23.

2.1K 255 32
                                    

Seokjin pulang dengan isi kepala yang berantakan, sepanjang ia berjalan menuju rumahnya yang dilakukan nya hanyalah menghela nafas berat.

"Ya! Seokjin!" Panggil Kim Tae hee

Seokjin menengok-di ruang keluarga terdapat bundanya, adik perempuannya dan Rosé.

"Aisssh... Apalagi ini, aku sedang tidak ingin berdebat."

Walaupun berkata demikian, Seokjin tetap melangkahkan kakinya menuju ketiga orang yang sedang berkumpul di ruang keluarga, ia memasang senyum yang dipaksakan.

"Ya bunda?" Tanya Seokjin, sungguh ia sedang lelah dan ingin cepat-cepat merebahkan dirinya di kasur kesayangannya.

"Habis darimana?" Tiba-tiba saja Kim Daekhwan menepuk lalu merangkul bahu Seokjin dari belakang.

Seokjin sedikit kaget dan tersentak, terlebih lagi dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh ayahnya itu.

"aaa.. itu... Aku..."

"Bertemu pacarnya." Timpal Jisoo dengan wajah datar.

"Yak!" Kesal Seokjin karena adiknya itu benar-benar ember!

Jisoo hanya menggidikan bahu acuh menanggapi teriakan dan tatapan tajam Seokjin.

"Kalau begitu bagus...."

"Hah?" Seokjin cengo, ia tidak percaya apa yang dikatakan oleh ayahnya barusan- ia bahkan menatap ayahnya sendiri dengan tatapan tak percaya. Seokjin menatap ayahnya dari bawah hingga atas, mencari keanehan namun yang ia dapatkan adalah tamparan pelan di pipinya.

"Ngeliatin ayah begitu banget!"

Jisoo tertawa kencang, padahal sebenarnya tidak ada yang lucu, tapi itulah Jisoo- ia tertawa terbahak-bahak karena melihat wajah konyol Seokjin.

Karena tertawa terlalu berlebihan Jisoo tersedak ludahnya sendiri, ia batuk dengan wajah memerah, di hadapannya Rosé sigap memberikan air minum diatas meja yang masih terisi penuh.

"Ih Jisoo makanya, ketawa tuh biasa aja, liat muka kamu merah banget!"

Jisoo hanya mampu terkekeh dan mengangguk kecil dan meminta maaf sambil menggaruk pipinya yang tak gatal.

Seokjin, ayah dan bundanya hanya bisa menggelengkan kepala dengan gemas, antara kesal karena sikap Jisoo dan gemas dengan perlakuan dan perhatian yang Rosé berikan.

"Nah Seokjin, duduk dulu."

Seokjin masih kebingungan, ia menuruti saja apa yang dikatakan oleh ayahnya.

"Bagaimana kabar pacarmu?"

"Usia kandungan 1 bulan." Saut Jisoo.

Bugh!!!

Seokjin melemparkan bantal sofa tepat di wajah Jisoo yang menurutnya sangat super duper menyebalkan. Sedangkan Jisoo sendiri malah tertawa santai seakan-akan mengejek.

"Santai... Santai..." Jisoo berkata tanpa suara pada Seokjin, hal itu mendapat tatapan geram dari kakak laki-laki nya.

"Jisoo..."

"Hehe, iya bunda maaf—kak Seokjin yang ganteng tapi boong maaf ya." Ucapnya dengan senyuman lebar diakhir.

"Jisoo diam dulu, ayah harus mengatakan sesuatu yang penting kepada kakakmu!" Tegas Kim Daekhwan.

Jisoo bergidik ngeri takut kalau ayahnya murka, ia langsung diam dengan tenang.

"Makanya jangan nakal." Bisik Rosé pelan disampingnya.

Jisoo hanya menyengir seperti kuda.

"Seokjin maaf untuk kesalahan ayah kemarin-kemarin yang menentang hubungan mu dengan pacar mu, ee... Siapa namanya?"

𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨 : 𝘠𝘰𝘶 𝘈𝘯𝘥 𝘔𝘦 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang