran pada hari ini dengan berdoa. Setelah itu Bu Ave mengabsen satu persatu siswanya seperti biasanya sebagai bukti keikutsertaan dalam mengikuti pembelajaran.

Teenager? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang