Banyak typo!
Happy reading❤️
-
-
-
Hari terus berganti, semua orang melakukan aktivitasnya seperti biasanya. Seperti halnya di keluarga Mario yang saat ini sedang sarapan bersama dimeja makan. Hening, hanya terdengar detingan suara sendok. Tak ada raut wajah yang bersahabat, semuanya menampakkan wajah datarnya. Entah apa yang terjadi dengan keluarga ini
Damian makan dengan ogah-ogahan, pandangannya hanya tertuju pada makanan. Dia ingin cepat selesai dan keluar dari situasi ini. Damian sadar jika sedari tadi mama nya memandang Damian sendu. Tapi apakah Damian peduli? Tentu saja tidak
Damian selesai, dia langsung berdiri dari tempatnya dan melangkahkan kakinya keluar tanpa berpamitan pada tiga orang yang berada di ruangan itu.
"Dimana sopan santun mu!" Suara bariton milik Mario berhasil membuat langkah Damian berhenti namun tidak membuat dirinya menengok kebelakang
"Pah," Callista mencoba mengelus tangan suaminya, mencoba untuk menenangkan. Berbeda dengan Andre yang hanya melihat adegan didepannya sambil melanjutkan makannya, seakan-akan didepannya ini adalah tontonan sehari-hari nya
"Diam mah, anak itu semakin hari semakin ngelunjak. Itu karena mama selalu membiarkannya terlalu bebas diluaran sana." Geram Mario menatap punggung Damian tajam
"Kebebasan? Kebebasan apa yang anda maksud tuan Mario Alfred Primatama?" Tanya Damian remeh, jangan berfikir anak berumur 10 tahun tidak bisa melawan. Dia bisa melawan bahkan jika dipikirkan kenapa tidak dari dulu saja dia berani melawan. Jauh dalam lubuk hati Damian, dia merasa menjadi anak yang kurang ajar. Tidak sepatutnya dia seperti itu bagaimana pun mereka adalah keluarganya. Namun keadaan yang membuatnya harus bersikap seperti itu
"Kau ini manusia tidak tau diri, tidak tau terimakasih. Masih menanyakan kebebasan apa? Selama ini kami membiarkanmu bermain sesuka hati, nilai kamu semakin hari semakin menurun. Kamu seharusnya bersyukur karena kebebasan itu. Lihat kakak kamu Andre, dia selalu saja membantu papa yang pastinya menguntungkan papa tidak sepertimu yang hanya bisa merepotkan orang tua!"
"Tidak tau diri? Apakah itu menjabarkan diri anda sendiri tuan Mario. Orang tua mana yang menjadikan anaknya sendiri layaknya boneka yang bisa menghasilkan uang, orang tua mana yang tega pilih kasih dengan kedua putranya. Satu putranya mendapatkan semua kasih sayangnya tanpa diminta, sedangkan kan putranya yang lain? Sedikitpun dia tidak menerima kasih sayang itu, mencoba mengambil perhatiannya namun bukan nya bangga justru dia dihina."
"Tidak tau terimakasih? Anda tidak berkaca, buat apa saya berterimakasih dengan orang yang bahkan tidak pernah meluangkan sedikit waktu untuknya, jangankan meluangkan waktu, Untuk sekedar menanyakan kabar saja dia tidak Sudi, sebegitu tidak diinginkannya dia oleh orang tua sendiri!" Jawab Damian dengan senyuman diwajahnya, tidak ada kata takut lagi dalam dirinya. Sudah cukup dia selalu menangis ketika melihat saudaranya yang disayang. Sekarang saatnya bangkit, bangkit dengan kedua kakinya sendiri.
Mario menatap Damian tajam, tangannya terkepal kuat, ucapan Damian itu salah. Kenapa Damian tidak pintar seperti Andre, kenapa dia tidak seperti Stef yang lebih muda tapi lebih pintar. Salahkan saja Damian yang kerjaannya selalu bermain, tidak ingat waktu. Dan Andre juga selalu menurut setiap ucapannya, tidak seperti Damian yang terkadang protes mangkanya dia geram dengan anak itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/246418591-288-k914787.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive (END)
De TodoFiksi✓ ||•POSSESSIVE•|| Menceritakan seorang anak perempuan yang begitu manja terhadap keluarganya yang memiliki 3 orang kakak laki-laki yang begitu possessive bukan hanya abang tapi seluruh keluarga nya sangat-sangat possessive. Hal ini lah yang me...