31.

1.3K 202 51
                                    

Setelah kejadian kemarin, hubungan antara Jisoo dan Rosè sangat berubah 180 derajat, tak ada lagi keharmonisan dan kasih sayang.

Jisoo yang terlalu takut, dan Rosè yang memasang wajah angkuhnya semakin membuat nyali Jisoo menciut. Sudah 2 minggu ini Jisoo mendapat tatapan sinis dari Rosè. Jisoo rasanya tak tahan, hatinya terasa terus di hantam dan ditusuk oleh ribuan belati tajam.

Jadi ia memutuskan untuk setiap pulang sekolah pergi ke rumah orang tuanya kemudian pulang ke rumahnya larut malam.

Dan untungnya anggota keluarga Jisoo tak menanyakan tentang mengapa ia sering pulang sekolah ke rumah orang tuanya dan pulang larut malam ke rumahnya.

Jisoo sebenarnya tak tega meninggalkan Rosè di mension besarnya sendirian, namun Jisoo tak kuat mendapat tatapan sinis dan perkataan tajam yang melukai hatinya. Dan yang lebih menyakitkan ia tidak bisa membenci Rosè karena itu, ia terlalu mencintainya.

Namun sepertinya anggota keluarganya mulai curiga dengan kebiasaan rutin yang selalu Jisoo lakukan akhir-akhir ini.

"Kenapa kamu selalu pulang kesini dan pergi pulang larut malam kerumahmu, Jisoo. Apa kamu dan Rosè ada masalah?" Tanya Seokjin yang baru saja mendudukan dirinya di sebelah Jisoo.

Kini mereka sedang berada di taman belakang rumah, tanpa alas apapun kedua adik kakak itu duduk diatas rumput sembari menatap lurus pada langit malam yang bertaburan bintang.

"Hm..." jawab Jisoo singkat, mau sampai kapan ia terus menghindar dan menjawab bohong, sudah tentu tertebak pastinya ada yang salah dengan hubungan keduanya.

"Kenapa?" Tanya Seokjin lagi tapi kali ini ia fokus menatap wajah adik perempuannya.

Jisoo menghembuskan nafas pelan, kemudian ia terkekeh sambil menggaruk kepala bagian belakangnya yang tak gatal kemudian menatap Seokjin.

"Dari awal, perjodohan kami saja sudah tidak beres kak Jin. Lalu apa yang kakak harapkan dari pernikahan antara perempuan dengan perempuan?" Jawab Jisoo dengan wajah ceria, namun wajah itu tak bisa membohongi kakaknya yang mengetahui segalanya dari mata sang adik.

"Rosè itu lesbian, dia gak pernah pacaran sama laki-laki. Tentu kakak sangat mengharapkan pernikahan yang bahagia untuk kalian berdua. Kamu juga mencintainya kan?" Ujar Seokjin sangat serius hingga Jisoo menelan ludahnya sendiri dengan susah payah, ia baru berhadapan lagi dengan Seokjin yang seserius ini.

"Kak Jin tau darimana Rosè seorang— suka perempuan." Tanya Jisoo ragu.

Seokjin tertawa kecil kemudian merangkul bahu adiknya hingga mereka berpelukan menyamping.

"Kita satu kampus, dan dia itu udah pacarin banyak cewe. Rosè sih gatau kalo kita satu kampus, tapi siapa yang gatau seorang Rosèanne inceran cowok-cowok yang ternyata lebih milih pacaran sama cewek?"

Perkataan Seokjin membuat Jisoo berpikir, ia kembali teringat dengan janji yang dirinya lupakan bahwa Rosè akan menjelaskan hal ini namun sampai sekarang tak pernah Rosè membahasnya hingga Jisoo sendiri lupa.

"Jisoo mau pulang dulu kak Jin."

"Loh ngedadak?"

"Jisoo harus selesain semuanya sama Rosè."

Perkataan Jisoo membuat senyum bangga merekah di wajah tampan Seokjin, ia menepuk kedua bahu adiknya kemudian mengajaknya berdiri.

Seokjin mengantarkan adiknya hingga kedepan diantar supir pribadi keluarganya hingga gadis berbibir hati itu tak nampak lagi di jangkauan pandangannya.

•••

Jisoo memandang nanar mension besar yang berdiri kokoh dan megah namun terlihat sepi, rasanya ketika mereka masih dekat satu sama lain mension megah ini terasa nyaman dan hangat. Namun dengan secapat Jisoo menepis pikirannya itu, "mau bagaimana pun, itu hanyalah sebuah kebohongan." Ia terus mengingatkan dirinya sendiri akan hal itu.

𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨 : 𝘠𝘰𝘶 𝘈𝘯𝘥 𝘔𝘦 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang