Jisoo asik menatap langit kamarnya, ia melamun dan pikirannya kosong, tidak... tunggu, pikirannya dipenuhi oleh rekaman-rekaman kejadian wajah tersenyum Rosé yang manis!
Satu sudut bibirnya terangkat, ketika tidak sengaja rekaman kejadian tadi siang terputar otomatis di kepalanya.
Jisoo menutupi kedua matanya menggunakan lengan kirinya, ia menggigit bibir bawahnya menahan senyum.
Jisoo berguling kesana kemari sambil terus tersenyum malu-malu.
"Aku juga sayang kamu!"
Meleleh! Jisoo mengubah posisinya menjadi tengkurap, kakinya menendang-nendang kearah kasur empuknya.
Ia sekuat tenaga menahan senyumannya namun gagal, Jisoo tertawa malu ketika suara lembut Rosé kembali terputar dan terdengar olehnya.
Jisoo mengangkat kepalanya yang ia tempelkan ke kasur tadi, ia menghirup oksigen sejenak kemudian kembali tersenyum.
"Aaaa bundaaa, Jisoo kayaknya udah gila!" Jisoo memekik keras, untung saja kamarnya merupakan ruangan yang kedap suara.
Ceklek!
Jisoo langsung saja menengok kearah pintu kamarnya yang dibuka oleh seseorang.
Seokjin menutup kembali pintu kamar Jisoo dan menghampiri sang adik perempuan ke ranjang lebar milik Jisoo.
Tanpa diduga, Seokjin melompat ke kasur seperti anak kecil membuat Jisoo kaget dan menendang bokong kakak laki-lakinya itu, sementara Seokjin malah tertawa puas.
"Ngapain sih, ngerusak suasana aja!" Sinis Jisoo.
"Ckck, emang nya lagi ngapain?" Tanya Seokjin penasaran.
"Ngehalu!"
"Hah?" Tawa Seokjin pecah mendengar pengakuan Jisoo sementara Jisoo menatap kakaknya malas.
"Gak ada yang penting mending keluar deh" kesal Jisoo sambil mendorong bahu Seokjin.
"Aduh...hahaha... Maaf" Seokjin belum sepenuhnya menghentikan tawanya.
"Ehem"
Jisoo memutar bola matanya malas, ia menarik selimut sampai dada dan bersandar pada kepala ranjangnya sambil memeluk bantal.
"Udah punya rencana buat gagalin perjodohan ini belum?" Seokjin menatap Jisoo penuh harap.
Jisoo terlihat sedang memikirkan sesuatu, ia mengangkat satu alisnya sambil bola matanya bergerak ke kanan dan ke kiri pelan.
"Gak ada" jawab Jisoo enteng sambil mengangkat bahunya acuh.
"Loh, kok gak ada, gimana sih!" Kesal Seokjin, ia memukul Jisoo menggunakan sebuah boneka pikachu.
"Yaa ini kan perjodohan kakak, kenapa aku yang harus pusing?"
Seokjin merotasikan bola matanya jengah, "katanya mau bantu, kalo berhasil kakak beliin apa aja yang Jisoo mau, kan gitu perjanjiannya" ujar Seokjin mengingatkan.
Jisoo tampak berfikir sejenak, "hmm... Tapi ya kak nih, liat aja ayah tuh niat banget sama perjodohan ini..."
Seokjin mendengarkan dengan baik, "terus?"
Jisoo mengambil nafas dalam, ia mendekatkan wajahnya dan menatap lurus mata Seokjin dengan intens.
"Itu artinya, kakak harus ikhlas terima perjodohan ini karena mau bagaimana pun kalau keputusan ayah sudah bulat, presiden pun ga akan bisa batalin"
Jisoo tersenyum bangga melihat raut wajah kebingungan Seokjin, jika harus jujur sebenarnya ia sedikit tidak menyukai hubungan antara Seokjin dan sowon. Pernah sekali Jisoo mendapati pacar kakaknya itu pergi ke cafe bersama pria lain dan mereka memanggil sayang satu sama lain, kejadiannya sudah lama dan Ia sudah memberi tahu Seokjin dan hal itu di selesaikan secara baik-baik oleh kakaknya dan pacarnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨 : 𝘠𝘰𝘶 𝘈𝘯𝘥 𝘔𝘦
Fanfiction"𝘼𝙠𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙨𝙖𝙟𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙧𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙜𝙞. 𝙏𝙖𝙥𝙞 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠, 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙗𝙖𝙜𝙞𝙠𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙡𝙪𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞𝙜𝙪𝙨 𝙥𝙚𝙣𝙮𝙚𝙢𝙗𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙩�...