"Ini tuh tahu isi, Jisoo." Seokjin menyodorkan tahu isi sayuran buatan bundanya pada Jisoo yang baru saja turun dari kamarnya diatas, kentara sekali gadis berbibir hati itu baru bangun tidur.
Dengan paksaan keras dari kedua orangtuanya, Jisoo akhirnya mau untuk menginap di mension kediaman Keluarga Kim untuk satu hari.
"Iya tau." Jawab Jisoo singkat, ia masih sedikit mengantuk.
Seokjin tersenyum melihat muka bantal adiknya yang acak-acakan, "kalau gak ada isinya apa coba namanya?"
Jisoo menatap Seokjin dengan malas, ia paling ogah kalau ditanya atau diajak ngobrol waktu habis bangun tidur. Tolonglah, nyawanya belum ke kumpul semua dan ia terlalu lemas untuk mengeluarkan suaranya.
Jadinya Jisoo hanya mengangkat alisnya saja sebagai tanda ia bertanya.
"Ya gak tahu."
"..."
"BWAHAHAHAHA"
Tiba-tiba saja Kim Daekhwan datang dengan gelak tawanya yang menggelegar, ayah dari 2 anak itu tertawa sambil menggendong cucu pertamanya karena Sowon dan Kim Tae hee hanya menyimak sambil memasak di dapur, mereka juga ikut tertawa mendengar gelak tawa Kim Daekhwan.
"Ayah kok ketawa, aku bahkan gak ngerti jokesnya kak Jin." Tanya Jisoo heran.
"Yak gak tahu, Jisoo." Seokjin ikut tertawa bersama ayahnya.
"Apaan sih, prik!"
Jisoo memilih mengambil Gyuri dari ayahnya yang masih sibuk tertawa bersama kakaknya, entah apa yang lucu dari jokes Seokjin.
"Gyuri lucu bangeeetttt." Saking gemasnya Jisoo, ia menggigit pipi gembul keponakannya hingga sang bayi berumur 2 bulan itu meronta dari kukungan Jisoo.
Dengan tangan mungilnya, Gyuri berhasil memukul mata Jisoo hingga kecolok, Jisoo mengaduh kesakitan sementara anggota keluarga yang lainnya hanya tertawa menyaksikan interaksi antara Jisoo dan gyuri.
"Makanya iseng sih pake gigit pipi Gyuri segala, udah tau dia galak kaya aunty nya."
Jisoo mencebik kesal, ia menatap tajam pada Gyuri namun bayi itu malah tertawa hingga kembali mengundang gelak tawa lagi dari anggota keluarga.
"Udah, ayo makan dulu." Titah Kim Tae hee.
Sowon akhirnya mengambil Gyuri dari pangkuan Jisoo. Sowon memanggil pengasuh Gyuri untuk sementara ia makan bersama keluarga Kim.
"Habis ini Jisoo mau lanjut kuliah kemana?"
Pertanyaan sang bunda membuat tangan Jisoo yang sedang mengambil makanan terhenti, ia menghela nafas pelan kemudian tersenyum dan melanjutkan aktifitasnya mengisi piringnya dengan makanan yang akan ia santap.
"Australia, Jisoo mau ngambil jurusan manajemen kayak yang ayah bilang supaya Jisoo bisa nerusin perusahaan ayah."
Semua anggota keluarga mengangguk mengerti kecuali Kim Daekhwan yang menatap sayu pada putrinya, ia tahu betul alasan Jisoo ingin melanjutkan study nya ke Australia, namun ini bukan saat yang tepat untuk bertanya. Jadi Kim Daekhwan hanya diam dan acara sarapan bersama itu berjalan dengan khidmat.
Setelah sarapan mereka selesai, anggota keluarga Kim itu kembali ke dalam kamar masing,-masing. Begitu pun Jisoo.
Setelah masuk ke kamar dan menguncinya, Jisoo membuka laci mejanya benda yang dibungkus kardus kecil berbentuk persegi itu ditatap Jisoo dengan seksama. Benda yang membuatnya untuk sejenak bisa rileks dan berhenti memikirkan Rosè.
Jisoo mengambil sebatang kemudian mengambil sebuah korek api elektrik. Rokoknya sudah ia jepit di bibirnya, namun aksinya untuk menyalakan api dari koreknya itu harus ia hentikan dengan sedikit rasa kaget karena ada yang mengetuk pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨 : 𝘠𝘰𝘶 𝘈𝘯𝘥 𝘔𝘦
Fanfiction"𝘼𝙠𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙨𝙖𝙟𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙧𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙜𝙞. 𝙏𝙖𝙥𝙞 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠, 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙗𝙖𝙜𝙞𝙠𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙡𝙪𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞𝙜𝙪𝙨 𝙥𝙚𝙣𝙮𝙚𝙢𝙗𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙩�...