Rosé menutup pintu kamarnya rapat dan tak lupa menguncinya, punggungnya bersandar pada pintu kayu berwarna coklat itu.
Ia menghela nafas pelan, perkataan ayahnya selalu membuatnya sesak dan bingung, ayahnya selalu mengatakan seolah-olah ia akan meninggalkan dirinya, belum lagi soal masalah perjodohan dirinya dengan putra Kim Daekhwan.
Ia tidak yakin dengan perjodohan ini ketika melihat bagaimana sikap seokjin tempo hari yang ogah-ogahan bertemu dengannya.
Ditambah lagi ucapan Jisoo yang mengatakan kalau Seokjin sering berganti-ganti pacar membuatnya ragu menerima perjodohan ini.
Tapi ayahnya sudah sangat percaya pada Kim Daekhwan dan Kim seokjin untuk menjaganya, ia tidak mengerti menjaga dalam artian apa namun mungkin artinya menyerahkan dirinya untuk dijodohkan dengan Seokjin.
Rosé mengacak pelan rambutnya, ia berjalan menuju ranjangnya dan menjatuhkan dirinya pada kasur empuk itu.
Ia memejamkan matanya sejenak, tiba-tiba wajah seorang gadis yang membuatnya kembali merasakan perasaan terlarang itu muncul untuk seperkian detik, karena itu Rosé langsung kembali membuka matanya.
Dengan sedikit tergesa-gesa Rosé mengambil ponselnya yang sedang di charger diatas nakas disebelah ranjangnya.
Ia membuka pesan dari Jisoo. entahlah, hanya ingin.
Soo💛
|Maaf kak Rosé, bukan bermaksud mengabaikan pesan kakak, tapi tadi siang ponselku kehabisan baterai.
|Kakak sudah makan malam?
|Kakak membalas dendam karena tadi siang aku mengabaikan kakak ya?Rosé terkekeh, segala hal yang memenuhi pikirannya menguap begitu saja karena ia membaca pesan Jisoo yang menurutnya lucu.
Soo💛
Ya, aku marah karena kamu mengabaikan pesanku.|
|Maafin dehh
|Yaa??◉‿◉Rosé tertawa karena Emoji yang di berikan Jisoo, menurutnya itu imut tapi err...
Kirim aku pesan suara, ucapkan aku selamat malam~|
Rosé menempelkan ujung ponselnya pada dagunya menunggu Jisoo membalas pesannya menggunakan pesan suara mengucapkan selamat malam, ia tersenyum sambil memandang keluar dari Jendela terlihat pemandangan kota malam hari.
Gadis bersurai blonde itu merasa hatinya berbunga-bunga, di sisi lain, hal itulah membuatnya merasa khawatir. namun, ia mengenyampingkan perasaan khawatirnya, biarlah segalanya mengalir sendiri begitu adanya.
...
Jisoo menggaruk kepalanya bingung, ia belum pernah mengirimi orang sebuah pesan suara, tidak untuk Jennie, Jaehyun, kakaknya, bahkan orang tuanya sekalipun.
Ini akan menjadi pertama kalinya ia mengirim seseorang sebuah pesan suara dan Jisoo gugup untuk itu.
Ia mulai menarik nafas dan menekan tombol untuk pesan suara, "selamat malam~"
Terkirim, Jisoo penasaran dengan suara yang ia kirim apakah bagus atau tidak, jadi Jisoo mengulang dan mendengarkan kembali Suara nya.
"Ahahahahha kayak penjual baso borak yang lagi di wawancara"
Jisoo mengusap ujung matanya yang berair karena terlalu puas menertawai suaranya yang terdengar aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨 : 𝘠𝘰𝘶 𝘈𝘯𝘥 𝘔𝘦
Fanfiction"𝘼𝙠𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙨𝙖𝙟𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙧𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙜𝙞. 𝙏𝙖𝙥𝙞 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠, 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙗𝙖𝙜𝙞𝙠𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙡𝙪𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞𝙜𝙪𝙨 𝙥𝙚𝙣𝙮𝙚𝙢𝙗𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙩�...