-006

9.3K 1.3K 112
                                    

—————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—————

Saat ini Oscar dan Mosha berada di parkiran sekolah. Mereka duduk di atas motornya masing-masing sambil menunggu kedatangan Max di sekolah. Sudah kebiasaan bagi mereka bertiga yang saling menunggu di parkiran setelah tiba di sekolah sehingga mereka masuk ke kelas beberapa menit setelah bel masuk berbunyi.

Oscar menepuk-nepuk helmnya dengan tangannya, lalu ia melirik jam tangan berwarna hitam di pergelangan tangannya menunjukkan bahwa jam telah menunjukkan pukul enam lebih lima puluh menit yang berarti sepuluh menit lagi bel masuk akan berbunyi.

"Max gak masuk sekolah?" Tanya Oscar kepada Mosha.

"Gak tau gue. Mungkin telat," jawab Mosha sambil mengendikkan bahunya.

Oscar berdecak kesal. "Mana pelajaran pertama itu Pak Andrea lagi."

Pak Andrea adalah guru mata pelajaran Sejarah, beliau terkenal dengan guru terkiller di sekolah. Jika ada siswanya yang terlambat masuk ke kelas, ramai di kelas, atau tidak mengerjakan PR maka Pak Andrea akan memberikan hukuman yaitu meringkas bab yang sedang dipelajari dan mengerjakan soal-soal latihan berupa uraian yang banyak, belum juga jawabannya yang panjang. Jika pada keesokan harinya tidak dikumpulkan maka nilainya akan kosong pada pertemuannya tersebut. Sehingga tak heran ketika ada pelajaran Sejarah para siswa itu tertib.

"Gimana nih? Mau ditinggal Max?" Tanya Mosha.

"Tunggu lima menit lagi kalau dia gak datang kita tinggal. Kemarin nilai gue udah kosong e gara-gara lupa ngerjain tugasnya," balas Oscar dibalas anggukan kepala oleh Mosha.

"HEY KALIAN," teriak seseorang membuat Oscar dan Mosha menoleh ke arah sumber suara.

Dari pintu gerbang terlihat Max yang berlari menuju ke arah mereka berdua. Sesampai di tempat parkiran Max mengatur napasnya yang terengah-engah sambil menunduk memegang lutut kakinya. Sementara kedua temannya menatap Max bingung karena tidak biasanya Max ke sekolah dengan menggunakan kaki.

"Kendaraan lo mana?" Tanya Mosha sambil menatap ke arah gerbang sekolah.

"Gara-gara Pak Ian kemarin ngadu ke ortu gue, semua fasilitas gue disita dan uang jajan gue dipotong. Jadi tadi gue ke sekolah naik bus," jawab Max.

"Ck ck kasihan," ucap Oscar seolah-olah ikut bersedih.

"Huh nasib-nasib," Max mendengus kesal.

"Hai," sapa Elice yang datang menghampiri ketiga cowok tersebut ke parkiran.

"Hai Elice," balas Max dengan senyuman dan tatapan genitnya. Maklumlah Max itu tipe orang kalau melihat cewek bening langsung ingin menggodanya.

Teenager? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang