Rosè kembali ke kamar, melihat Jisoo yang tidur dengan keadaan meringkuk dengan peluh keringat di keningnya membuat Rosè mendesah lemah, ia tak tega melihat sang gadis yang lebih muda tidur dalam kesakitan.
Satu satunya pilihan terakhir untuk menurunkan demam Jisoo adalah dengan saran ibu mertuanya.
Rosè cukup canggung dengan hal ini walaupun sebenarnya mereka sudah menikah dan memiliki atas satu sama lain.
Rosè mengambil nafas dalam kemudian menghembuskannya lembut agar ia merasa sedikit lebih tenang.
"Lo istrinya Jisoo, dan Jisoo milik lo, gapapa kok ayo... kasian deman Jisoo gak turun-turun." Monolog pelan Rosè meyakinkan dirinya sendiri agar tak merasa gugup.
...
Sinar hangat sang mentari menyilaukan matanya yang masih tertutup, mamaksa gadis bersurai hitam itu untuk segera membuka matanya karena tanda bahwa pagi sudah tiba.
Jisoo merasa pagi ini ia terbangun dengan perasaan bahagia. Aroma yang tidak asing menyambut indra penciumannya membuat ia tersenyum bahagia hingga kembali menutup matanya menikmati balutan kehangatan yang diberikan istrinya.
Jisoo merasakan Rosè memeluknya dari balik selimut yang menutupi dirinya hingga seleher, posisi Rosè yang lebih rendah darinya membuat pucuk kepala Rosè dan wajah Jisoo menempel hingga Jisoo bisa mencium aroma shampoo strawberry yang biasa di gunakan gadisnya.
Mungkin itu yang membuat suasana hatinya secerah sang mentari pagi ini, atau mungkin karena pelukan Rosè yang sangat erat yang membuatnya merasa nyaman dan hangat.
Jisoo juga merasakan dirinya lebih baik dari semalam saat ia demam.
"Eungg, tunggu?" Jisoo menyadari sesuatu.
Ia merasa kulitnya menempel ke kulit Rosè padahal seingatnya ia memakai sweater lengan panjang karena dirinya merasa kedinginan dan menggigil semalam.
Jisoo mulai meraba punggung Rosè yang terasa atau memang tak tertutupi kain namun ia merasakan bagian seperti pengait bra masih menempel.
"Eungghh"
Sepertinya gadis blonde itu mulai terusik dari tidurnya karena jari-jari Jisoo mangusap kulit punggungnya menimbulkan sensasi geli yang mengganggu.
Rosè benar-benar terbangun, ia menarik selimut tebal yang menutupi hingga akhirnya kepalanya tak tertutupi lagi, kepalanya nenyembul keluar; menengadah untuk memperlihatkan wajah imut bangun tidurnya pada gadisnya.
Rosè tersenyum dengan mata yang masih tertutup, membuat Jisoo terkekeh gemas padanya.
"Lucu." Gumamnya sembari membalas pelukan Rosè yang semakin mengerat.
Rosè sudah mempersiapkan hal ini sedari awal, ia mencoba tak gugup meski mengetahui kini mereka berpelukan tanpa menggunakan pakaian dan hanya tersisa bra saja.
"Jisoo udah mendingan?" Rosè bertanya dengan suara khas bangun tidurnya.
Mendengar hal itu membuat tubuh Jisoo dalam beberapa detik terasa menegang. Suara nada rendah Rosè terdengar uhm... sexy?
"Jisoo~" rengek Rosè karena Jisoo tidak menjawab pertanyaannya.
"Hah? Uh, aku udah mendingan, makasih." Jawab Jisoo akhirnya.
Rosè tersenyum, ia menelusupkan wajahnya pada ceruk leher Jisoo. memang benar suhu badan Jisoo kini lebih baik tidak sepanas semalam walaupun masih terasa hangat khas orang demam.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨 : 𝘠𝘰𝘶 𝘈𝘯𝘥 𝘔𝘦
Fanfiction"𝘼𝙠𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙨𝙖𝙟𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙧𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙜𝙞. 𝙏𝙖𝙥𝙞 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠, 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙗𝙖𝙜𝙞𝙠𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙡𝙪𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞𝙜𝙪𝙨 𝙥𝙚𝙣𝙮𝙚𝙢𝙗𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙩�...