—————
Setelah weekend hari Senin pun tiba. Pagi ini cuacanya cerah, sinar matahari menyoroti para siswa yang sedang berbaris rapi di lapangan untuk mengikuti upacara bendera yang rutin dilakukan seperti hari Senin biasanya.
Beruntung sekali Ochi berbadan pendek dari banyaknya siswa di sekolah sehingga ketika mengikuti upacara ia berdiri di paling belakang dan berada di bawah pohon sehingga tidak terkena sinar matahari karena barisan diurutkan dari ketinggian yang lebih tinggi berada di barisan depan dan yang di belakangan hanya menyesuaikannya.
Meskipun demikian, Ochi tetap merasa pegal kakinya terus berdiri sambil mendengarkan pembina upacara yang menjelaskan amanat panjang lebar sehingga membuat upacara ini terasa lama. Tak hanya dirinya saja, siswa lain pun sama juga mengeluh bahkan ada yang pura-pura sakit untuk tidak mengikuti upacara.
"Kapan selesainya sih?" gerutu Ochi. "Topik amanat upacaranya juga itu-itu doang dari jaman dulu sampe sekarang," lanjut Ochi.
Menurut Ochi topik amanat dari pembinaan upacara itu dari jaman waktu ia sekolah ketika masih kecil sampai sekarang ketika ia sudah mempunyai seorang anak masih saja membahas itu terus. Ia juga heran memangnya tidak ada topik lainnya yang lebih menarik apa untuk dibicarakan?
Lima belas menit kemudian pemimpin upacara memberikan perintah untuk bubar sehingga semua siswa dilapangkan pergi menuju ke kelas masing-masing atau duduk-duduk di pinggir lapangan dan pergi ke kantin.
"Aduh haus gue." Ochi mengipas-ipas wajahnya yang panas dan tenggorokannya terasa kering sehingga ia ingin pergi ke kantin untuk membeli minuman.
Baru saja ingin melangkahkan kakinya untuk pergi ke kantin, tiba-tiba seorang guru berambut sebahu memanggil dirinya.
"OCHI."
"Iya bu?" tanya Ochi.
"Tolong fotokopikan ini di depan sekolah sesuai jumlah siswa di kelas untuk dikerjakan nanti waktu pelajaran," pinta Bu Ave sambil memberikan selembar kertas yang bertuliskan soal-soal dan uang kepada Ochi.
"Baik bu," ucap Ochi membuat Bu Ave tersenyum. Dalan hatinya ia mengumpat kepada teman dekatnya waktu kuliah ini karena ia sedang merasa haus disuruh untuk pergi untuk fotokopi.
Oh iya kenapa Bu Ave tidak mengenal Ochi bahwa Ochi itu adalah Sharren? Karena penampilan Ochi saat SMA berbeda ketika kuliah. Saat SMA Ochi memiliki poni yang menutupi dahinya dan saat kuliah Ochi merubah gaya rambutnya untuk dibelah menjadi dua tanpa poni ditambah memakai make up sehingga terlihat lebih dewasa.
Kemudian ia melangkahkan kakinya menuju ke keluar gerbang sekolah. Ochi menengok ke kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada kendaraan yang lewat di jalan karena letak fotokopinya berada dia seberang jalan. Ketika jalan sudah sepi, Ochi segera menyebrangi jalan dan sampailah ia di depan tempat fotokopi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager? [END]
Teen FictionSebelumnya follow wattpadku dulu ya!! Ini cerita tentang Hannele Sharren atau yang biasa dipanggil Sharren. Seorang wanita berusia 38 tahun yang sudah berkeluarga. Dirinya berubah menjadi seorang remaja berusia 17 tahun. Saat ia kembali menjadi rema...