—————
Acara tidur Ochi terganggu karena ada seseorang yang mengusik tidurnya dengan menepuk-nepuk pipinya sehingga membuatnya menggeram kesal. Kemudian ia membuka matanya dan menampakkan seseorang yang tersenyum polos kepadanya.
"Apaan sih ganggu gue tidur," kesal Ochi.
"Sorry tan. Ini Kai disuruh papi beri ini ke tante." Kai menyodorkan sebuah amplop kepada Ochi lalu Ochi pun langsung menerimanya.
Ochi membuka amplop tersebut, seketika membelalakkan matanya melihat lembaran uang berwarna merah yang banyak di sana. Dalam hatinya Ochi merasa senang karena Matteo mengirimkan uang kepadanya dengan tidak pelit juga.
"Makasih Kai udah anterin uangnya," ucap Ochi dengan tersenyum.
"Oh iya tapi papi juga pesan, Tante disuruh beli bahan-bahan makanan untuk stok di ruangannya papi pake uang itu juga," ucap Kai membuat senyum Ochi luntur. Ia kira semua uang di dalam amplop tersebut untuknya tetapi ternyata sebagian uang itu digunakan untuk membeli bahan-bahan makanan.
"Iya nanti gue beliin," balas Ochi. "Lo kok tahu kalau gue ada di UKS?" lanjut Ochi.
"Tadi Kai ke kelasnya tan-"
"Eitss tunggu, gue baru ngeh kalau lo manggil gue tante. Pake lo-gue aja ya," peringat Ochi kepada Kai karena ia takut kalau ada seseorang yang mendengar percakapannya dengan Kai.
"S-sorry. Jadi gue tadi ke kelas lo tapi kata temen sekelas lo, lo ada di UKS karena tadi pas olahraga jatuh," jawab Kai. "Eh tapi lo baik-baik saja kan?" tanya Kai kepada Ochi.
"Tuh lihat kaki gue jadi kek gitu." Ochi menatap miris lutut kakinya yang luka dan Kai pun ikut melihatnya.
"Bisa jalan gak?" tanya Kai lagi.
"Bisa tapi mungkin jalannya pincang," jawab Ochi.
"Semoga cepat sembuh ya. Kalau gitu gue balik ke kelas dulu karena mau bel masuk nih," ucap Kai.
"Eh udah istirahat?" tanya Ochi.
"Udah dari tadi," jawab Kai.
"Yaudah gue ke kelas." Ochi turun dari ranjang UKS dengan dibantu oleh Kai karena kakinya masih ada rasa sakit.
"Lo ke kelas aja. Gue bisa sendiri," ucap Ochi kepada Kai yang hendak menuntunnya menuju ke kelasnya.
"Tapi lo gapapa?" tanya Kai dengan rasa khawatir dibalas anggukan kepala oleh Ochi sambil mengacungkan jempolnya.
"Hati-hati. Gue pergi," ucap Kai kemudian pergi meninggalkan Ochi di sana. Ochi menghela napas lalu mulai melangkahkan kakinya menuju ke kelas.
Sepanjang di koridor banyak siswa lain yang memandang kepada Ochi karena Ochi berjalan dengan kaki yang pincang dan celana olahraga yang sebelah di angkat di atas lutut agar tidak menutupi lukanya sehingga tak heran jika orang lain melihatnya karena penampilannya memang agak aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager? [END]
Teen FictionSebelumnya follow wattpadku dulu ya!! Ini cerita tentang Hannele Sharren atau yang biasa dipanggil Sharren. Seorang wanita berusia 38 tahun yang sudah berkeluarga. Dirinya berubah menjadi seorang remaja berusia 17 tahun. Saat ia kembali menjadi rema...