"Kamu gak perlu pergi dari rumah kayak gini. Aku bisa rawat kamu supaya kamu sembuh, sedangkan disini? Siapa yang rawat kamu? Kamu sakit kayak gini tapi masih tetep kerja? Kamu gila ya?!"
Jisoo tak ada henti-hentinya mengomel, membuat Rosè hanya bisa terkekeh melihatnya, setidaknya rindu nya sudah terbalaskan sekarang. Saling berpelukan seakan mimpi bagi keduanya, mereka berpelukan erat seakan tak ada lagi hari esok untuk melakukannya.
Rosè kira, Jisoo akan membencinya setelah apa yang ia lakukan pada gadis berbibir hati itu. Tapi nyatanya kadar cinta dan kasih sayang gadisnya padanya tak sedikit pun berkurang. Tatapannya, kelembutannya caranya berbicara padanya, kehangatannya tak ada yang berubah sama sekali. Masih sama seperti Jisoo nya dulu yang begitu suka dengan susu strawberry.
"Kamu masih suka minum susu stroberi?" Tanya Rosè yang malah melenceng dari apa yang sedang Jisoo bicarakan.
Jisoo mendengus, "aku lagi ngomongin soal kamu dan kesehatan kamu, malah alihin pembicaraan!"
Ah, Jisoonya merajuk, pikir Rosè hingga membuatnya terkekeh geli.
"Aku gak pernah absen buat kemoterapi, aku juga udah ngejalanin transplantasi tulang sumsum, harapan hidupku masih banyak, Jisoo. Seenggaknya itu yang dokter bilang." Rosè membelai wajah Jisoo yang ditekuk karena ngambek, perlahan wajah masam itu malah terlihat bersemu merah membuat Rosè lagi-lagi harus menahan tawanya.
"Jangan sentuh aku kayak gitu, malu." Jisoo berucap malu-malu.
Rosè menurut ia berhenti mengusap wajah Jisoo namun menelusupkan wajahnya pada bahu Jisoo, mencari posisi yang nyaman. Mereka berpelukan sambil tiduran di ranjang rumah sakit.
Sebenarnya banyak yang ingin Jisoo utarakan, namun ia rasa waktunya belum tepat. Ia masih ingin bermanja sepuasnya pada kekasihnya yang sudah lama ia rindui.
"Aku kangen di ceritain tentang rasi bintang sama kamu."
"Aku ceritain lagi kalau kamu udah sembuh."
"Jisooooo pleaaaseee!"
Jisoo tetap menggeleng tak mau, "kamu harus sembuh, baru nanti aku ceritain tentang rasi bintang lagi."
"Jahat banget, Jisooo~" Rosè cemberut lucu tapi Jisoo tak terpalingkan, ia kekeh dengan ucapan nya barusan.
"Sekarang jujur dulu, kenapa kamu pergi gitu aja? Aku sedih tau." Bibir hati Jisoo maju beberapa centi selaras dengan wajahnya yang terlihat sendu, kesedihan benar-benar terpancar di wajah manis Jisoo.
"Maaf... aku—"
Belum sempat Rosè memberikan pernyataannya, pintu ruangan diketuk dan membuat mereka sedikit kaget.
Jisoo langsunh turun dari ranjang rumah sakit itu lalu membukakan pintu.
"Tolong lain kali pintu nya jangan di kunci ya? Khawatirnya terjadi sesuatu dengan pasien dan pekerjaan tim medis bisa saja terhambat dan berakibat fatal bagi pasien sendiri." Kata suster yang membawa makan siang untuk Rosè
Jisoo tersenyum canggung sambil menggaruk kepala bagian belakangnya, ia meminta maaf sekilas lalu mempersilahkan suster untuk masuk.
Suster tak hanya mengantarkan makanan, ia juga mengecek dan mencatatat keadaan Rosè.
"Aku suapin ya?"
Rosè mengangguk meski ia sebenarnya tak selera melihat bagaimana visualisasi makanannya.
"Gak enak." Kata Rosè menerima suapan pertama dari Jisoo.
"Sambil liatin aku, nanti jadi enak." Niatnya Jisoo ingin menggoda Rosè, tapi ia lupa kalau suster masih di sana. Suster tersebut terkekeh kecil membuat Jisoo malu setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨 : 𝘠𝘰𝘶 𝘈𝘯𝘥 𝘔𝘦
Fanfiction"𝘼𝙠𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙨𝙖𝙟𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙧𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙜𝙞. 𝙏𝙖𝙥𝙞 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠, 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙗𝙖𝙜𝙞𝙠𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙡𝙪𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞𝙜𝙪𝙨 𝙥𝙚𝙣𝙮𝙚𝙢𝙗𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙩�...