16.

1.7K 262 31
                                    

"aku benar-benar lega saat ini." Park Hyun woo memandang lurus sambil tersenyum tulus dibalik masker oksigen nya.

"Aku tidak bisa mempercayai siapapun kecuali kau Daekhwan-ah."

Kim Daekhwan menghela nafas pelan, memperhatikan suaminya, Kim Tae hee menggenggam tangan Kim Daekhwan erat mencoba menyalurkan kekuatan.

Kim Tae hee tau, bagaimana perjuangan kedua lelaki ini sampai bisa berhasil seperti ini, Kim Daekhwan sendiri telah menganggap Park Hyun woo sebagai saudaranya sendiri, pasti perasaan Kim Daekhwan campur aduk melihat kondisi sahabatnya itu.

"Tolong jaga Rosé apapun keadaanya jangan serahkan dia pada orang lain selain keluarga kalian, aku mempercayai mu."

"Berhenti berbicara seolah-olah kau akan pergi, berhenti... Kau akan sembuh Hyun woo-ah." Ucap Kim Daekhwan menatap sendu sahabatnya yang terbaring lemah.

Park Hyun woo terkekeh, namun wajahnya jelas mengatakan kalau itu merupakan tawa yang pedih.

"Aku bahkan bisa melihat istriku tersenyum sekarang." Park Hyun woo menengadah, meluruskan pandangannya menatap atap berwarna putih agar air matanya tak jatuh.

"Rosé akan bersedih jika kau menyerah begitu saja, dia masih butuh sosok ayah saat ini, dia hanya merasakan kasih sayang ibunya sebentar, lalu kau akan menyerah begitu saja Hyun Woo? Ayah macam apa kau ini?!" Kim Daekhwan sedikit meninggikan perkataannya diakhir.

"Jadilah sosok ayah pengganti untuknya Daekhwan, memang benar aku ayah yang payah." Ucapnya diakhiri senyum dan menatap Kim Daekhwan tulus.

"Kau bicara apa Hyun woo! Tidak ada yang bisa menggantikan posisimu di hati Rosé, tidak akan bisa..."

...

"Rosé!"

Rosé berbalik, terlihat Seokjin berlari kerahnya.

Tangannya menumpu pada lututnya, Seokjin mengatur nafasnya sebentar lalu kemudian berdiri tegak menatap Rosé.

"Haaah... Kenapa tiba-tiba lari gitu sih? Papah mu khawatir tadi." Seokjin masih mencoba mengatur nafasnya.

"Seokjin, aku tidak bisa, sungguh..." Rosé berujar frustasi sambil mengusap wajahnya kasar.

Seokjin menghela nafas berat, ia maju selangkah mendekati Rosé dan membawa gadis berambut pirang itu dalam pelukannya. Mereka sama-sama tidak bisa menerima perjodohan ini, namun keadaan benar-benar tak mengizinkan mereka untuk mengemukakan pendapat dan mengajukan kalau mereka tidak punya rasa yang lebih dari teman sejauh ini. Pelukan Seokjin tidak berarti apa-apa, hanya sebagai penenang dari seorang teman yang merasakan hal yang sama. Ya, setelah beberapa waktu ini mereka dekat namun hanya sebagai teman, berbeda dengan apa yang orang tua mereka inginkan.

Rosé cepat-cepat menghapus jejak air matanya, ia perlahan melepaskan pelukannya dan menatap Seokjin serius.

"Seokjin, aku ingin jujur padamu."

Seokjin tersenyum tipis dan mengangguk.

"I'm a lesbian. Aku tidak akan pernah bisa tertarik pada lelaki manapun."

Seokjin mematung sejenak, ia kembali menatap Rosé yabg menutupi wajahnya dengan frustasi.

Seokjin menghela nafas pelan dan tersenyum lembut, tangan kanannya ia gunakan untuk memegang dan menjauhkan kedua tangan kecil Rosé yang menutupi wajahnya sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk mengusap surai blonde Rosé.

𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨 : 𝘠𝘰𝘶 𝘈𝘯𝘥 𝘔𝘦 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang