Seorang wanita paruh baya dengan senyuman tipis melangkahkan kakinya menuju kamar salah satu anaknya.
Ia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya ketika membuka pintu, ia di suguhkan pemandangan dimana sang bungsu sedang membungkus dirinya menggunakan selimut bergambar pikachu.
Kim tae hee, masuk ke dalam kamar anaknya tersebut, ia berjalan menuju jendela ruangan pribadi putrinya hendak membukakan tirai gorden kamar itu agar cahaya sang mentari dapat menembus masuk.
Srek!
Ia terkekeh pelan ketika melihat putrinya menggeliat kecil karena tidurnya terusik oleh cahaya hangat matahari.
"Jisoo-ya, bangun nak, kau bisa telat lagi ke sekolah, bukankah hari ini kamu ujian akhir semester?"
Sang anak tidak menanggapi ia malah semakin masuk kedalam selimut dan menenggelamkan wajahnya pada bantal kesayangannya.
Nyonya Kim menggelengkan kepalanya, putrinya ini sangat susah ketika di bangunkan.
Ia menepuk pipi lembut sang anak pelan, "jisoo, ayo bangun"
Jisoo menggeliat di dalam selimutnya, "aaaaahhhh, lima menit lagi ya bundaa"
"Baiklah, lima menit lagi, tapi jika setelah lima menit kamu tidak turun, bunda terpaksa menyuruh ayahmu untuk membangunkan mu"
"Hmmm, iyaaa"
Nyonya kim tersenyum tipis ia mengecup pipi jisoo sekilas.
Ia mulai melangkahkan kakinya kembali untuk keluar dari kamar si bungsu, "Bibi, tolong siapkan perlengkapan sekolah jisoo ya" ia memberi perintah ketika tidak sengaja berpapasan dengan salah seorang pelayan.
"Baik nyonya" sang pelayan mengangguk patuh.
Ia kembali meneruskan langkahnya menuju ruang makan, disana sudah terdapat dua pria yang sedang menyantap sarapan mereka.
"Apa jisoo masih sulit di bangunkan bunda?" Tanya putra sulungnya.
"Hm, seperti biasa adikmu itu sangat sulit bangun pagi seokjinnie"
Nyonya kim mengambil tempat duduk di sebelah suaminya yang terburu-buru melahap rotinya.
Bukan, bukan karena ia buru-buru akan berangkat ke kantor. Tapi ia ingin segera memberi hukuman seperti biasanya ketika sang bungsu, jisoo yang sulit untuk di bangunkan.
"Bukankah hari ini jisoo ada ujian akhir semester?" Tanya kim Daekhwan dengan suara baritonnya.
Sang istri mengangguk membenarkan pertanyaan suaminya.
Tuan Kim bangun dari duduknya, ia kemudian berjalan menuju lantai atas dimana kamar putri bungsunya berada.
Ia membuka pintu kamar jisoo, bola matanya membulat ketika melihat putrinya masih membungkus diri menggunakan selimut.
Ayah dari sang putri tersebut melangkah mendekati ranjang putrinya.
"Jisoo, bangun!" Perintah kim Daekhwan dengan suara besarnya.
Jisoo sedikit membuka matanya melihat siapa yang bersuara, ia menggeleng tidak mau.
"ayah akan menghukum mu kalau tidak bangun juga sooya" ancam ayahnya.
Tidak ada tanggapan, kim Daekhwan mulai menaiki ranjang putrinya, senyum jahil terbit di wajahnya yang masih terlihat tampan walau sudah berkepala empat.
"Jisoo, ayah akan menghitung sampai tiga, jika kamu tidak mau bangun--- terpaksa ayah harus menghukum mu lagi"
"1....2....3..."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨 : 𝘠𝘰𝘶 𝘈𝘯𝘥 𝘔𝘦
Fanfiction"𝘼𝙠𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙨𝙖𝙟𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙧𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙜𝙞. 𝙏𝙖𝙥𝙞 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠, 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙗𝙖𝙜𝙞𝙠𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙡𝙪𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞𝙜𝙪𝙨 𝙥𝙚𝙣𝙮𝙚𝙢𝙗𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙩�...