"Jisoo lebih kenceng ngayuh nya!!" Teriak Rosè, gadis itu sangat bersemangat.
Ia duduk di boncengan sepeda dengan membelakangi Jisoo. Ia duduk dengan posisi terbalik tak seperti biasanya. Ditangannya penuh dengan tali balon warna warni yang baru saja dibelikan Rosè untuknya. Rosè memegang erat-erat tali balon nya agar tak tertiup angin kencang ditambah mereka sedang mengendarai sepeda.
Jisoo membelikannya balon yang sangat banyak, bahkan bisa dikatakan dia memborong balon dari kakek-kakek yang menjualnya.
Tiba-tiba saja sepeda yang dikendarai mereka berdua berhenti. Dan pelakunya adalah Jisoo, jelas membuat Rosè mengerutkan keningnya bertanya.
"Kenapa berhenti?" Tanya Rosè sedikit berteriak karena angin kencang pantai mampu meredam suaranya.
"Cape..." ujar Jisoo terengah-engah.
"Kaki aku pegel deh kayanya." Lanjut gadis berbibir hati.
Melihat Jisoo yang memang kelelahan membuat Rosè tak tega hati, ia kemudian mengikuti Jisoo turun dari boncengan sepedah.
"Duduk dulu sini." Jisoo menurunkan standar sepedahnya.
Ia berhenti di tempat yang cocok, di sebuah pohon rindang yang juga terdapat bangku panjang.
Tidak terlalu dekat dengan bibir pantai, namun mereka masih bisa melihat pemandangan ombak pantai yang menggelegar diiringi dengan angin kencang. Disini juga lumayan sepi, tempat yang sempurna membuat Rosè dan Jisoo tersenyum kecil.
Rosè ingat bahwa mereka membawa sekantong snack yang di simpan di keranjang depan sepedah, ia kemudian berdiri kembali, mengambil kantong plastik berwarna putih menggunakan satu jari telunjuknya, karena tangannya masih bertugas memegangi tali balon-balon agar tidak terbang tertiup angin ataupun karena ia yang kurang menggenggam dengan erat.
Jisoo tersenyum melihat Rosè yang kesusahan. Niat jahil terbesit di benaknya, tak ada niatan untuk membantu dan hanya memprehatikan sembari tertawa kecil.
"Bukannya bantuin ih Jisoo!" Kesal Rosè melihat Jisoo yang hanya cengengesan tanpa membantunya yang jelas sekali terlihat kesusahan dengan kantong plastik besar juga tali balon yang banyak memenuhi kedua tangannya.
Setelah Rosè membali duduk dan meletakkan kantong plastik barulah Jisoo bergerak cepat dengan mengubrak-abrik isi dari kantong plastik yang berisi berbagai makanan ringan, beberapa susu kesukaan Jisoo juga beberapa minuman isotonik dan sebotol besar air mineral.
Jisoo memilih minuman isotonik yang akan membantunya menghilangkan rasa lelah dan mungkin akan menghilangkan gerah akibat dirinya yang berpeluh keringat.
Setelah meminum setengah botol dari minuman, ia tersadar Jika Rosè sedari tadi memperhatikannya dengan tatapan memelas, terlihat juga gadis itu menelan ludah.
"Mau?" Tanya Jisoo menyodorkan botol minumannya yang isinya sisa setengah.
Rosè mengangguk disertai senyum khasnya yang lucu.
Jisoo terkekeh kemudian meletakkan minuman tersebut di hadapan Rosè.
Jelas hal itu membuat Rosè mendengus jengah. Tidakkan Jisoo melihat tangannya yang penuh memegangi tali-tali balon yang sangat banyak? Rosè berani bertaruh Jisoo adalah manusia paling tidak peka dan menyebalkan.
Karena kesal dipermainkan oleh Jisoo, Rosè memaalingkan wajahnya dengan wajah yang ditekuk kesal, ia lebih memilih melihat ombak-ombak yang seakan berlarian menyusul satu sama lain.
"Siniin balonnya, apa ngga pegel dipegangin terus?" Ujar Jisoo lembut. karena tak mendapat respon apapun, Jisoo menyentuh dagu Rosè dengan jari telunjuknya, mendorongnya pelan agar wajah gadis yang lebih muda dapat melihat sempurna kecantikan si gadis pirang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨 : 𝘠𝘰𝘶 𝘈𝘯𝘥 𝘔𝘦
Fanfiction"𝘼𝙠𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙨𝙖𝙟𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙧𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙜𝙞. 𝙏𝙖𝙥𝙞 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠, 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙗𝙖𝙜𝙞𝙠𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙡𝙪𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞𝙜𝙪𝙨 𝙥𝙚𝙣𝙮𝙚𝙢𝙗𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙩�...