"Aku jadi kangen Gyuri..." ujar Rosè sambil menatap Jisoo yang menikmati elusan tangannya pada pipi si gadis yang lebih muda.
"Dia mirip banget sama kamu."
Mendengar itu Jisoo perlahan membuka matanya, wajah manis Rosè yang sedikit pucat membuatnya tersenyum lega.
"Tapi nanti aku mau punya anak yang mirip kamu, cantik kayak kamu." Ujar Jisoo sambil memegangi tangan Rosè yang masih betah berada di pipinya.
Rosè tersenyum bahagia saat Jisoo mencium telapak tangannya. Begitu pas rasa hangat yang Jisoo berikan pada tangannya yang dingin.
"Why ur hand so cold?"
"Tanganku butuh kehangatan dari kamu soalnya." Ujar Rosè dan Jisoo langsung menggenggam tangannya menggunakan kedua tangannya sambil meniupinya pelan.
"Kangen." Kata-kata Jisoo itu menimbulkan kerutan di dahi Rosè yang heran.
"Kangen apa? Siapa?"
"Kamu."
Rosè cemberut lucu, ia pura-pura kesal kemudian menyentil bibir hati Jisoo, "dasar, aku disini loh, kamu lagi pegang tanganku juga." Ujar Rosè kesal kemudian mencubit pipi Jisoo, si korban hanya diam sambil terkekeh diperlakukan seperti itu.
"Masih belum cukup, tante."
Rosè melotot mendengar bagaimana Jisoo menyebutnya. Kesal namun bercampur europhia, seketika ia deja vu saat pertama kali mereka bertemu.
"IH JANGAN PANGGIL AKU KAYAK GITU! jelek banget AH!" Rosè memekik kesal sambil terus mencubit pipi Jisoo yang tirus. Jisoo mengeluh kesakitan sambil tertawa, namun tak ada niat sama sekali melepaskan cubitan Rosè dari pipinya.
"Aduh, hahahah... kan ceritanya flashback, sayang... udah dong!" Kalah Jisoo akhirnya.
Tawa keduanya berangsur berhenti, kemudian Rosè menatapnya serius. Tangannya yang masih tertanam selang infus itu menyentuh pucuk kepala Jisoo dan mengelusnya lembut, merasakan betapa halusnya rambut hitam legam gadisnya.
"Dulu waktu aku pergi kesini sendirian terus kangen kamu, aku selalu nutup mataku terus bayangin suatu pintu kecil di dalam pikiranku sendiri, dan kamu ada di dalamnya, Kim Jisoo."
Jisoo terdiam, ia menatap Rosè dengan tatapan yang Rosè sulit artikan.
"Can i get a kiss?" Tanya Jisoo polos.
Rosè tersenyum kemudian tanpa dugaan menarik kerah kemeja yang Jisoo kenakan hingga gadis itu berdiri dari duduknya dan kini setengah menindih badannya yang masih terbaring lemas diatas ranjang rumah sakit.
Lalu bibir keduanya bertemu.
Menimbulkan rasa menyenangkan dan jangan lupakan sensasi beribu kupu-kupu yang serasa berterbangan bebas di perut keduanya.
Bibir keduanya hanya menempel saja.
Jisoo membuka matanya sekilas, melihat Rosè yang masih memejamkan matanya.
Pertemuan bibir itu kemudian berubah menjadi lumatan lembut yang serasa membuncahkan dada keduanya.
Jisoo melepaskan tautan bibir mereka, setelah kesadarannya kembali mengambil alih.
"Maaf, kalo kamu bosen dengernya, terus bertahan ya? Aku mau habisin waktu lebih lama lagi sama kamu."
...
"Dokter sendiri yang bilang kalau keadaan Rosè sudah membaik. Jadi bisakan kami melakukan rawat jalan saja?"
Sang dokter terlihat ragu, dari gesturnya yang langsung membuka kacamatanya dan menggigit bibir bawahnya, Ia menatap Jisoo yang bersikeras meminta izin untuk mempulangkan si pasien.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨 : 𝘠𝘰𝘶 𝘈𝘯𝘥 𝘔𝘦
Fanfiction"𝘼𝙠𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙨𝙖𝙟𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙧𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙜𝙞. 𝙏𝙖𝙥𝙞 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠, 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙗𝙖𝙜𝙞𝙠𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙡𝙪𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞𝙜𝙪𝙨 𝙥𝙚𝙣𝙮𝙚𝙢𝙗𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙩�...