Jisoo terus mengedarkan pandangannya menghindari tatapan kakaknya, seokjin.
Mereka bertiga kini berada di ruang tamu. iya bertiga, Jisoo, Seokjin, Dan Rosé.
Ayah dan ibu mereka meninggalkan mereka bertiga karena harus membahas sesuatu katanya.
Rosé duduk dengan gugup karena ia melihat bagaimana kini Jisoo dan Seokjin beradu tatap sengit.
"Gimana sih dek"
"Dih, seharusnya kakak yang gimana, bukannya jisoo udah bilang ya jangan ada di rumah, kenapa gak pergi kemana kek, ngedate bareng kak sowon kek"
"Kakak lupa, kamu sih gak ngingetin"
Jisoo merotasikan bola matanya malas, ia memutuskan melepaskan pandangannya pada kakak laki-lakinya itu, Jisoo menghempaskan dirinya pada sandaran sofa sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Nahh..."
Kim Daekhwan juga istrinya datang lalu duduk sambil terus tersenyum hangat, sementara wajah Seokjin kini terlihat masam.
Kim tae hee, ibunya memegang tangan seokjin menyuruh anaknya untuk tersenyum. dengan malas seokjin tersenyum sekejap lalu kembali memasang wajah datarnya.
Rosé juga memerhatikan air muka Seokjin yang terlihat tidak bersahabat, itu membuatnya sedikit errr..
"Nah seokjin, kenalkan ini Rosé dan Rosé, ini Seokjin" senyuman hangat yang diukir Kim Daekhwan harus luntur karena putranya terlihat ogah-ogahan ketika berjabat tangan dengan Rosé, ia merasa sedikit tidak enak pada putri sahabatnya itu, namun Rosé tersenyum sambil menganggukkan kepalanya pertanda tidak mengapa.
"Ayah, sudahkan?Seokjin ada kelas di kampus setengah jam lagi"
Kim Daekhwan menghela nafas, ia mencoba bersabar menghadapi sikap putranya yang keras kepala.
Tanpa menunggu jawaban dari sang ayah, Seokjin beranjak pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua lalu kembali turun dengan sebuah Tas yang di kaitkan di pundaknya lalu pergi tanpa pamit.
Kim Daekhwan menghela nafas berat, sementara Jisoo hanya duduk menyaksikan tidak berniat membuka suaranya.
Kim tae hee berpindah duduk menjadi di samping Rosé, ia menggenggam tangan Rosé dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya mengusap surai blonde Rosé lembut.
"Seokjin membutuhkan sedikit waktu lagi, kamu mau menunggu dengan sabar kan?" Tanya Kim Daekhwan hati-hati.
Rosé membalas genggaman tangan Ibu Jisoo, Ia tersenyum tulus menyakinkan kedua orang tua Seokjin dan Jisoo itu.
Sementara Jisoo dari tadi hanya menyimak sembari tangannya memainkan jari-jari tangannya.
"Kalau begitu, Rosé juga pamit paman, bibi."
Sejujurnya Jisoo merasa menjadi tidak enak setelah mengetahui kalau ternyata Rosé yang akan dijodohkan dengan kakaknya, karena itu artinya ia harus berbohong dan menghasut Rosé agar tidak mau menerima perjodohan ini.
Bukan hanya itu saja sebenarnya, di hatinya ada setitik rasa tidak terima.
"Jisoo tolong antarkan Rosé ke depan"
Ucapan ayahnya membuyarkan lamunan Jisoo, sedikit terkejut namun setelah itu Jisoo mengangguk lalu bangkit dari duduknya untuk mengantar Rosé ke depan karena gadis itu akan pulang.
Jisoo berjalan terlebih dahulu sementara Rosé mengekor di belakang.
"Sebentar, aku panggilin dulu pak supirnya." Jisoo hendak pergi memanggil supir untuk mengantar Rosé pulang, namun Rosé mencekal tangannya membuat Jisoo menatapnya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨 : 𝘠𝘰𝘶 𝘈𝘯𝘥 𝘔𝘦
Fanfiction"𝘼𝙠𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙨𝙖𝙟𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙧𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙜𝙞. 𝙏𝙖𝙥𝙞 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠, 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙗𝙖𝙜𝙞𝙠𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙡𝙪𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞𝙜𝙪𝙨 𝙥𝙚𝙣𝙮𝙚𝙢𝙗𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙩�...