-024

5.8K 858 30
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

Setelah sehari ia libur sekolah karena sakit, hari ini Ochi berangkat kembali ke sekolah seperti rutinitas biasanya meskipun keadaannya masih bersin-bersin tetapi ia nanti tetap memakai masker agar tidak menulari teman-temannya di sekolah.

Ochi menatap dirinya di pantulan cermin. Saat ini ia memakai seragam yang berbeda seperti biasanya karena seragamnya belum setrika. Ia memakai kemeja putih dengan lengannya agak seperti balon, rompi vest sekolah yang berwarna hitam berubah menjadi vest berwarna biru dongker karena ia hanya punya warna itu, serta roknya ia punya warna hitam yang agak persis seperti rok sekolahnya. Ia merasa santai saja jika nanti ia berbeda dengan yang lain, toh dirinya hanya perempuan di sekolahnya. Eh kan masih ada Elice, cewek selain dirinya. Kemudian ia mengambil tasnya dan keluar dari kamarnya menuju ke ruang makan.

"PAGI SEMUANYA," teriak Ochi menyapa sebuah keluarga yang duduk melingkari meja makan. Kemudian ia duduk di salah satu kursi di sana dan mulai mengambil roti tawar yang dijadikannya sebagai sarapan.

"Lo mau ke mana? Udah cantik pagi ini," ucap Geona menatap penampilan Ochi yang berbeda.

"Mau mangkal paling," sahut Matteo membuat Ochi menatap tajam ke arah Matteo.

"Gue mau sekolahlah," ucap Ochi.

"Kok gak pake seragam sih? Seragam lo kemana?" tanya Geona.

"Seragam gue belum disetrika jadi hari ini gue pake baju bebas," jawab Ochi.

"Halah alesan, paling dia pengen tebar pesona ke cowok-cowok di sekolah," cibir Matteo.

"Itu salah satunya karena gue dulu sebagai primadona sekolah harus tebar pesona gue ke para cowok-cowok agar gue punya fans banyak dan sekarang gue terapin juga di sekolah Javan. Jadi siapa tahu gue bisa nyantol ke salah satu dari mereka," ucap Ochi dengan jiwanya yang fuck girl mulai menguasai dirinya. Sudah punya suami tetapi masih mau nyari cowok lain berondong pula dan usianya seperti anaknya.

"Heh kalau gue tahu lo pacaran sama cowok di sekolah, gue kasih tahu ke Zio kalau lo sebenarnya Sharren," ancam Matteo dan Ochi mengerucutkan bibirnya.

"Lagian gue cuma bercanda. Mana mungkin gue selingkuh dari Zio yang ganteng," kesal Ochi.

"Ganteng tapi kok suka nyiksa cewek," sindir Matteo membuat Ochi terdiam. Sementara Geona menatap tajam Matteo dan memperingati agar suaminya itu tidak mengingatkan kembali kepada Ochi.

"Sorry," ucap Matteo kepada Ochi.

"Gapapa toh yang diomongin lo emang benar," balas Ochi.

"Kai udah selesai belum? Kalau udah kita berangkat sekarang," ucap Ochi kepada Kai.

Kai menganggukkan kepalanya. "Udah tan, ayo kita berangkat," ucap Kai kemudian berpamitan dan menyalami orang tuanya.

"Kita berangkat," pamit Ochi kepada Matteo dan Geona.

Teenager? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang