10.

2.1K 291 37
                                    

Selama di perjalanan Jisoo hanya memandang keluar jendela, kepala dan perasaannya berkecamuk tak jelas.

hal itupun tak luput dari perhatian Seokjin, tidak biasanya adik perempuan nya yang ceria itu menjadi pendiam seperti ini. Namun Seokjin tidak berniat bertanya mungkin Jisoo hanya kelelahan.

"Dek, lagi cape ya? Kalo lagi cape kenapa gak bilang kalo gitu kan gapapa ga usah ikut"

Jisoo mengalihkan pandangannya pada Seokjin yang sedang fokus menyetir, Jisoo berdecak cukup nyaring dan menatap kakaknya itu jengah.

"Jisoo laper! Bisa cepetan dikit gak sih bawa mobilnya?"

Bukannya marah ataupun kesal karena Jisoo berbicara dengan nada tinggi kepadanya, Seokjin malah terkekeh gemas dan mengacak rambut adik perempuan satu-satunya itu.

"Ih apaan si, jangan pegang-pegang yaa, aku sudah mandi!" Sentak Jisoo sambil menepis tangan kekar kakaknya dari kepalanya.

Tawa Seokjin semakin menjadi, sementara Jisoo menatap kakaknya itu penuh arti, Seokjin yang ceria dan tertawa lepas seperti ini membuat segala hal yang berkecamuk di kepalanya menghilang begitu saja, Seokjin kakak laki-laki terbaik di dunia! Itulah gelar yang ia berikan kepada kakaknya. Ketika orang tuanya sedang sibuk dengan urusan pekerjaan, Seokjin mampu menjadi orang tua kedua bagi Jisoo.

"Heh bocil, pindah ke belakang"

Seokjin menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Jisoo membuat lamunan dan segala pujiannya dalam hati untuk Seokjin ia tarik kembali.

Jisoo mendengus sebelum akhirnya ia pindah ke kursi belakang tanpa keluar dulu melalui pintu.

"Heh!" Kaget Seokjin karena Jisoo main pindah begitu saja tanpa keluar dahulu.

Jisoo memutar bola matanya malas, ia melipat kedua tangannya di dada.

"Yang penting udah pindah!"

Terlihat seorang wanita berperawakan tinggi dengan rambut hitam panjang tergerai berjalan menuju mobil mereka.

"Hai" sapa Seokjin lembut pada wanita tersebut, tak lupa ia melemparkan senyuman manisnya pada pacarnya itu.

Setelah saat-saat dramatis Dimana kedua insan itu saling memberi pelukan hangat yang ksksnsjsks bagi Jisoo, akhirnya ia kembali duduk santai saat Seokjin mulai menjalankan mobilnya.

"Jisoo makin cantik aja"

Jisoo terkekeh bangga, "udah dari lahir emang"

...

Jisoo melahap makanannya penuh kekesalan, ia diam-diam menatap dua orang dihadapannya dengan tatapan kedengkian, sedari tadi bibir hatinya komat Kamit merutuki mengapa dirinya setuju ikut dengan Seokjin jika akhirnya ia malah menjadi obat nyamuk dan hanya bisa menyaksikan adegan uWu sementara dirinya itu masih Jomblo sama seperti reader yang lagi baca ini, hiks...

"Ck! Tau gini mana mau ikut kalo cuman jadi obat nyamuk aja!" begitulah salah satu dari beribu gerutuan yang terus ia ucapkan sedari tadi.

Oh ya, mereka sedang berada di cafe, ini sudah pukul 1 siang dan mereka bertiga memutuskan untuk makan siang bersama disini.

Lama-lama Jisoo menjadi bosan sendiri, ia mengeluarkan ponselnya dari saku celana jeans yang ia pakai.

Refleks tanpa sadar bibir hatinya merekah menjadi sebuah senyuman manis saat membaca notifikasi pesan.

Disana tertulis kalau Rosé banyak sekali mengiriminya pesan. Setelah semalam ia mengucapkan kata yang tak jelas mungkin membuat Rosé khawatir, Eh untuk apa?

𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨 : 𝘠𝘰𝘶 𝘈𝘯𝘥 𝘔𝘦 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang